Siklus Penelitian Rancangan Penelitian Tindakan Kelas

pembelajaran yang tepat dengan mempertimbangkan lingkungan fasilitas belajar dan pengalaman belajar siswa. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 3 siklus melalui tahapan sebagai berikut : 1. Satu kali pertemuan pemberian informasi penelitian kepada mahasiswa, dan mencari informasi tentang kesulitan yang dimiliki oleh mahasiswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris khususnya keterampilan berbicara. 2. Mengamati proses pembelajaran pada Mata Kuliah Speaking 3 yang diberikan oleh dosen pengampu hingga masa ujian kuis. 3. Dua kali pertemuan pemberian tindakan proses pembelajaran pada siklus I. 4. Satu kali pemberian tes penguasaan siklus I. 5. Dua kali pertemuan pemberian tindakan proses pembelajaran pada siklus II 6. Satu kali pemberian tes penguasaan siklus II. 7. Dua kali pertemuan pemberian tindakan proses pembelajaran pada siklus III. 8. Satu kali pemberian tes penguasaan siklus III.

3.5.1 Siklus Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan terdiri dari tiga siklus, dengan setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan berdasarkan model Kemmis dan Taggart, yaitu : 1. Tahap perencanaan Planning 2. Tahap Pelaksanaan Acting 3. Observasi Observing 4. Refleksi Reflecting Penelitian ini direncanakan dalam 3 siklus dan setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Setiap pertemuan berlangsung selama 2X45 menit. Prosedur penelitian ini adalah setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti apa yang telah didesain dalam faktor yang akan diselidiki. Penentuan rencana tindakan dilaksanakan pada hasil refleksi di siklus pertama. Untuk melihat keterampilan berbicara mahasiswa serta tingkat aktivitasnya dalam pembelajaran, maka perlu diberikan tes yang berfungsi sebagai evaluasi awal. Sedangkan observasi awal dilakukan untuk dapat mengetahui tindakan yang tepat yang diberikan dalam rangka meminimalkan kesalahan tersebut. Berdasarkan evaluasi dan observasi awal, maka dalam refleksi ditentukan ditetapkan bahwa tindakan yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan berbicara dan aktivitas mahasiswa adalah dengan menggunakan teknik information gap task. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: Siklus 1 1. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan peneliti meliputi kegiatan pra-observasi untuk mengetahui kondisi, karakteristik siswa dan fasilitas serta lingkungan belajar, serta analisis kebutuhan siswa dalam belajar Bahasa Inggris. Pada tahap ini peneliti merencanakan persiapan kegiatan pembelajaran seperti: 1. Mempersiapkan kelas penelitian. 2. Mempersiapkan Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan SAP 3. Mempersiapkan instrument penelitian untuk dosen dan mahasiswa 4. Mempersiapkan sumber belajar yang berupa worksheet pendukung information gap tasks yang akan digunakan dalam bentuk lembar-lembar bergambar dan perangkat multimedia berupa komputer, slide, dan LCD. 5. Mempersiapkan pre-test dan tes siklus I. 2. Tahap Tindakan 1. Dosen memberi motivasi untuk mengarahkan mahasiswa memasuki topik bahasan dan memberikan tes kemampuan awal secara implisit melalui beberapa pertanyaan lisan yang bersifat umum kepada beberapa mahasiswa. 2. Selanjutnya dosen menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 3. Dosen menjelaskan materi pembelajaran Speaking 3 serta instruksi yang jelas tentang langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dibagi menjadi tiga tahapan yaitu pra aktifitas pre-activity, selama kegiatan while-activity, dan pasca kegiatan post-activity melalui layar LCD sehingga semua mahasiswa dapat memahami detail aktifitas yang akan dilakukan. 4. Pada tahap pra aktivitas pre-activity, dosen memberi motivasi dengan kegiatan tanya jawab mengenai materi pada pertemuan sebelumnya dan membagi mahasiswa dalam pair group. 5. Dosen meminta satu orang dari setiap group untuk maju dan dosen memberikan masing-masing mahasiswa tersebut sebuah gambar tentang family tree silsilah keluarga lalu meminta mereka memahami maksud dari gambar tersebut. Mahasiswa diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai kata-kata sulit berkenaan dengan topik yang sedang dibahas. 6. Pada tahap selama kegiatan while-activity, dosen meminta perwakilan group untuk menyampaikan isi gambar kepada rekan masing-masing, dan mereka diperintahkan untuk bertanya jawab mengenai silsilah keluarga masing-masing. 7. Mahasiswa saling bertukar informasi mengenai silsilah keluarga masing-masing. 8. Berikutnya pada tahap pasca kegiatan post-activity, dosen dan mahasiswa menyimpulkan pembelajaran pada materi pertemuan tersebut dan mahasiswa merespon stimulus yang telah diberikan selama pembelajaran. 9. Kegiatan diakhiri dengan pemberian tes, dengan meminta mahasiswa menceritaka silsilah keluarga masing-masing. 3. Tahap Observasi Tahap observasi ini dilakukan bersamaan dengan tahap tindakan. Peneliti sebagai observer pertama melakukan observasi dan evaluasi aktifitas mahasiswa selama pembelajaran melalui lembar observasi mahasiswa. Pengamatan atau observasi dilakukan dalam rangka pengumpulan data kualitatif diambil dari hasil pembelajaran berupa produk berbicara siswa yang diperoleh pada akhir setiap siklus. Pada saat penelitian berlangsung. Kolaborator sebagai observer kedua melaksanakan observasi dan evaluasi dengan menggunakan lembar observasi dosen. 4. Tahap Refleksi Refleksi adalah mengingat atau merenungkan kembali suatu tindakan. Pada tahap ini digunakan untuk mengkaji ulang kegiatan pembelajaran yang baru berlangsung berdasarkan hasil pengamatan. Pada tahap refleksi, peneliti dan kolaborator bersama- sama mengumpulkan data dan informasi berupa temuan tingkat efektifitas pembelajaran mahasiswa terhadap proses pembelajaran, serta hambatan yang dialami selama proses pembelajaran pada siklus I. Siklus 2 1. