Hakikat Belajar KAJIAN TEORI

12

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 KAJIAN TEORI

2.1.1 Hakikat Belajar

2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar dialami oleh setiap manusia untuk mendapatkan pengetahuan melalui suatu proses dari tidak tahu menjadi tahu yang bersifat permanen. Sesuai pendapat Slameto 2010: 2 belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Slavin dalam Rifa’i dan Anni, 2012: 82 menyatakan bahwa “belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman”. Hamdani 2011: 21 juga merumuskan pengertian tentang belajar yang menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan. Sedangkan menurut Gagne dalam Suprijono, 2012: 2 menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktifitas dan bukan berasal dari proses pertumbuhan. Menurut Sardiman 2012: 20 menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Kemudian Menurut Bower dan Hilgard dalam Winataputra, 2008: 1.8 yaitu belajar mengacu pada perubahan perilaku atau potensi individu sebagai hasil dari pengalaman dan perubahan tersebut tidak disebabkan oleh insting, kematangan atau kelelahan dan kebiasaan. Berdasarkan berbagai pendapat para ahli tentang pengertian belajar tersebut, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar melalui pengalaman secara kontinyu untuk merubah sikap, perilaku, pengetahuan dan keterampilan yang relatif menetap pada suatu individu. 2.1.1.2 Unsur-unsur Belajar Belajar merupakan sebuah sistem yang didalamnya terdapat berbagai unsur yang saling terkait sehingga menghasilkan perubahan perilaku. Gagne, dalam Rifa’i dan Anni, 2012: 82 menjelaskan bahwa dalam proses belajar mengandung tiga unsur utama yaitu. 2.1.1.2.1 Peserta didik Peserta didik merupakan peserta pelatihan yang sedang melakukan kegiatan belajar. Peserta didik memiliki organ penginderaan yang digunakan untuk menangkap rangsangan; otak yang digunakan untuk mentransformasikan hasil penginderaan ke dalam memori yang kompleks; dan syaraf atau otot yang digunakan untuk menampilkan kinerja yang menunjukkan apa yang sedang dipelajari. Dalam proses belajar, rangsangan stimulus yang diterima oleh Peserta didik diorganisir di dalam syaraf, dan ada beberapa rangsangan yang disimpan di dalam memori. Kemudian memori tersebut diterjemahkan ke dalam tindakan yang dapat diamati seperti gerakan syaraf atau otot dalam merespon stimulus. 2.1.1.2.2 Rangsangan stimulus Peristiwa yang merangsang penginderaan siswa disebut stimulus. Banyak stimulus yang berada di lingkungan seseorang. Suara, sinar, warna, panas, dingin, tanaman, gedung, dan orang adalah stimulus yang selalu berada di lingkungan seseorang. Agar siswa mampu belajar optimal, ia harus memfokuskan pada stimulus tertentu yang diminati. 2.1.1.2.3 Memori Memori yang ada pada siswa berisi berbagai kemampuan yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari kegiatan belajar sebelumnya. 2.1.1.2.4 Respon Tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori disebut respon. Siswa yang sedang mengamati stimulus akan mendorong memori memberikan respon terhadap stimulus tersebut. Respon dalam siswa akan diamati pada akhir proses belajar yang disebut dengan perubahan perilaku atau perubahan kinerja performance 2.1.1.3 Prinsip-prinsip belajar Beberapa prinsip-prinsip dalam belajar perlu diperhatikan. Menurut Gagne dalam Rifa’i dan Anni, 2012: 79 beberapa prinsip belajar yaitu keterdekatan contiguity, pengulangan repetition, dan penguatan reinforcement. Prinsip keterdekatan menyatakan bahwa situasi stimulus yang hendak direspon oleh pembelajar harus disampaikan sedekat mungkin waktunya dengan respon yang diinginkan. Prinsip pengulangan menyatakan bahwa situasi stimulus dan responnya perlu diulang-ulang, atau dipraktikkan, agar belajar dapat diperbaiki dan meningkatkan retensi belajar. Prinsip penguatan menyatakan bahwa belajar sesuatu yang baru akan diperkuat apabila belajar yang lalu diikuti oleh perolehan hasil yang menyanangkan. Selain itu Gagne dalam Rifa’i dan Anni, 2012: 80 juga mengusulkan tiga prinsip yang harus ada dalam diri pebelajar sebelum melakukan proses belajar. Ketiga prinsip itu adalah: 1 informasi faktual factual information. 2 kemahiran intelektual intellectual skill, pebelajar harus memiliki berbagai cara untuk mempelajari hal-hal baru. Kemahiran intektual dapat distimulus dengan beberapa petunjuk verbal. 3 strategi strategy, pebelajar dewasa dalam melakukan aktivitas beljar dibantu oleh kemampuan pengelolaan diri self-management yang pada akhirnya dijadikan sebagai pebelajar diri self-learners. Prinsip belajar menurut peneliti yaitu belajar merupakan proses perubahan perilaku seseorang secara kontinyu yang dilakukan secara bertahap. Belajar diperlukan keterdekatan agar stimulus yang diberikan mampu direspon dengan baik. Belajar harus dilakukan secara berulang-ulang agar hasil belajar dapat diperbaiki dan meningkat. Belajar perlu adanya penguatan agar pembelajaran mempunyai motivasi yang besar untuk mempelajari sesuatu. 2.1.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran menurut Hamalik 2013: 32 yaitu: 1 faktor kegiatan; 2 belajar memerlukan latihan; 3 belajar siswa lebih berhasil; 4 siswa harus mengetahui apakah ia berhasil atau gagal dalam belajarnya; 5 faktor asosiasi; 6 pengalaman masa lampau; 7 faktor kesiapan belajar. Sardiman 2011: 39-40 faktor-faktor psikologis dalam belajar akan memberikan andil yang cukup penting. Faktor-faktor psikologis akan senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal. Thomas F. Staton dalam Sardiman menguraikan enam macam faktor psikologis adalah sebagai berikut: 1 motivasi; 2 konsentrasi; 3 reaksi; 4 organisasi; 5 pemahaman; 6 ulangan. Rifai dan Anni 2011:97, dijelaskan bahwa belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu kondisi internal peserta didik dan kondisi eksternal peserta didik. Kondisi Internal peserta didik meliputi, kondisi fisik dan psikis. Sedangkan kondisi eksternal peserta didik meliputi, variasi dan tingkat kesulitan materi belajar stimulus yang dipelajari direspon, tempat belajar, iklim, suasana lingkungan dan budaya belajar masyarakat akan mempengaruhi kesiapan, proses dan hasil belajar siswa. Agar siswa berhasil dalam pembelajaran, maka siswa harus memiliki kondisi internal dan eksternal yang baik, sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran secara maksimal. Dengan mengikuti pembelajaran secara maksimal siswa dapat mencapai hasil yang maksimal pula. Berdasarkan uraian tersebut maka faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran yaitu di bagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri misalnya minat, usaha, kesiapan belajar. Sedangkan Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar misalnya intelegensi, fisiologi, pengalaman.

