Metode Audiolingual Teknik Information Gap Task

menarik minat siswa, karena sudah merasa senangtertarik, maka pelajaran terasa tidak sulit. 4. Siswa memperoleh pengalaman langsung dan praktis, sekalipun mula-mula kalimat yang diucapkan itu belum dimengerti dan dipahami sepenuhnya. 5. Alat ucap lidah siswaanak didik menjadi terlatih dan jika menerima ucapan-ucapan yang semula sering terdengar dan terucapkan. Kelemahan Metode Langsung Direct Method Namun demikian metode langsung memiliki kekurangan-kekurangan didalamnya yaitu: 1. Pengajaran dapat menjadi pasif, jika guru tidak dapat memotivasi siswa, bahkan mungkin sekali siswa merasa jenuh dan merasa dongkol karena kata-kata dan kalimat yang dituturkan gurunya itu tidak pernah dapat dimengerti, karena memang guru hanya menggunakan bahasa asing tanpa diterjemahkan kedalam bahasa anak. 2. Pada tingkat-tingkat permulaan kelihatannya metode ini terasa sulit diterapkan, karena siswa belum memiliki bahan perbendaharaan kata-kata yang sudah dimengerti. 3. Meskipun pada dasarnya metode ini guru tidak boleh menggunakan bahasa sehari-hari dalam menyampaikan bahan pelajaran bahasa asing tapi pada kenyataanya tidak selalu konsisten demikian, guru terpaksa misalnya menerjemahkan kata-kata sulit bahasa asing itu ke dalam bahasa anak didik.

c. Metode Audiolingual

Metode audiolingual muncul karena tuntutan perubahan pembelajaran bahasa dari seni ke ilmu, yang memudahkan para pembelajar memperoleh bahasa asing secara aktif dan efisien. Tujuan utama metode ini adalah mempelajari bagaimana membiasakan diri menggunakan bahasa sasaran dalam komunikasi. Brown 2000:23 mengungkapkan beberapa karakteristik metode audiolingual, yaitu: 1. New material is presented in dialogue form. 2. There is dependence on mimicry, memoration of set phrases and over learning. 3. Structures are sequenced by means of constractive analysis and taught one at a time. 4. Structural pattern are taught using repetitive drills. 5. There is little or no grammatical explanation. 6. Grammar is taught by inductive analogy rather than by deductive explanation. 7. Vocabulary is strictly limited and learned in context. 8. There is much use of tape, language lab and visual aids. 9. Great importance is attacted to pronunciation. 10. Very little use of the mother tongue by teacher are permitted. 11. Succesful response are immediately reinforced. 12. There is a great effort to get students to produce error-free utterances. 13. There is a tendency to manipulate language and disregard content. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode ini lebih kepada penggunaan alat dalam pembelajarannya karena audiolingual lebih kepada mengingat dan menirukan bahasa yang muncul.

d. Metode Pembelajaran Bahasa Komunikatif

Pendekatan pembelajaran bahasa komunikatif dilatar belakangi kebutuhan pembelajar mengenai makna-makna komunikatif untuk dipahami dan diekspresikan. Penguasaan kompetensi komunikatif dilakukan dengan praktek-praktek komunikasi fungsional dengan cara berbagi informasi dan mengolah informasi, melalui debat, dialog, diskusi atau bermain. Adapun ciri-ciri pembelajaran bahasa komunikatif, menurut Brown 2000:25, yaitu: 1. Classroom goals are focused on all of the components of communicative competence and not restricted to grammatical or linguistic competence. 2. Language technique are designed to engage the learners in the pragmatic, authentic, functional use of language for meaningful purposes. 3. Students are given opportunities to focus in their own style of learning. 4. Student in the communicative classroom ultimately have to use the language productively and receptively in unrehearsed context outside the classroom. Dengan kata lain pembelajaran Bahasa Inggris komunikatif memiliki karakteristik, yaitu: 1. Tujuan pembelajaran di kelas difokuskan pada semua komponen kompetensi komunikatif bukan gramatikal atau linguistik. 2. Teknik-teknik pembelajaran dirancang sesuai dengan kegunaannya, keaslian, fungsi penggunaan bahasa untuk tujuan kebermaknaan. Keteraturan bentuk bahasa bukan merupakan tujuan utama melainkan aspek dalam menyempurnakan tujuan tersebut. 3. Kefasihan dan ketepatan merupakan prinsip yang saling melengkapi dalam berkomunikasi, namun kefasihan lebih penting daripada ketepatan dalam menggunakan bahasa. 4. Pembelajar dalam kelas komunikasi harus menggunakan bahasa secara produktif. 5. Pembelajar diberi kesempatan menggunakan gaya dan strategi belajar masing-masing 6. Peran pebelajar sebagai fasilitator dan pembimbing, bukan orang yang tahu segala hal. Pebelajar mendorong mereka untuk menyusun makna melalui interaksi dengan bahasa orang lain. Pembelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan metode komunikatif merupakan metode yang menonjolkan keaktifan peserta didik secara fungsional dan efektif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode langsung dalam proses pembelajarannya, karena metode ini tepat sekali digunakan pada tingkat permulaan maupun atas karena mahasiswa merasa telah memiliki bahan untuk bercakapberbicara dan tentu saja agar mahasiswa betul-betul merasa tertantang untuk bercakapberkomunikasi, maka sanksi-sanksi dapat diterapkan bagi mereka yang menggunakan bahasa sehari-hari. Metode langsung cocok diterapkan di D3 ABA DCC Bandar Lampung karena tingkat pendidikan mereka adalah akademi maka dosen akan lebih mudah untuk mengajak mereka berkomunikasi dalam Bahasa Inggris walaupun vocabulary yang mereka miliki masih kurang akan tetapi dosen dapat mengajarkan mereka dengan kalimat-kalimat sederhana dan jumlah dalam setiap kelasnya tidak terlalu besar sehingga mudah untuk mengajak mereka aktif dalam berbicara pada setiap mahasiswa.