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan pada siklus kedua meliputi: 1. Identifikasi masalah dan perumusan masalah bedasarkan refleksi siklus I. 2. Menyusun Satuan Acara Perkuliahan SAP 3. Mempersiapkan instrument penelitian untuk dosen dan mahasiswa serta tes siklus II. 4. Mempersiapkan sumber belajar yang berupa worksheet pendukung information gap tasks yang akan digunakan dalam bentuk lembar-lembar bergambar dan perangkat multimedia berupa komputer, slide, dan LCD. 2. Tahap Tindakan 1. Dosen member apersepsi dan motivasi untuk mengarahkan mahasiswa memasuki topik bahasan. 2. Dosen menjelskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 3. Dosen menjelaskan materi pembelajaran Speaking 3 serta instruksi yang jelas tentang langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dibagi menjadi tiga tahapan yaitu pra aktifitas pre-activity, selam kegiatan while-activity, dan pasca kegiatan post- activity. 4. Pada tahap pra aktifitas pre-activity, dosen memberi motivasi dengan kegiatan tanya jawab mengenai kegiatan yang mereka lakukan pada hari itu. 5. Pada tahap selama kegiatan while-activity, dosen membagi mahasiswa dalam group berjumlah 5 orang. Lalu dosen meminta seorang perwakilan dari tiap group untuk maju. Kemudian dosen memberikan setiap perwakilan selembar kertas bergambar aktifitas sehari-hari yang dilakukan oleh orang-orang. Setelah mahasiswa dinilai cukup memahami isi dari kertas bergambar tersebut, mereka kembali ke group masing-masing. 6. Berikutnya dosen meminta mahasiswa berdiskusi dalam kelompok masing-masing tentang topik aktifitas sehari-hari. Selanjutnya mereka saling bertukar informasi mengenai aktifitas yang mereka lakukan sehari-hari dan dosen tetap membantu apabila mahasiswa kesulitan dalam mencari kata yang benar untuk dihasilkan dan diucapkan. 7. Pada tahap pasca kegiatan post activity, dosen dan mahasiswa menyimpulkan pembelajaran pada materi pertemuan tersebut dan mahasiswa merespon stimulus yang diberikan selama pembelajaran. 8. Selanjutnya mahasiswa diberikan evaluasi berupa tes lisan untuk menceritakan kegiatan sehari-hari mereka dalam bentuk lisan. 3. Observasi Tahap observasi ini dilakukan bersamaan dengan tahap tindakan. Peneliti sebagai observer pertama melakukan observasi dan evaluasi aktifitas mahasiswa selama pembelajaran melalui lembar observasi mahasiswa. Pengamatan atau observasi dilakukan dalam rangka pengumpulan data kualitatif diambil dari hasil pembelajaran berupa produk berbicara siswa yang diperoleh pada akhir setiap siklus. Pada saat penelitian berlangsung. Kolaborator sebagai observer kedua melaksanakan observasi dan evaluasi dengan menggunakan lembar observasi dosen. 4. Refleksi Refleksi adalah mengingat atau merenungkan kembali suatu tindakan. Pada tahap ini digunakan untuk mengkaji ulang kegiatan pembelajaran yang baru berlangsung berdasarkan hasil pengamatan. Pada refleksi, peneliti dan kolaborator bersama-sama menganalisis hasil pengamatan untuk menentukan sudah sejauh mana teknik yang digunakan dalam proses pembelajaran telah berhasil memecahkan masalah di dalam kelas. Siklus 3 1. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan pada siklus ketiga meliputi: 1. Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan refleksi siklus II 2. Menyusun Satuan Acara Perkuliahan SAP 3. Mempersiapkan instrument penelitian untuk dosen dan mahasiswa serta tes siklus III. 4. Mempersiapkan sumber belajar yang berupa worksheet pendukung information gap tasks yang akan digunakan dalam bentuk lembar-lembar bergambar dan perangkat multimedia berupa komputer, slide, dan LCD. 2. Tahap Tindakan 1. Dosen memberi apersepsi dan motivasi untuk mengarahkan mahasiswa memasuki topik bahasan. 2. Dosen menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 3. Dosen menjelaskan materi pembelajaran Speaking 3 serta instruksi yang jelas tentang langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dibagi menjadi tiga tahapan yaitu pra aktifitas pre-activity, selam kegiatan while-activity, dan pasca kegiatan post- activity. 4. Pada tahap pra aktifitas pre-activity, dosen memberi motivasi dengan kegiatan tanya jawab mengenai kegiatan yang mereka lakukan pada hari itu. 5. Pada tahap selama kegiatan while-activity, dosen kembali membagi mahasiswa dalam group berjumlah 2 orang. Lalu dosen meminta seorang perwakilan dari tiap group untuk maju. Kemudian dosen memberikan setiap perwakilan selembar kertas bergambar produk dan aktifitas jual beli pada sebuah toko. Setelah mahasiswa dinilai cukup memahami isi dari kertas bergambar tersebut, mereka kembali ke group masing- masing. 6. Berikutnya dosen meminta mahasiswa untuk bermain peran sebagai penjual dan pembeli. Selanjutnya mereka membuat percakapan singkat seolah bertransaksi sebuah produkk dan dosen tetap membantu apabila mahasiswa kesulitan dalam mencari kata yang benar utnuk dihasilkan dan diucapkan. 7. Pada tahap pasca kegiatan post activity, dosen dan mahasiswa menyimpulkan pembelajaran pada materi pertemuan tersebut dan mahasiswa merespon stimulus yang diberikan selama pembelajaran. 8. Selanjutnya mahasiswa diberikan evaluasi berupa tes lisan untuk menceritakan kegiatan sehari-hari mereka dalam bentuk lisan. 3. Observasi Tahap observasi ini dilakukan bersamaan dengan tahap tindakan. Peneliti sebagai observer pertama melakukan observasi dan evaluasi aktifitas mahasiswa selama pembelajaran melalui lembar observasi mahasiswa. Pengamatan atau observasi dilakukan dalam rangka pengumpulan data kualitatif diambil dari hasil pembelajaran berupa produk berbicara siswa yang diperoleh pada akhir setiap siklus. Pada saat penelitian berlangsung, kolaborator sebagai observer kedua melaksanakan observasi dan evaluasi dengan menggunakan lembar observasi dosen. 4. Refleksi Refleksi adalah mengingat atau merenungkan kembali suatu tindakan. Pada tahap ini digunakan untuk mengkaji ulang kegiatan pembelajaran yang baru berlangsung berdasarkan hasil pengamatan. Pada sikus III ini dilakukan analisis kembali untuk mendapatkan kesimpulan apakah tujuan penelitian sudah tercapai atau tidak. Garis besar dalam langkah-langkah penelitian adalah: Gambar 3.1 Daur Kegiatan PTK Suharsimi Arikunto 2006:98

