Universitas Sumatera Utara
terputus dan diukur dari garis pusat kolom sama dengan setengah lebar panel untuk panel dalam.
2.6 Konsep Pendekatan Struktur Plat Dua Arah
Untuk membahas lenturan pelat dua arah, pertama – tama ditinjau perilaku fisik suatu panel pelat segi empat yang ditumpu oleh komponen struktur sanngat
kaku pada keempat sisinya, misalnya balok kaku atau dinding geser.Apabila pelat menahan beban luar termasuk beban gravitasi berat sendiri yang bekerja padanya,
pelat melendut membentuk cekungan seperti bentuk piringan makan.Apabila sudut – sudutnya tidak dicetak secara monolit dengan tumpuannya boleh jadi akan terangkat
karenanya.Derajat kelengkungan cekungan menunjukkan besar momen yang terjadi, semakin curam cekungan berarti semakin besar momennya. Untuk pelat yang
panjang dan lebar tidak sama, cekungan lebih curam pada potongan melintang tegak lurus sisi panjangnya, yang berarti terjadi momen lebih besar pada sisi panjang atau
beban lebih besar pada arah bentang pendek. Intensitas kecuraman cekungan, yang berarti juga besarnya momen berikut redistribusinya pada masing – masing arah
tergantung pada derajat kekakuan tumpuan. Sehingga memungkinkan terjadinya kasus dimana perbandingan kekakuan balok terhadap pelat mengakibatkan
kelengkungan dan momen pada arah panjang lebih besar dari arah lebar, seperti yang berlaku pada pelat dimana tumpuannya berupa grid atau kolom pada balok. Dengan
demikian dapat pula disimpulkan, karena pelat bersifat fleksibel dan umumnya bertulang lemah maka redistribusi momennya akan sangat tergantung pada kekakuan
relative komponen struktur tumpuan terhadap palat yang ditumpunya. Penjabaran perilaku fisik tersebut adalah penyerderhaan pengertian dari suatu mekanisme statis
tak tentu berderajat banyak yang sangat kompleks. Selanjutnya dengan menggunakan model pelat seperti tampak pada gambar
2.11 dilakukan peninjauan lajur AB dan DE pada masing – masing tengah bentang panjang dan lebar. Seperti yang sudah dikenal, lendutan balok diatas tumpuan
sederhana akibat beban merata adalah : Δ =
2.42
Universitas Sumatera Utara
Atau, Δ = kW
u
l
n 4
, dimana nilai konstatan k adalah : k =
2.43
sumber : Struktur beton bertulang, Istimawan Dipohusodo kembali pada model gambar 2.11, apabila lebar lajur AB sama dengan DE , dengan
panjang masing – masing l, maka : Δ
AB
= kw
AB
p
4
Δ
DE
= kw
AB
p
4
Dimana w
AB
dan w
DE
adalah bagian intensitas beban total w
u
yang ditransformasikan ke lajur AB dan DE,w
u
= w
AB
+ w
DE
Kedua persamaan lendutan tersebut diatas harus sesuai, sehingga bila disamakan akan diperoleh :
w
AB
=
dan
w
DE
=
2.7 Persyaratan Kekuatan