III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas PTK merupakan penelitian yang meneliti masalah-masalah yang
ada  di  dalam  kelas.  PTK  ini  diharapkan  dapat  memperbaiki  masalah-masalah  yang  sedang dialami oleh siswa di dalam kelas.  Penelitian  dalam bagian ini diuraikan tentang tempat dan
waktu penelitian, jenis penelitian, gambaran subyek penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik  analisis  data.  Penelitian  ini    dimaksudkan  untuk  memperbaiki  kualitas  pembelajaran
yang  didasarkan  atas  pertimbangan  bahwa  1  analisis  masalah  dan  tujuan  penelitian  yang menuntut sejumlah informasi dan tindak lanjut berdasarkan prinsip daur ulang, 2 menuntut
kajian dan tindakan secara reflektif, kolaboratif, dan partisipatif berdasarkan situasi alamiah yang  terjadi  dalam  pelaksanaan  pembelajaran.  Masalah  penelitian  yang  harus  dipecahkan
berasal  dari  persoalan  praktik  pembelajaran  di  kelas.  Oleh  karena  itu  Penelitian  Tindakan Kelas  bertujuan  untuk  memperbaiki  praktik  pembelajaran  yang  seharusnya  dilakukan  oleh
seorang dosen.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di ABA Dian Cipta Cendikia DCC Bandar Lampung  gedung B yang terletak di  Jalan  Zaenal  Abidin  Pagar Alam  No. 1 Gedung Meneng  Bandar  Lampung.
Subyek penelitian kelas D3-BI1 semester 3 tahun akademik 2011-2012.
3.2.2 Waktu Penelitian
Observasi  awal  untuk  menemukan  permasalahan  yang  dihadapi  dalam  proses  pembelajaran dikelas  dalam  penelitian  ini  akan  di  laksanakan  pada  tahun  ajaran  20112012.  Pelaksanaan
penelitian  direncanakan  tiga  siklus  selama  tiga  minggu  dan  setiap  minggu  ada  dua  kali pertemuan dan setiap pertemuan hanya 90 menit. pertemuan pada bulan November 2012 pada
jam mengajar peneliti.
3.3 Jenis Penelitian
Penelitian  ini  merupakan  classroom  action  research  penelitian  tindakan  kelas  yang berfokus  pada  upaya  mengubah  kondisi  nyata  sekarang  kearah  kondisi  yang  diharapkan.
Penelitian  tindakan  kelas  dilakukan  secara  fokus  pada  masalah  penelitian,  perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi-interpretasi, analisis dan refleksi. Dalam setiap
siklus  akan  diawali  dengan  penentuan  masalah,  perencanaan  skenario  pembelajaran  yang meliputi:  tujuan,  jenis  kegiatan  dosen  dan  mahasiswa,  pembelajaran  dikelas,  lembar
observasi,  angket,  Satuan  Acara  Perkuliahan  SAP,  teknis  pelaksanaan  tindakan,  observasi dan refleksi. Kelas yang dilibatkan yaitu kelas D3 Bahasa Inggris BI1 di ABA DCC Bandar
Lampung.
3.4 Lama tindakan dan indikator keberhasilan
3.4.1 Lama Tindakan
Penelitian  ini  dilakukan  pada  mahasiswa  Program  Studi  Bahasa  Inggris.  Penelitian berlangsung  selama  satu  semester.  Subjek  penelitian  ini  adalah  mahasiswa  semester  tiga
tahun  akademik  20112012  yaitu  D3BI1,  dimana  kelas  berjumlah  30  mahasiswa  di  ABA DCC Bandar Lampung.
3.4.2 Indikator Keberhasilan
Penelitian  tindakan  kelas  ini  menggunakan  bentuk  kolaborasi.  Peneliti  menjadi  pihak kolaborator  yang  melaksanakan  pembelajaran  yang  dirancang  oleh  peneliti  untuk
dilaksanakan  dikelas  dan  mengundang  seorang  dosen  Bahasa  Inggris  sebagai  observer, khususnya  dosen  yang  memiliki  spesialisasi  mengajar  mata  kuliah  Speaking  agar  dapat
melakukan  pengamatan  proses  pembelajaran  secara  efektif  dan  juga  mengamati  kegiatan dosen pada tahap-tahap pembelajaran.