2.2.3 Indikator Pembelajaran Bahasa Inggris

Kompetensi yang diharapkan setelah mahasiswa mempelajari Bahasa Inggris yaitu kemampuan berkomunikasi secara lisan dengan menggunakan ragam bahasa yang akurat wacana interaksional monolog terutama dalam wacana berbentuk informasi. Kompetensi yang harus dikuasai mahasiswa program D3 Bahasa Inggris termasuk kelas D3BI1 dalam keterampilan berbicara ialah, dengan indikator sebagai berikut : 1 Mahasiswa mampu mengungkapkan berbagai keinginan dan perasaan seperti; memberi berita yang menarik perhatian, memberi latar belakang sebuah berita apa, siapa, di mana,dan lain lain memberi komentar terhadap informasi yang diterima, meminta informasi dan pendapat, meminta dan memberi komentar dalam konteks wawancara, meminta kepastian, memberi kepastian, menyatakan keraguan, meminta pengulangan, menyatakan persetujuan, menyatakan ketidak setujuan, memberi respon yang kurang disenangi mitra wicara. 2 Melakukan monolog dalam berbagai teks berbentuk prosedur, naratif dan laporan. 3 Kesesuaian informasi yang disampaikan dengan topik yang dibahas, ketepatan pelafalan, ketepatan pilihan kata, kelancaran, intonasi, ekspresi.