3.6 Definisi Konseptual dan Operasional

Dokumen yang terkait

IMPROVING STUDENTS’ SPEAKING ABILITY THROUGH INFORMATION GAP TECHNIQUE AT THE FIRST GRADE OF SMAN 3 BANDAR LAMPUNG

0 9 58

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS MELALUI TEKNIK 4/3/2 PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI GEDONGTATAAN PESAWARAN LAMPUNG

1 21 78

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VI SD XAVERIUS 3 BANDAR LAMPUNG

5 30 39

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris Melalui Model Pembelajaran Number Head Together Pada Siswa Kelas IV SDN Yosodipuro Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

0 2 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAKAN Peningkatan Keterampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Dengan Menggunakan Media Lagu Di Kelas 4 SD Negeri Nayu Barat 1 Surakarta Tahun Ajaran 2012/201

0 1 17

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA (SPEAKING) MAHASISWA JURUSAN BAHASA INGGRIS MELALUI LISTENING EXERCISE MODEL (LEM).

0 1 13

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE DEBAT AKTIF PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Debat Aktif pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri 3 Purwantoro Ke

0 0 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TUGAS (TASK-BASED LEARNING) BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS : Studi pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Bandung.

9 33 81

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI PENDEKATAN SINEKTIK DALAM PENGAJARAN BAHASA JEPANG KEPARIWISATAAN : Penelitian Eksperimen Mata Kuliah Bahasa Jepang pada Mahasiswa semester III STP Trisakti Jakarta.

0 1 39

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS MELALUI METODE GAMES

1 2 22