Adapun indikator keberhasilan dapat dilihat melalui :
1.  Penilaian  kemampuan  menyusun  Satuan  Acara  Perkuliahan  SAP.  Kategori  penilaian SAP sebagai berikut : 4 amat baik, 3 baik, 2 cukup, 1 kurang. sumber Pedoman
Akademik  ABA  DCC  Bandar  LampungAPKG  yang  telah  direvisi  dalam  lokakarya akademik. Penyusunan SAP dinyatakan berhasil jika adanya peningkatan penilaian SAP
dari  siklus  pertama  ke  siklus  berikutnya,  dan  siklus  tindakan  akan  diberhentikan    jika penilaian SAP mencapai standar nilai 3 baik
2.  Proses  pembelajaran  dinyatakan  berhasil  bilamana  adanya  peningkatan  jumlah mahasiswa yang aktif dari siklus pertama ke siklus berikutnya, dan siklus tindakan akan
dihentikan jika jumlah mahasiswa yang aktif dalam proses pembelajaran mencapai 75 dan  mahasiswa  terlihat  aktif  pada  tiga  hingga  empat  aktifitas  dari  semua  proses
pembelajaran sumber pedoman akademik ABA DCC Bandar Lampung 3.  Pelaksanaan  evaluasi  pembelajaran  diberikan  pada  tiap  siklus.  Analisa  tes  dapat
dilakukan  melalu  face  validity,  reliability  dan  practicality-authenticity.Tes  kemampuan berbicara  ini  dapat  ditinjau  dati  tiga  aspek  utama,  antara  lain:  validity,  reliability,  dan
practicality Harris, 1977:21. Tiga aspek tersebut membantu peneliti untuk menilai tes. Tes  disebut  valid  jika  bisa  menunjukkan  kemampuan  siswa  yang  sebenarnya,  seperti;
artikulasi, penenmpatan tekanan, intonasi, pilihan kata, penguasaan topik dan kelancaran. Dari  face  validity,  test  tersebut  valid  jika  memenuhi  beberapa  criteria,  seperti:  tersusun
dengan  baik,  dapat  dikerjakan  secara  jelas,  dan  tidak  menyulitkan  siswa,  memiliki instruksi yang jelas, mengacu pada kurikulumnya, dan memberikan tantangan kesulitan.
Dan  dari  segi  reliability  reliabilitas  tes  tersebut  reliable  bila  memiliki  instruksi  yang jelas.  Dan  dalam,  pengujian  tes  berbicara,  untuk  mengurangi  subjektifitas  maka
penyekoran bisa digunakan inter-rater reliability artinya keandalan antar penilai. Disini nilai  dikatakan  andal  ketika  ada  dua  penguji  memberikan  nilai  yang  sama  dalam  satu
waktu.  Dalam  hal  practicality,  tes  tersebut  practical  karena  menghemat  waktu,  juga dalam authenticity jika tes tersebut menghubungkan kemampuan murid pada kehidupan
sehari-hari  dan  interaksional  dalam  kemampuan  berbahasa.  Evaluasi  pembelajaran dinyatakan berhasil bilamana adanya peningkatan aktifitas mahasiswa mulai dari siklus I,
II,  dan  III  memenuhi  indicator  keberhasilan,  keterampilan  berbicara  Bahasa  Inggris mahasiswa  mencapai  Kriteria  Ketuntasan  Minimal  KKM  yakni  70    maka  tindakan
akan dihentikan. 4.  Peningkatan  prestasi  belajar  keterampilan  berbicara  mahasiswa  diamati  melalui  nilai
hasil  tes  diakhir  siklus  tindakan.  Peningkatan  prestasi  belajar  keterampilan  berbicara dinyatakan  berhasil  jika  adanya  peningkatan  jumlah  mahasiswa  yang  tuntas  dari  siklus
pertama ke siklus berikutnya, dan siklus tindakan akan dihentikan jika jumlah mahasiswa yang  tuntas  belajar  mencapai  70    dari  proporsi  mahasiswa  dalam  satu  kelas  dengan
nilai ketuntasan 71. Kriteria penilaian sebagai berikut : A 100-81, B 80-71, C 70-61, D 60-51 dan E 50-0. sumber Penilaian Acuan Baku BAAK Perguruan Tinggi DCC
Bandar Lampung.