2.2.4 Model, Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan Taktik Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: 1 pendekatan pembelajaran, 2 strategi pembelajaran, 3 metode pembelajaran; 4 teknik pembelajaran; 5 taktik pembelajaran; dan 6 model pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah tersebut. Pengertian Pendekatan pembelajaran Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu Senjaya, 2008 :96. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan , yaitu: 1 pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa student centered approach dan 2 pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru teacher centered approach. Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: 1 pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa student centered approach dan 2 pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru teacher centered approach. Pengertian Strategi Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Strategi dalam kegiatan pembelajaran dapat diartikan dalam pengertian secara sempit dan pengertian secara luas. Dalam pengertian sempit bahwa istilah strategi itu sama dengan pengertian metode yaitu sama-sama merupakan cara dalam rangka pencapaian tujuan. Dalam pengertian luas sebagaimana dikemukakan Newman dan Logan dalam Senjaya, 2008 : 110 mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu: 1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil out put dan sasaran target yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya. 2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama basic way yang paling efektif untuk mencapai sasaran. 3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah steps yang akan ditempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran. 4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur criteria dan patokan ukuran standard untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan achievement usaha. Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah: 1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik. 2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif. 3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran. 4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan. Sementara itu, Kemp dalam Senjaya 2008 mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Senjaya 2008:115 menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan, artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: 1 exposition-discovery learning dan 2 group-individual learning Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008. Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif. Pengertian Metode Pembelajaran Metode merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih dalam mencapai tujuan belajar, sehingga bagi sumber belajar dalam menggunakan suatu metode pembelajaran harus disesuaikan dengan jenis strategi yang digunakan. Ketepatan penggunaan suatu metode akan menunjukkan fungsionalnya strategi dalam kegiatan pembelajaran. Istilah metode dapat digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, sebab secara umum menurut kamus Purwadarminta 1997:200, metode adalah cara yang telah teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud. Metode berasal dari kata method Inggris, artinya melalui, melewati, jalan atau cara untuk memeroleh sesuatu. Berdasarkan pengertian tersebut di atas jelas bahwa pengertian metode pada prinsipnya sama yaitu merupakan suatu cara dalam rangka pencapaian tujuan, dalam hal ini dapat menyangkut dalam kehidupan ekonomi, sosial, politik, maupun keagamaan. Unsur – unsur metode dapat mencakup prosedur, sistimatik, logis, terencana dan aktivitas untuk mencapai tujuan. Adapun metode dalam pembahasan ini yaitu metode yang digunakan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistimatik dan disengaja untuk menciptakan kondisi-kondisi agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut tidak dapat lepas dari interaksi antara sumber belajar dengan warga belajar, sehingga untuk melaksanakan interaksi tersebut diperlukan berbagai cara dalam pelaksanaannya. Interaksi dalam pembelajaran tersebut dapat diciptakan interaksi satu arah, dua arah atau banyak arah. Untuk masing-masing jenis interaksi tersebut maka jelas diperlukan berbagai metode yang tepat sehingga tujuan akhir dari pembelajaran tersebut dapat tercapai. Metode dalam pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk menyampaikan materi saja, sebab sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran mempunyai tugas cakupan yang luas yaitu disamping sebagai penyampai informasi juga mempunyai tugas untuk mengelola kegiatan pembelajaran sehingga warga belajar dapat belajar untuk mencapai tujuan belajar secara tepat. Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut maka kedudukan metode dalam pembelajaran mempunyai ruang lingkup sebagai cara dalam: 1. Pemberian dorongan, yaitu cara yang digunakan sumber belajar dalam rangka memberikan dorongan kepada warga belajar untuk terus mau belajar. 2. Pengungkap tumbuhnya minat belajar, yaitu cara dalam menumbuhkan rangsangan untuk tumbuhnya minat belajar warga belajar yang didasarkan pada kebutuhannya. 3. Penyampaian bahan belajar, yaitu cara yang digunakan sumber belajar dalam menyampaikan bahan dalam kegiatan pembelajaran. 4. Pencipta iklim belajar yang kondusif, yaitu cara untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi warga abelajar untuk belajar. 5. Tenaga untuk melahirkan kreativitas, yaitu cara untuk menumbuhkan kreativitas warga belajar sesuai dengan potensi yang dimilikinya. 6. Pendorong untuk penilaian diri dalam proses dan hasil belajar, yaitu cara untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran. 7. Pendorong dalam melengkapi kelemahan hasil belajar, cara untuk untuk mencari pemecahan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, str ategi merupakan “a plan of operation achieving something ” sedangkan metode adalah “a way in achieving something ”. Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: 1 ceramah; 2 demonstrasi; 3 diskusi; 4 simulasi; 5 laboratorium; 6 pengalaman lapangan; 7 brainstorming; 8 debat, 9 simposium, dan sebagainya. Pengertian Teknik Pembelajaran Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. Pengertian Taktik Pembelajaran Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni kiat. Pengertian Model Pembelajaran Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil dalam Misriyah 2010 : 56 mengetengahkan 4 empat kelompok model pembelajaran, yaitu: 1 model interaksi sosial; 2 model pengolahan informasi; 3 model personal-humanistik; dan 4 model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran. Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah desain pembelajaran. Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara- cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang berbagai kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun rumah joglo, rumah gadang, rumah modern, dan sebagainya, masing-masing akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan desain adalah menetapkan cetak biru blue print rumah yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan langkah konstruksinya, maupun criteria penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun. Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan. Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para guru atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran, yang kadang-kadang untuk kepentingan penelitian penelitian akademik maupun penelitian tindakan sangat sulit menemukan sumber-sumber literarturnya. Namun, jika para guru calon guru telah dapat memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses beserta konsep dan teori pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versi guru yang bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah model pembelajaran yang telah ada.

