Religiusitas Dalam Perspektif Islam

faktor-faktor sosial lainnya. Salah satu fakor yang dapat menentukan tinggi rendahnya tingkat kecerdasan emosional adalah kepribadian dimana tingkat religiusitas salah satu faktornya.

2. Kecerdasan Emosional

a. Pengertian Kecerdasan Emosional

Dalam makna paling harfiah, Oxford English Dictionary mendefinisikan emosi sebagai “Any agitation or distrubance of mind, feeling, passion, any vehement or excited mental state”. 22 Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa emosi adalah keadaan yang sangat mempengaruhi perilaku individu. Emosi merupakan reaksi terhadap perangsang dari luar maupu dalam diri individu yang berkaitan dengan perubahan fisiologis dan psikis. Menurut Lazarus sebagaimana dikutip oleh Riani Mashar mengatakan bahwa emosi dapat didefinisikan sebagai Keadaan yang kompleks pada diri organisme, yang meliputi perubahan secara badaniah dalam bernapas, detak jantung, perubahan kelenjar-dan kondisi mental, seperti keadaan menggembirakan yang ditandai dengan perasaan yang kuat dan biasanya disertai dengan dorongan yang mengacu pada suatu bentuk perilaku. 23 Menurut Lewis dan Haviland-Jones emosi dapat diartikan sebagai aktivitas badaniah secara eksternal, atau reaksi meyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap peristiwa atau suatu kondisi mental tertentu. 24 Sedangkan menurut Robert K. Cooper dan Ayman Sawaf, dalam bukunya, Executive EQ, kata emotion bisa didefinisikan dengan gerakan movement, baik secara metamorfosis maupun literal; kata emotion adalah kata yang menunjukkan gerakan perasaan. 25 22 Netty Hartaty, TAZKIYA Journal of Psikologi vol.6 no.1, Ciputat: Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006, h.55. 23 Riani Mashar, Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya, Jakarta: Kencana, 2011, Cet. 1, h. 16. 24 Ibid., 25 Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21, Bandung: ALFABETA, 2005, Cet. 1, h. 176. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa emosi adalah keadaan yang sangat mempengaruhi perilaku individu. Emosi merupakan reaksi terhadap perangsang dari luar maupu dalam diri individu yang berkaitan dengan perubahan fisiologis dan psikis. Para peneliti berdebat tentang emosi mana yang benar-benar dapat dianggap sebagai emosi primer. Sejumlah teoritikus mengelompokkan emosi dalam golongan-golongan besar. Jenis-jenis emosi tersebut adalah: 1 Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, dan yang paling hebat, tindak kekerasan dan kebencian patologis. 2 Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa, dan jika menjadi patologis – depresi hebat. 3 Rasa takut: cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, waspada, sedih, tidak tenang, ngeri, dan jika menjadi patologi, -fobia dan panik. 4 Kenikmatan: bahagia, gembira, ringan, puas, riang, senang, terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, rasa terpesona, rasa terpenuhi, kegirangan luar biasa, dan batas ujungnya-mania 5 Cinta: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, kasih. 6 Terkejut: terkejut, terkesiap, takjub, terpana. 7 Jengkel: hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah. 8 Malu: rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati hancur lebat. 26 Petunjuk tentang emosi manusia terdapat dalam al-Quran, dan lebih ditekankan pada jenis-jenis emosi yang dimiliki manusia itu sendiri dan kapan emosi itu muncul. Allah dalam al- Qur’an menjelaskan tentang jenis-jenis emosi manusia seperti : 1 Takut. Emosi ini dijelaskan antara lain dalam surah Al-Anfal:2, Asy- Syu’ara:14, Az-Zumar:13. 2 Marah. Emosi ini antara lain dijelaskan dalam surah Al- A’raf: 150; dan Ali Imran: 119. 3 Cinta. Emosi ini dijelaskan antara lain dalam surah al-Baqarah : 165; Al-Adiyat :8 4 Senang atau gembira. Emosi ini dijelaskan antara lain dalam surah Ar- Rad: 26; Al-Insan: 11 26 Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional, Terj. T. Hermaya, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004, cet. 14, h. 412-413. 5 Benci. Emosi benci dijelaskan dalam surah An-nisa: 19 dan A-hasyr :10. 6 Cemburu. Emosi ini dijelaskan Allah dalam surah Yusuf : 8-9 7 Dengkiiri hati. Penjelasan emosi ini diungkapkan dalam surah An-nisa: 54, Al-Falaq: 5 8 Penyesalan. Emosi ini dijelaskan dalam surah al-Qiyamah: 1-2, Al- Maidah 30-31 9 Sedih. Emosi ini dijelaskan antara lain dalam surah Yusuf: 84-86, Ali- Imran: 176 10 Bahagia. Penjelasan tentang emosi bahagia ini dikemukakan dalam surah Ar- Ra’d: 26, Yunus: 57-58. 27 Kecerdasan manusia yang dianggap sebagai faktor penting yang dapat mempengaruhi terhadap prestasi seseorang, yakni kecerdasan emosional. Istilah kecerdasan emosional pertama kali dilontaran pada tahun 1990 oleh Salovey dan John Mayer yang menerangkan kualitas kecerdasan emosional yang penting bagi keberhasilan. Kualitas-kualitas ini antara lain adalah empati, mengungkapkan dan memahami perasaan, mengendalikan amarah, kemandirian, kemampuan menyesuakan diri, disukai, kemampuan memecahkan masalah antar pribadi, ketekunan, kesetiakawanan, keramahan dan sikap hormat. 28 Goleman sebagaimana dikutip Netty Hartaty mengungkapkan bahwa kecerdasan emosi atau Emotional Quotient EQ adalah Suatu kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi to manage our emotioallife wth intelligence. Menjaga keselarasan emosi dan pengungkapan nya the appropriateness of emotion and its expression melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivai diri, empati dan keterampilan sosial. 29 Sedangkan kecerdasan emosional menurut Salovey dan Mayer adalah Kecerdasan sosial yang berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam memantau baik emosi-dirinya maupun emosi orang lain, dan juga kemampuannya dalam membedakan emosi dirinya dengan emosi orang lain, 27 Netty Hartaty, op.cit., h.55-56. 28 Lawrence E. Shapiro, Mengajarkan Emosional Intelligence pada Anak, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003, h. 5. 29 Netty Hartaty, op.cit., h.55.