3.5 Rancangan Penelitian Tindakan Kelas
Untuk  meningkatkan  kualitas  proses  pembelajaran  keterampilan  berbicara  melalui penggunaan  teknik  information  gap  tasks  yang  bertujuan  untuk  meningkatkan  keterampilan
berbicara Bahasa Inggris di ABA DCC Bandar Lampung, peneliti perlu mengadakan rencana
pembelajaran  yang  tepat  dengan  mempertimbangkan  lingkungan  fasilitas  belajar  dan pengalaman belajar siswa.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 3 siklus melalui tahapan sebagai berikut : 1.  Satu  kali  pertemuan  pemberian  informasi  penelitian  kepada  mahasiswa,  dan  mencari
informasi  tentang  kesulitan  yang  dimiliki  oleh  mahasiswa  dalam  pembelajaran  Bahasa Inggris khususnya keterampilan berbicara.
2.  Mengamati  proses  pembelajaran  pada  Mata  Kuliah  Speaking  3  yang  diberikan  oleh dosen pengampu hingga masa ujian kuis.
3.  Dua kali pertemuan pemberian tindakan proses pembelajaran pada siklus I. 4.  Satu kali pemberian tes penguasaan siklus I.
5.  Dua kali pertemuan pemberian tindakan proses pembelajaran pada siklus II 6.  Satu kali pemberian tes penguasaan siklus II.
7.  Dua kali pertemuan pemberian tindakan proses pembelajaran pada siklus III. 8.  Satu kali pemberian tes penguasaan siklus III.
3.5.1 Siklus Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan terdiri  dari tiga siklus,  dengan setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan berdasarkan model Kemmis dan Taggart, yaitu :
1.  Tahap perencanaan Planning 2.  Tahap Pelaksanaan Acting
3.  Observasi Observing 4.  Refleksi Reflecting
Penelitian ini direncanakan dalam 3 siklus dan setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Setiap pertemuan  berlangsung  selama  2X45  menit.  Prosedur  penelitian  ini  adalah  setiap  siklus
dilaksanakan  sesuai  dengan  perubahan  yang  ingin  dicapai,  seperti  apa  yang  telah  didesain dalam  faktor  yang  akan  diselidiki.  Penentuan  rencana  tindakan  dilaksanakan  pada  hasil
refleksi  di  siklus  pertama.  Untuk  melihat  keterampilan  berbicara  mahasiswa  serta  tingkat aktivitasnya  dalam  pembelajaran,  maka  perlu  diberikan  tes  yang  berfungsi  sebagai  evaluasi
awal. Sedangkan observasi awal dilakukan untuk dapat mengetahui tindakan yang tepat yang diberikan dalam rangka meminimalkan kesalahan tersebut.
Berdasarkan evaluasi dan observasi awal, maka dalam refleksi ditentukan ditetapkan bahwa
tindakan  yang  digunakan  untuk  meningkatkan  keterampilan  berbicara  dan  aktivitas mahasiswa adalah dengan menggunakan teknik information gap task.  Rancangan Penelitian
Tindakan Kelas yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: Siklus 1
1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan peneliti meliputi kegiatan pra-observasi untuk mengetahui kondisi, karakteristik siswa  dan fasilitas serta lingkungan belajar, serta analisis kebutuhan siswa
dalam belajar Bahasa Inggris. Pada tahap ini peneliti merencanakan persiapan kegiatan pembelajaran seperti:
1.  Mempersiapkan kelas penelitian. 2.  Mempersiapkan Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan SAP
3.  Mempersiapkan instrument penelitian untuk dosen dan mahasiswa 4.  Mempersiapkan  sumber  belajar  yang  berupa  worksheet  pendukung  information
gap  tasks    yang  akan  digunakan  dalam  bentuk  lembar-lembar  bergambar  dan perangkat multimedia berupa komputer, slide, dan LCD.
