banyak kesempatan untuk berbicara. Mereka bisa membuat siswa di kelas lebih bersemangat, bisa mendorong siswa- siswa untuk berbicara, sehingga mereka
termotivasi untuk berbicara Bahasa Inggris. 3 Kriswanti tahun 2006 mengkaji bahwa Information Gap Task dapat merubah perilaku
belajar siswa ke arah positif yang diikuti dengan peningkatan keterampilan menyampaikan informasi siswa setelah diterapkan pembelajaran menyampaikan
informasi dengan teknik information gap. 4 Mustofa tahun 2009 menyatakan information gap mampu mengatasi masalah
kelancaran fluency siswa dalam berbicara Bahasa Inggris. Teknik ini akan mendorong siswa tidak tertekan dan ketakutan berbicara bahasa Inggris karena akan
lebih santai berbicara bahasa Inggris dengan teman sebaya dibandingkan mereka harus berbicara bahasa Inggris di depan kelas sendiri.
Dari hasil-hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa information gap task dapat merubah perilaku siswa menjadi lebih positif dalam menerima materi serta dapat membuat
mahasiswa menjadi lebih percaya diri dalam berbicara dan dapat membuat mereka bersemangat. Perbedaan dengan penelitian terdahulu, penulis ingin melakukan penelitian
dengan Information Gap Task sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa dalam Bahasa Inggris.
2.8 Kerangka berfikir
Tujuan pembelajaran bahasa Inggris berbasis kompetensi adalah pencapaian kompetensi itu sendiri, baik lisan maupun tulisan. Bahasa Inggris digunakan sebagai sarana belajar.
Keberhasilan proses belajar Bahasa Inggris dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: dosen, mahasiswa, teknik, lingkungan belajar dan lain-lain.
Penggunaan salah satu teknik pembelajaran yaitu information gap tasks dapat diterapkan sebagai variasi dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu perlu adanya kreatifitas dari
seorang pengajar supaya proses pembelajaran bisa berjalan optimal. Maka dari itu perlu adanya tindakan-tindakan nyata baik peneliti maupun peserta penelitian tersebut, yang secara
aktif mengamati proses pembelajaran untuk menemukan masalah, mengidentifikasi masalah tersebut, merencanakan tindakan untuk mengatasi masalah, melakukan tindakan dan
observasi serta mengevaluasi bersama-sama. Penelitian ini dilanjutkan dengan berbagai upaya peningkatan.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas PTK merupakan penelitian yang meneliti masalah-masalah yang
ada di dalam kelas. PTK ini diharapkan dapat memperbaiki masalah-masalah yang sedang dialami oleh siswa di dalam kelas. Penelitian dalam bagian ini diuraikan tentang tempat dan
waktu penelitian, jenis penelitian, gambaran subyek penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran
yang didasarkan atas pertimbangan bahwa 1 analisis masalah dan tujuan penelitian yang menuntut sejumlah informasi dan tindak lanjut berdasarkan prinsip daur ulang, 2 menuntut
kajian dan tindakan secara reflektif, kolaboratif, dan partisipatif berdasarkan situasi alamiah yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran. Masalah penelitian yang harus dipecahkan
berasal dari persoalan praktik pembelajaran di kelas. Oleh karena itu Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang seharusnya dilakukan oleh
seorang dosen.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di ABA Dian Cipta Cendikia DCC Bandar Lampung gedung B yang terletak di Jalan Zaenal Abidin Pagar Alam No. 1 Gedung Meneng Bandar Lampung.
Subyek penelitian kelas D3-BI1 semester 3 tahun akademik 2011-2012.
3.2.2 Waktu Penelitian