2.1.2 Hakikat Pembelajaran

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI CAHAYA SISWA KELAS V SDN GUGUS WISANG GENI KOTA SEMARANG

0 6 356

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN LANGENSARI KABUPATEN SEMARANG

0 12 279

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM PADA SISWA KELAS V SDN TAMBAKAJI 01 SEMARANG

4 50 288

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SETS (SCIENCE, ENVIRONMENT, Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Melalui Model Pembelajaran SETS (Science, Environment, Technology And Society) Pada Siswa Kelas V SDN 01 Mala

0 0 15

PENDAHULUAN Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Melalui Model Pembelajaran SETS (Science, Environment, Technology And Society) Pada Siswa Kelas V SDN 01 Malanggetan Tahun 2011/2012.

0 0 5

METODE PENELITIAN Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Melalui Model Pembelajaran SETS (Science, Environment, Technology And Society) Pada Siswa Kelas V SDN 01 Malanggetan Tahun 2011/2012.

0 1 15

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Melalui Model Pembelajaran SETS (Science, Environment, Technology And Society) Pada Siswa Kelas V SDN 01 Malanggetan Tahun 2011/2012.

0 1 25

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SETS (SCIENCE ENVIRONMENT Peningkatan hasil belajar IPA melalui pendekatan pembelajaran SETS (science environment technology and society) pada siswa kelas IV SDN Pulokulon 05 tahun ajaran 2011

0 0 17

PENDAHULUAN Peningkatan hasil belajar IPA melalui pendekatan pembelajaran SETS (science environment technology and society) pada siswa kelas IV SDN Pulokulon 05 tahun ajaran 2011/2012.

0 0 5

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V DI SDN GUGUS MELATI KOTA SEMARANG

1 2 71