5.  Mempersiapkan pre-test dan tes siklus I.
2. Tahap Tindakan
1.  Dosen memberi motivasi  untuk  mengarahkan mahasiswa memasuki topik bahasan dan memberikan tes kemampuan awal secara implisit melalui beberapa pertanyaan
lisan yang bersifat umum kepada beberapa mahasiswa. 2.  Selanjutnya dosen menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3.  Dosen  menjelaskan  materi  pembelajaran  Speaking  3  serta  instruksi  yang  jelas tentang  langkah-langkah  kegiatan  pembelajaran  yang  dibagi  menjadi  tiga  tahapan
yaitu  pra  aktifitas  pre-activity,  selama  kegiatan  while-activity,  dan  pasca kegiatan  post-activity  melalui  layar  LCD  sehingga  semua  mahasiswa  dapat
memahami detail aktifitas yang akan dilakukan. 4.  Pada  tahap  pra  aktivitas  pre-activity,  dosen  memberi  motivasi  dengan  kegiatan
tanya jawab mengenai materi pada pertemuan sebelumnya dan membagi mahasiswa dalam pair group.
5.  Dosen  meminta  satu  orang  dari  setiap  group  untuk    maju  dan  dosen  memberikan masing-masing  mahasiswa  tersebut  sebuah  gambar  tentang  family  tree  silsilah
keluarga  lalu  meminta  mereka  memahami  maksud  dari  gambar  tersebut. Mahasiswa  diberikan  kesempatan  untuk  bertanya  mengenai  kata-kata  sulit
berkenaan dengan topik yang sedang dibahas. 6.  Pada  tahap  selama  kegiatan  while-activity,  dosen  meminta  perwakilan  group
untuk  menyampaikan  isi  gambar  kepada  rekan  masing-masing,  dan  mereka diperintahkan untuk bertanya jawab mengenai silsilah keluarga masing-masing.
7.  Mahasiswa saling bertukar informasi mengenai silsilah keluarga masing-masing.
8.  Berikutnya  pada  tahap  pasca  kegiatan  post-activity,  dosen  dan  mahasiswa menyimpulkan  pembelajaran  pada  materi  pertemuan  tersebut  dan  mahasiswa
merespon stimulus yang telah diberikan selama pembelajaran. 9.  Kegiatan diakhiri dengan pemberian tes, dengan meminta mahasiswa menceritaka
silsilah keluarga masing-masing.
3. Tahap Observasi
Tahap  observasi  ini  dilakukan  bersamaan  dengan  tahap  tindakan.  Peneliti  sebagai observer  pertama  melakukan  observasi  dan  evaluasi  aktifitas  mahasiswa  selama
pembelajaran  melalui  lembar  observasi  mahasiswa.  Pengamatan  atau  observasi dilakukan  dalam  rangka  pengumpulan  data  kualitatif    diambil  dari  hasil  pembelajaran
berupa  produk  berbicara  siswa  yang  diperoleh  pada  akhir  setiap  siklus.  Pada  saat penelitian  berlangsung.    Kolaborator  sebagai  observer  kedua  melaksanakan  observasi
dan evaluasi dengan menggunakan lembar observasi dosen.