2.3 Teknik Information Gap Task

Menurut Sudjianto 2004; 5 dalam komunikasi pada umumnya terdapat perbedaan kuantitas dan jenis informasi yang dimiliki diantara dua pihak yang sedang berbicara, untuk menutupi hal tersebut maka diselenggarakan tukar menukar informasi. Untuk menjaga jawaban yang alamiah maka dipakailah text yang memakai information gap. Dan Mazrozikin 2010;16 menyatakan bahwa teknik information gap merupakan gabungan dari teknik yang mana which face?, pura-pura lupa loss of memory, dan membagi informasi shared information. Kegiatan ini adalah salah satu bentuk dari banyak kegiatan komunikatif. Nation 1996: 8 menyebutnya sebagai split information activities. Kegiatan pembelajaran ini melibatkan minimal satu siswa yang mempunyai informasi dan yang siswa lainnya tidak mempunyainya tetapi memerlukannya. Untuk mendapatkan informasi tersebut siswa yang tidak mempunyainya harus melakukan komunikasi dalam bentuk tertentu. Keterampilan yang dapat dikembangkan dengan kegiatan ini adalah keterampilan berbicara. Dan sintak pembelajaran dengan menggunakan teknik information gap task adalah sebagai berikut: 1 Guru menentukan kompetensi dan topik yang akan dikembangkan, contohnya mendiskripsikan bentuk seperti bulatan, segitiga, garis, empat persegi panjang dan posisi benda. 2 Guru menyiapkan dua lembar kertas dengan gambar yang mirip, umpamanya satu berisi sejumlah gambar bentuk dua dimensi dengan posisi tertentu, dan kertas yang lain berisi gambar bentuk dimensi yang sama tetapi mempunyai posisi yang berbeda. 3 Guru membagi siswa menjadi kelompok bisa berpasangan atau beberapaorang, tiap siswa mendapat gambar yang berbeda dari gambar pasangannya. 4 Guru menjelaskan prosedur kegiatan dimana tiap pasangan harus saling tanya jawab untuk mencari perbedaan dan persamaan. 5 Guru memberikan contoh 6 Setelah selesai salah satu anggota kelompok atau pasangan diminta untuk melaporkan hasil tanya jawabnya. 7 Guru mendiskusikan dan memberikan masukan terkait kesalahan siswa. Catatan: apabila diperlukan tergantung tingkat kompetensi siswa dan kesiapannya, guru dapat melakukan pengenalan kosakata terkait beserta makna dan pelafalannya. Dalam penelitian ini dosen cukup menjelaskan langkah-langkah kegiatan dan sedikit mengulas kosa kata yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan. Mahasiswa kemudian menjalankan tugas masing-masing untuk menyelesaikan tugasnya. Contohnya mahasiswa membuat sebuah kelompok kemudian salah satu perwakilan anggota memilih sebuah gambar yang tersedia seperti salah satu topik pembahasan tentang family tree kemudian mahasiswa mencoba untuk menebak gambar apa yang terdapat didalamnya dari gambar tersebut dengan cara bertanya kepada dosen . Apabila informasi telah didapatkan kemudian mahasiswa tersebut kembali ke kelompoknya untuk bercerita tanpa membawa gambar tersebut dan anggota lain berusaha untuk menjawab berdasarkan informasi yang telah didapat. Dan information gap task dapat melibatkan aktifitas sebagai berikut: 1. Roleplay bermain peran adalah kegiatan memerankan dan mempertontonkan sesuatu hal, baik itu peristiwa-peristiwa yang dialami maupun orang dan tingkah laku. Sagala, 2003:213 2. Interview wawancara adalah kegiatan menanyai lawan bicara mengenai suatu hal untuk mendapatkan informasi. 3. Game adalah kegiatan yang berupa kegiatan yang membantu perkembangan anak yang utuh baik fisik, intelektual, sosial, moral dan emosional yang di dalamnya terdapat menang-kalah Freeman dalam Sagala, 2003 :21 Apabila dikaitkan dengan pendekatan komunikatif yang di dalamnya terdapat information gap, jawaban bebas dan feed back, maka ketiga kegiatan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: Tabel 2.1 Pendekatan Komunikatif Information Gap Task Pendekatan komunikatif Kegiatan Information gap Jawaban bebas feedback Information gap task ada tidak ada Ada Roleplay ada tidak ada Ada Interview ada Ada Ada

2.4 Desain Pembelajaran

Dokumen yang terkait

IMPROVING STUDENTS’ SPEAKING ABILITY THROUGH INFORMATION GAP TECHNIQUE AT THE FIRST GRADE OF SMAN 3 BANDAR LAMPUNG

0 9 58

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS MELALUI TEKNIK 4/3/2 PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI GEDONGTATAAN PESAWARAN LAMPUNG

1 21 78

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VI SD XAVERIUS 3 BANDAR LAMPUNG

5 30 39

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris Melalui Model Pembelajaran Number Head Together Pada Siswa Kelas IV SDN Yosodipuro Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

0 2 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAKAN Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Dengan Menggunakan Media Lagu Di Kelas 4 SD Negeri Nayu Barat 1 Surakarta Tahun Ajaran 2012/201

0 1 17

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA (SPEAKING) MAHASISWA JURUSAN BAHASA INGGRIS MELALUI LISTENING EXERCISE MODEL (LEM).

0 1 13

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE DEBAT AKTIF PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Debat Aktif pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri 3 Purwantoro Ke

0 0 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TUGAS (TASK-BASED LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS : Studi pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Bandung.

9 33 81

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI PENDEKATAN SINEKTIK DALAM PENGAJARAN BAHASA JEPANG KEPARIWISATAAN : Penelitian Eksperimen Mata Kuliah Bahasa Jepang pada Mahasiswa semester III STP Trisakti Jakarta.

0 1 39

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS MELALUI METODE GAMES

1 2 22