Lama Tindakan Indikator Keberhasilan

Observasi awal untuk menemukan permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran dikelas dalam penelitian ini akan di laksanakan pada tahun ajaran 20112012. Pelaksanaan penelitian direncanakan tiga siklus selama tiga minggu dan setiap minggu ada dua kali pertemuan dan setiap pertemuan hanya 90 menit. pertemuan pada bulan November 2012 pada jam mengajar peneliti.

3.3 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan classroom action research penelitian tindakan kelas yang berfokus pada upaya mengubah kondisi nyata sekarang kearah kondisi yang diharapkan. Penelitian tindakan kelas dilakukan secara fokus pada masalah penelitian, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi-interpretasi, analisis dan refleksi. Dalam setiap siklus akan diawali dengan penentuan masalah, perencanaan skenario pembelajaran yang meliputi: tujuan, jenis kegiatan dosen dan mahasiswa, pembelajaran dikelas, lembar observasi, angket, Satuan Acara Perkuliahan SAP, teknis pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Kelas yang dilibatkan yaitu kelas D3 Bahasa Inggris BI1 di ABA DCC Bandar Lampung.

3.4 Lama tindakan dan indikator keberhasilan

3.4.1 Lama Tindakan

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Program Studi Bahasa Inggris. Penelitian berlangsung selama satu semester. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester tiga tahun akademik 20112012 yaitu D3BI1, dimana kelas berjumlah 30 mahasiswa di ABA DCC Bandar Lampung.

3.4.2 Indikator Keberhasilan

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan bentuk kolaborasi. Peneliti menjadi pihak kolaborator yang melaksanakan pembelajaran yang dirancang oleh peneliti untuk dilaksanakan dikelas dan mengundang seorang dosen Bahasa Inggris sebagai observer, khususnya dosen yang memiliki spesialisasi mengajar mata kuliah Speaking agar dapat melakukan pengamatan proses pembelajaran secara efektif dan juga mengamati kegiatan dosen pada tahap-tahap pembelajaran. Adapun indikator keberhasilan dapat dilihat melalui : 1. Penilaian kemampuan menyusun Satuan Acara Perkuliahan SAP. Kategori penilaian SAP sebagai berikut : 4 amat baik, 3 baik, 2 cukup, 1 kurang. sumber Pedoman Akademik ABA DCC Bandar LampungAPKG yang telah direvisi dalam lokakarya akademik. Penyusunan SAP dinyatakan berhasil jika adanya peningkatan penilaian SAP dari siklus pertama ke siklus berikutnya, dan siklus tindakan akan diberhentikan jika penilaian SAP mencapai standar nilai 3 baik 2. Proses pembelajaran dinyatakan berhasil bilamana adanya peningkatan jumlah mahasiswa yang aktif dari siklus pertama ke siklus berikutnya, dan siklus tindakan akan dihentikan jika jumlah mahasiswa yang aktif dalam proses pembelajaran mencapai 75 dan mahasiswa terlihat aktif pada tiga hingga empat aktifitas dari semua proses pembelajaran sumber pedoman akademik ABA DCC Bandar Lampung 3. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran diberikan pada tiap siklus. Analisa tes dapat dilakukan melalu face validity, reliability dan practicality-authenticity.Tes kemampuan berbicara ini dapat ditinjau dati tiga aspek utama, antara lain: validity, reliability, dan practicality Harris, 1977:21. Tiga aspek tersebut membantu peneliti untuk menilai tes. Tes disebut valid jika bisa menunjukkan kemampuan siswa yang sebenarnya, seperti; artikulasi, penenmpatan tekanan, intonasi, pilihan kata, penguasaan topik dan kelancaran. Dari face validity, test tersebut valid jika memenuhi beberapa criteria, seperti: tersusun dengan baik, dapat dikerjakan secara jelas, dan tidak menyulitkan siswa, memiliki instruksi yang jelas, mengacu pada kurikulumnya, dan memberikan tantangan kesulitan. Dan dari segi reliability reliabilitas tes tersebut reliable bila memiliki instruksi yang jelas. Dan dalam, pengujian tes berbicara, untuk mengurangi subjektifitas maka penyekoran bisa digunakan inter-rater reliability artinya keandalan antar penilai. Disini nilai dikatakan andal ketika ada dua penguji memberikan nilai yang sama dalam satu waktu. Dalam hal practicality, tes tersebut practical karena menghemat waktu, juga dalam authenticity jika tes tersebut menghubungkan kemampuan murid pada kehidupan sehari-hari dan interaksional dalam kemampuan berbahasa. Evaluasi pembelajaran dinyatakan berhasil bilamana adanya peningkatan aktifitas mahasiswa mulai dari siklus I, II, dan III memenuhi indicator keberhasilan, keterampilan berbicara Bahasa Inggris mahasiswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM yakni 70 maka tindakan akan dihentikan. 4. Peningkatan prestasi belajar keterampilan berbicara mahasiswa diamati melalui nilai hasil tes diakhir siklus tindakan. Peningkatan prestasi belajar keterampilan berbicara dinyatakan berhasil jika adanya peningkatan jumlah mahasiswa yang tuntas dari siklus pertama ke siklus berikutnya, dan siklus tindakan akan dihentikan jika jumlah mahasiswa yang tuntas belajar mencapai 70 dari proporsi mahasiswa dalam satu kelas dengan nilai ketuntasan 71. Kriteria penilaian sebagai berikut : A 100-81, B 80-71, C 70-61, D 60-51 dan E 50-0. sumber Penilaian Acuan Baku BAAK Perguruan Tinggi DCC Bandar Lampung.

3.5 Rancangan Penelitian Tindakan Kelas

Dokumen yang terkait

IMPROVING STUDENTS’ SPEAKING ABILITY THROUGH INFORMATION GAP TECHNIQUE AT THE FIRST GRADE OF SMAN 3 BANDAR LAMPUNG

0 9 58

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS MELALUI TEKNIK 4/3/2 PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI GEDONGTATAAN PESAWARAN LAMPUNG

1 21 78

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VI SD XAVERIUS 3 BANDAR LAMPUNG

5 30 39

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris Melalui Model Pembelajaran Number Head Together Pada Siswa Kelas IV SDN Yosodipuro Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

0 2 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAKAN Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Dengan Menggunakan Media Lagu Di Kelas 4 SD Negeri Nayu Barat 1 Surakarta Tahun Ajaran 2012/201

0 1 17

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA (SPEAKING) MAHASISWA JURUSAN BAHASA INGGRIS MELALUI LISTENING EXERCISE MODEL (LEM).

0 1 13

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE DEBAT AKTIF PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Debat Aktif pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri 3 Purwantoro Ke

0 0 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TUGAS (TASK-BASED LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS : Studi pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Bandung.

9 33 81

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI PENDEKATAN SINEKTIK DALAM PENGAJARAN BAHASA JEPANG KEPARIWISATAAN : Penelitian Eksperimen Mata Kuliah Bahasa Jepang pada Mahasiswa semester III STP Trisakti Jakarta.

0 1 39

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS MELALUI METODE GAMES

1 2 22