4. Tahap Refleksi
Refleksi  adalah  mengingat  atau  merenungkan  kembali  suatu  tindakan.  Pada  tahap  ini digunakan  untuk  mengkaji  ulang  kegiatan  pembelajaran  yang  baru  berlangsung
berdasarkan  hasil  pengamatan.  Pada  tahap  refleksi,  peneliti  dan  kolaborator  bersama- sama  mengumpulkan  data  dan  informasi  berupa  temuan  tingkat  efektifitas
pembelajaran  mahasiswa  terhadap  proses  pembelajaran,  serta  hambatan  yang  dialami selama proses pembelajaran pada siklus I.
Siklus 2
1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus kedua meliputi: 1.  Identifikasi masalah dan perumusan masalah bedasarkan refleksi siklus I.
2.  Menyusun Satuan Acara Perkuliahan SAP 3.  Mempersiapkan instrument penelitian untuk dosen dan mahasiswa serta tes siklus II.
4.  Mempersiapkan  sumber  belajar  yang  berupa  worksheet  pendukung  information  gap tasks    yang  akan  digunakan  dalam  bentuk  lembar-lembar  bergambar  dan  perangkat
multimedia berupa komputer, slide, dan LCD.
2. Tahap Tindakan
1.   Dosen  member  apersepsi  dan  motivasi  untuk  mengarahkan  mahasiswa  memasuki topik bahasan.
2.  Dosen menjelskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 3.  Dosen menjelaskan materi pembelajaran Speaking 3 serta instruksi yang jelas tentang
langkah-langkah  kegiatan  pembelajaran  yang  dibagi  menjadi  tiga  tahapan  yaitu  pra aktifitas  pre-activity,  selam  kegiatan  while-activity,  dan  pasca  kegiatan  post-
activity. 4.  Pada tahap pra aktifitas pre-activity, dosen memberi motivasi dengan kegiatan tanya
jawab mengenai kegiatan yang mereka lakukan pada hari itu. 5.  Pada tahap selama kegiatan while-activity, dosen membagi mahasiswa dalam group
berjumlah  5  orang.  Lalu  dosen  meminta  seorang  perwakilan  dari  tiap  group  untuk maju.  Kemudian  dosen  memberikan  setiap  perwakilan  selembar  kertas  bergambar
aktifitas    sehari-hari  yang  dilakukan  oleh  orang-orang.  Setelah  mahasiswa  dinilai cukup  memahami  isi  dari  kertas  bergambar  tersebut,  mereka  kembali  ke  group
masing-masing. 6.  Berikutnya  dosen  meminta  mahasiswa  berdiskusi  dalam  kelompok  masing-masing
tentang  topik  aktifitas  sehari-hari.  Selanjutnya  mereka  saling  bertukar  informasi mengenai  aktifitas  yang  mereka  lakukan  sehari-hari  dan  dosen  tetap  membantu
apabila  mahasiswa  kesulitan  dalam  mencari  kata  yang  benar  untuk  dihasilkan  dan diucapkan.
7.  Pada  tahap  pasca  kegiatan  post  activity,  dosen  dan  mahasiswa  menyimpulkan pembelajaran pada materi pertemuan tersebut dan mahasiswa merespon stimulus yang
diberikan selama pembelajaran. 8.  Selanjutnya  mahasiswa  diberikan  evaluasi  berupa  tes  lisan  untuk  menceritakan
kegiatan sehari-hari mereka dalam bentuk lisan.
3. Observasi
Tahap  observasi  ini  dilakukan  bersamaan  dengan  tahap  tindakan.  Peneliti  sebagai observer  pertama  melakukan  observasi  dan  evaluasi  aktifitas  mahasiswa  selama
pembelajaran  melalui  lembar  observasi  mahasiswa.  Pengamatan  atau  observasi dilakukan  dalam  rangka  pengumpulan  data  kualitatif    diambil  dari  hasil  pembelajaran
berupa  produk  berbicara  siswa  yang  diperoleh  pada  akhir  setiap  siklus.  Pada  saat penelitian  berlangsung.    Kolaborator  sebagai  observer  kedua  melaksanakan  observasi
dan evaluasi dengan menggunakan lembar observasi dosen.
