Lendutan Flat Slab METEDOLOGI

Universitas Sumatera Utara

3.3 Lendutan Flat Slab

Flat slab banyak dijumpai pada konstruksi beton tulang. Pelat ini yang terbuat dari lantai beton bertulang bertumpu langsung pada kolom,tanpa balok melalui balok dan dibuat monolit dengan kolom.Bagian atas kolom biasanya diperbesar untuk mengurangi pengaruh tumpuan titik sehingga terbentuk capital kolom. Juga, atas alas an yang sama, pelat tanpa balok sering disebut diberi drop panel , yakni bagian pelat yang dipertebal disekitar capital. Konstruksi flat slab yang tidak memiliki capital kolom atau panel penebal disebut flate slab .Walupun aksi structural flat slab dan “flate slab” serupa, pertemuan kolom dan pelat pada konstruksi “ flate plate” akan mengalami tegangan geser yang besar, yang kadang – kadang memerlukan tulangan khusus. Flat slab memiliki beberapa keuntungan dibandingkan sistem pelat dengan balok konvensional dan lantai bergelagar ; keuntungan yang utama adalah “  Pelaksanaan lebih ekonomis  Tampaknya bersih dan tidak putus – putus Perilaku structural flat slab dan “ flate plate” bisa diidealisir dengan menganggap pelat ini berlaku sebagai pelat menerus yang bertumpu pada barisan kolom yang kekakuan lenturnya bisa diabaikan. Selain itu, kita bisa menganggap bahwa reaksi kolom tersebar merata pada suatu luas kecil. Jika dimensinya suatu flat slab yang memikul beban merata relative besar dibandingkan dengan jarak antarkolomnya., sifat simetri pada konfigurasi struktur dan pembebanan bisa dimanfaatkan untuk mereduksi masalahnya ke analisis satu panil dalam. Gambar 3.2 Flat slab Universitas Sumatera Utara Penyelesaian umumnya pada pelat yang ditumpu sederhana diperoleh dengan menjumlahkan penyelesaian khusus w P dan penyelesaian homogen w H yang dapat kita ambil lendutan total w dibawah ini : w = w 1 + w 2 3.1 atau w x,y = w P + w H sebagai penyelesaian khusus, kita bisa menggunakan lendutan lajur pelat yang memikul beban merata: w 1 = 1 − 2 3.2 sedangkan penyelesaian homogen w 2 dapat dituliskan dalam bentuk deret : w 2 = A + ∑ cos ∾ , , 3.3 dimana : Ym = Am cosh + Bm sinh sehingga, w 2 = A0 + ∑ Am cosh + Bm sinh ∾ , , cos 3.4 dimana konstanta A , A m , dan B m harus ditetapkan dari kondisi batas sepanjang tepi y = b2 . Dari persyaratan mengenai kemiringan, yaitu : = + 3.4 Dapat langsung kita peroleh : Bm = - Am 3.5 Dimana P = qab merupakan beban total pada salah satu panel pelat.Dengan menggantikan w dengan persamaan 3.4 dan dengan mengamati bahwa suku kedua dalam tanda kurung hilang, dengan memperhitungkan kondisi batas w y = 0, akan kita peroleh : - D = - Pa ∑ − 1 cos ∾ , , 3.6 Universitas Sumatera Utara Dengan memasukkan persamaan 3.4 kedalam persamaan 3.7 seperti : D A + Am cosh + Bm sinh cos = Pa ∑ − 1 cos ∾ , , Sehingga, D [ + 3 sinh + cosh ] = Pa -1 m2 3.7 Dimana : m = Dengan memasukkan persamaan 3.5 kedalam persamaan 3.7,dimana P = qab D + 3 − Am si nh + − Am cosh = Pa -1 m2 Am sinh − 3 − . = -1 m2 Am . − 2 − . = -1 m2 Am 2 = -1 m2 Am = - -1 m2 . . Sedangkan : Bm = - Am Bm = - - -1 m2 . . Bm = -1 m2 . Sehingga Am dan Bm yang diperoleh dimasukkan kedalam persamaan 3.2 dan 3.3 menjadi : w = 1 − 2 + A + − 1 + t anh si nh tanh cosh + − 1 ∾ , , . 1 . cos Universitas Sumatera Utara Sehingga lendutan pelat adalah : w = 1 − 2 + A + ∑ ∾ , , . 3.8 tanh sinh − + tanh cosh Sekarang kontanta A dapat ditetapkan dari persyaratan bahwa tidak terjadi lenutan pada sudut – sudut pelat. Sehingga : A = - ∑ ∾ , , m - Persamaan lendutan panel w adalah : w = 1 − 2 +A + ∑ ∾ , , . tanh si nh − + tanh cosh - ∑ ∾ , , m - 3.9

3.4 Lendutan Pelat dengan Balok