4. Refleksi
Refleksi  adalah  mengingat  atau  merenungkan  kembali  suatu  tindakan.  Pada  tahap  ini digunakan  untuk  mengkaji  ulang  kegiatan  pembelajaran  yang  baru  berlangsung
berdasarkan  hasil  pengamatan.  Pada  refleksi,  peneliti  dan  kolaborator  bersama-sama menganalisis  hasil  pengamatan  untuk  menentukan  sudah  sejauh  mana  teknik    yang
digunakan  dalam  proses  pembelajaran  telah  berhasil  memecahkan  masalah  di  dalam kelas.
Siklus 3
1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus ketiga meliputi: 1.  Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan refleksi siklus II
2.  Menyusun Satuan Acara Perkuliahan SAP 3.  Mempersiapkan instrument penelitian untuk dosen dan mahasiswa serta tes siklus III.
4.  Mempersiapkan  sumber  belajar  yang  berupa  worksheet  pendukung  information  gap tasks    yang  akan  digunakan  dalam  bentuk  lembar-lembar  bergambar  dan  perangkat
multimedia berupa komputer, slide, dan LCD.
2. Tahap Tindakan
1.  Dosen memberi apersepsi dan motivasi untuk mengarahkan mahasiswa memasuki topik bahasan.
2.  Dosen menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 3.  Dosen  menjelaskan  materi  pembelajaran  Speaking  3  serta  instruksi  yang  jelas  tentang
langkah-langkah  kegiatan  pembelajaran  yang  dibagi  menjadi  tiga  tahapan  yaitu  pra aktifitas  pre-activity,  selam  kegiatan  while-activity,  dan  pasca  kegiatan  post-
activity. 4.  Pada tahap pra aktifitas pre-activity, dosen memberi motivasi dengan kegiatan tanya
jawab mengenai kegiatan yang mereka lakukan pada hari itu. 5.  Pada tahap selama kegiatan while-activity, dosen kembali membagi mahasiswa dalam
group  berjumlah    2  orang.  Lalu  dosen  meminta  seorang  perwakilan  dari  tiap  group untuk  maju.  Kemudian  dosen  memberikan  setiap  perwakilan  selembar  kertas
bergambar  produk  dan  aktifitas  jual  beli  pada  sebuah  toko.  Setelah  mahasiswa  dinilai cukup memahami isi dari kertas bergambar tersebut, mereka kembali ke group masing-
masing.
6.  Berikutnya  dosen  meminta  mahasiswa  untuk  bermain  peran  sebagai  penjual  dan pembeli.  Selanjutnya  mereka  membuat  percakapan  singkat  seolah  bertransaksi  sebuah
produkk  dan  dosen  tetap  membantu  apabila  mahasiswa  kesulitan  dalam  mencari  kata yang benar utnuk dihasilkan dan diucapkan.
7.  Pada  tahap  pasca  kegiatan  post  activity,  dosen  dan  mahasiswa  menyimpulkan pembelajaran pada materi pertemuan tersebut dan mahasiswa merespon stimulus yang
diberikan selama pembelajaran. 8.  Selanjutnya mahasiswa diberikan evaluasi berupa tes lisan untuk menceritakan kegiatan
sehari-hari mereka dalam bentuk lisan.
3.  Observasi Tahap  observasi  ini  dilakukan  bersamaan  dengan  tahap  tindakan.  Peneliti  sebagai
observer  pertama  melakukan  observasi  dan  evaluasi  aktifitas  mahasiswa  selama pembelajaran  melalui  lembar  observasi  mahasiswa.  Pengamatan  atau  observasi
dilakukan  dalam  rangka  pengumpulan  data  kualitatif    diambil  dari  hasil  pembelajaran berupa  produk  berbicara  siswa  yang  diperoleh  pada  akhir  setiap  siklus.  Pada  saat
penelitian  berlangsung,  kolaborator  sebagai  observer  kedua  melaksanakan  observasi dan evaluasi dengan menggunakan lembar observasi dosen.
4. Refleksi
Refleksi  adalah  mengingat  atau  merenungkan  kembali  suatu  tindakan.  Pada  tahap  ini digunakan  untuk  mengkaji  ulang  kegiatan  pembelajaran  yang  baru  berlangsung
berdasarkan  hasil  pengamatan.  Pada  sikus  III  ini  dilakukan  analisis  kembali  untuk mendapatkan kesimpulan apakah tujuan penelitian sudah tercapai atau tidak.
Garis besar dalam langkah-langkah penelitian adalah:
Gambar 3.1 Daur Kegiatan PTK Suharsimi Arikunto 2006:98
3.6 Definisi Konseptual dan Operasional
3.6.1 Definisi Konseptual
Definisi  konseptual  adalah  pemaknaan  dari  konsep  yang  digunakan,  sehingga  memudahkan peneliti  untuk  mengoperasikan  konsep  tersebut  di  lapangan.  Berdasarkan  definisi  tersebut
maka definisi konsep penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.  a Perencanaan Pembelajaran. Komponen-komponen  penting yang ada dalam rencana
pembelajaran  meliputi  menentukan  bahan  pembelajaran  dan  merumuskan  tujuan, mengembangkan  dan  mengorganisasikan  materi,  media  dan  sumber  belajar,
merencanakan skenario pembelajaran, pengelolaan kelas, menyiapkan alat penilaian, dan tampilan SAP.
b  Satuan  Acara  Perkuliahan  adalah  perencanaan  pembelajaran  dapat  diartikan  sebagai proses  penyusunan  materi  pembelajaran,  penggunaan  meia,  pendekatan  dan  metode
Siklus I Siklus
Siklus II Rencana I
Refleksi I Observasi I
Tindakan III Observasi II
Perbaikan perencanaan I
Observasi III Tindakan
Refleksi Perbaikan
Perencanaan  II Orientasi Lapangan dan
Kajian teori
Tindakan
Refleksi III
pembelajaran,  dan  penilaian  dalam  suatu  alokasi  waktu  yang  akan  dilaksanakan  pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, Uno 2008:2.
2.  a Proses pelaksanaan pembelajaran adalah proses komunikasi, dan proses komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu
kepada  penerima  pesan,  pesan-pesan  tersebut  berupa  isi  ajaran  yang  ada  di  kurikulum dituangkan  oleh  guru  atau  sumber  lain  ke  dalam  simbol-simbol  komunikasi  visual
maupun verbal, Sadiman 1993:6 b  Keaktifan  mahasiswa  dalam  belajar  adalah  pengalaman  belajar  yang  melibatkan
proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan dosen, serta lingkungan dan sumber belajar, Supinah 2008:9.
c  Teknik  Information  Gap  Tasks  merupakan  gabungan  dari  teknik  yang  mana  which face?,  pura-pura  lupa  loss  of  memory,  dan  membagi  informasi  shared  information.
Kegiatan  ini  adalah  salah  satu  bentuk  dari  banyak  kegiatan  komunikatif  Mazrojikin, 2010;16.  Nation  1996:  8  menyebutnya  sebagai  split  information  activities.  Kegiatan
pembelajaran  ini  melibatkan  minimal  satu  siswa  yang  mempunyai  informasi  dan  yang siswa  lainnya  tidak  mempunyainya  tetapi  memerlukannya.  Untuk  mendapatkan
informasi tersebut siswa yang tidak mempunyainya harus melakukan komunikasi dalam bentuk  tertentu.  Keterampilan  yang  dapat  dikembangkan  dengan  kegiatan  ini  adalah
keterampilan berbicara.
3. Evaluasi pembelajaran
Tes  merupakan  suatu  bentuk  alat  evaluasi  untuk  mengukur  seberapa  jauh  tujuan pengajaran telah tercapai, jadi berarti evaluasi terhadap hasil belajar. Tes yang baik harus
memenuhi  beberapa  persyaratan  tertentu  ;  1  harus  efisien  parsimony  2  harus  baku
standardize  3  mempunyai  norma                      4  objektif    5  sahih  valid  6  andal reliable
,” Arikunto 2006.
4.  a  Peningkatan  adalah  proses,  perbuatan,  atau  cara  meningkatkan  kemampuan  bidang ilmu khususnya penguasaan keterampilan berbicara Bahasa Inggris.
b  Prestasi  belajar  merupakan  suatu  kemampuan  internal  peserta  didik  yang  telah menjadi  milik  pribadi  seseorang  dan  memungkinkan  mereka  melakukkan  sesuatu  atau
memberikan prestasi tertentu performance.
3.6.2 Definisi Operasional
Definisi operasional penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.  Satuan  Acara  Perkuliahan  SAP  adalah  perencanaan  yang  disusun  oleh  dosen
pengampu  mata  kuliah  sebagai  pedoman  pelaksanaan  pembelajaran  terdiri  dari komponen-komponennya  sebagai  berikut  :  1  standar  kompetensi,  2  kompetensi  dasar,
3  indikator,  4  tujuan  pembelajaran,  5  materi  pembelajaran,  6  metode  dan  media,  7 sumber  pembelajaran,  8  komponen  evaluasi.  Hasilnya  dimasukkan  dalam  kategori
sangat baik, baik, cukup, kurang atau sangat kurang. 2.
Proses pelaksanaan pembelajaran adalah aktivitas mahasiswa dan dosen dengan sumber belajar  dan  media  belajar  dalam  lingkungan  belajar.  Penelitian  ini  fokus  pada  aktivitas
mahasiswa  yang  terdiri  dari:  keaktifan,  perhatian,  kerjasama,  tanggung  jawab.  Sumber belajar yang digunakan adalah teknik information gap tasks yang didalamnya terdiri dari
beberapa aktifitas role play, interview dan game. 3.
Sistem  evaluasi  adalah  kegiatan  pengumpulan  data  aktivitas  belajar  siswa  melalui kegiatan  pengamatan  aktivitas  siswa  dalam  proses  pembelajaran  dan  pengumpulan  data
prestasi  belajar melalui tes dalam bentuk  soal  sbujektif  yakni  tes keterampilan berbicara yang  diberikan  setiap  akhir  siklus  tindakan.  Analisis  dilakukan  untuk  memdapatkan
validitas dan reliabilitas soal. 4.
Peningkatan  prestasi  keterampilan  berbicara  merupakan  data  kuantitatif    hasil  belajar mahasiswa  setelah  mengikuti  pembelajaran  beurpa  nilai.  Dan  peningkatan  ini  dilihat
setelah  proses  pembelajaran  melalui  tes  penguasaan.  Prestasi  kemampuan  berbicara diperoleh menggunakan tes oral. Aspek-aspek yang dinilai adalah artikulasi, penempatan
tekanan, intonasi, pilihan kata, penguasaan topik, kelancaran.
3.7 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari;
1.  Satuan Acara Perkuliahan SAP SAP  sebagai  seperangkat  pembelajaran  yang  digunakan  sebagai  pedoman  dosen
dalam melaksanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran dan disusun tiap pertemuan pada perguruan tinggi.
2.  a Lembar Observasi Kegiatan Mahasiswa Lembar  observasi  ini  digunakan  untuk  pengamatan  pada  aktifitas  mahasiswa  selama
proses pembelajaran. b Lembar Observasi Dosen
Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan aktifitas dosen selama proses pembelajaran.
3.  Sistem evaluasi Tes  yang  diberikan  kepada  mahasiswa  pada  tiap  akhir  siklus  tindakan  untuk
mengetahui adanya peningkatan hasil belajar mahasiswa. 4.  Tes
Tes  diberikan  tiap  akhir  siklus  tindakan  untuk  mengetahui  tingkat  ketercapaian indikator keberhasilan tindakan pada tiap siklus.
3.8 Kisi-kisi Instrumen Penelitian