Pengertian Sistem Kompensasi Penerapan sistem kompensasi di Madrasah Tsanawiyah Hudaatul Umam Pasirawi Pasarkemis Tangerang

12 layak, karyawan dapat memberikan loyalitasnya terhadap organisasi kemudian organisasi juga mendapatkan keuntungan dari diterapkannya sistem kompensasi yang baik yaitu organisasi akan mendapatkan prestasi kerja yang baik selanjutnya organisasi mendapatkan hasil yang baik dari hasil kerja karyawan yang berprestasi. Kompensasi merupakan salah satu faktor utama mengapa seseorang mencari pekerjaan dan menentukan pilihan untuk bekerja di suatu perusahaan. Faktor kompensasi itu sangat bersentuhan langsung dengan kesejahteraan pekerja oleh karena itu kompensasi yang menarik merupakan dambaan setiap calon karyawan untuk menerima atau menolak pekerjaan. Sistem kompensasi yang menarik merupakan trik atau kiat untuk menjaring calon karyawan yang berkualitas. Sudah tergambarkan bahwa kompensasi merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan operasional organisasi. Sehingga organisasi selayaknya dapat memberikan perhatian lebih. Kompensasi yang baik membuat karyawan betah untuk berkinerja yang lebih baik lagi, tetapi jika pemberian kompensasi yang tidak menarik dapat membuat para pegawai hengkang dari tempat kerjanya.

B. Sistem dan Pemberian Kompensasi dalam Islam

Kompensasi merupakan upaya perusahaan untuk memberikan motivasi kerja, membantu perkembangan dan mempertahankan karyawan yang berkualitas. Kompensasi selalu dipengaruhi oleh faktor penilaian. Tujuan perusahaan memberikan kompensai dengan cara beberapa sistem agar tidak adanya penyelewengan dari dana yang akan diberikan. Kompensasi harus dibayarkan kepada karyawan tepat pada waktunya, jangan sampai terjadi penundaan dalam pemberiannya. Dalam pemberian kompensasi berbeda-beda pada setiap pekerja, tergantung dari tingkat prestasi yang dimiliki karyawan. Diantara manusia satu dan manusia yang lain memiliki perbedaan kemampuan dan potensi. Oleh karenanya islam memberikan imbalan dalam tingkatan berbeda-beda. Allah SWT menjanjikan siksaan yang amat pedih untuk orang- 13 orang yang memakan hak pekerja. Rasulullah SAW. Bersabda dalam sebuah hadits qudsi: bahwa “tiga orang yang aku musuhi dihari kiamat, yaitu; orang yang memberi karena aku lalu mengingkarinya, orang yang menjual budak yang sudah dibebaskan lalu memakan harganya, dan orang yang mempekerjakan buruh yang melaksanakan tugasnya, tetapi tidak memberikan upahnya ” H.R : Al Buchari. Dari hadits tersebut menyatakan bahwa ada tiga orang yang disebutkan yang akan dimusuhi dihari akhir nanti. Ketika perusahaan atau suatu lembaga memberi imbalan tetapi mengingkari pemberian imbalan nya, suatu lembaga yang bekerja tetapi hak nya pegawai dimiliki oleh suatu lembaga tersebut selanjutnya suatu lembaga harus mempekerjakan pegawai dan memberikan imbalannya sesuai dengan kinerja karena diantara suatu lembaga dan pegawai memiliki hak dan kewajibannya masing-masing. Kemudian Rasulullah bersabda “berbuat zalim terhadap upah pekerja termasuk dosa-dosa besar ” H.R : Ahmad. Hadist tersebut menjelaskan bahwa seorang yang memiliki pegawai wajib memberikan hak nya terhadap pegawainya karena jika suatu lembaga tidak memberikan hak seorang pegawai termasuk perbuatan zalim dan merupakan dosa besar. Kemudian dari Abu Sa’id Al-Hudri, r.a bahwa rasulullah bersabda yang artinya “barang siapa mempekerjakan seseorang, hendaklah disepakati upahnya ” H.R : Al-Baihaqi kemudian Abu Ya’la meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya “berikan upah kepada pekerja sebelum kering keringatnya ” H.R: Abu Ya’la. Bahwa dalam memberikan imbalan kepada pegawai harus ada kesepakatan antara kedua belah pihak. Sebelum pegawai melaksanakan tugasnya, pegawai diberikan kesepatan tentang pemberian imbalan yang akan diberikan setelah pegawai mengerjakan tugasnya kemudian suatu lembaga harus memberikan imbalan kepada pegawai tepat pada waktunya, jangan sampai imbalan yang diterima melebihi tanggal waktu kesepakatan. Dari beberapa hadits di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pemberian kompensasi tercantum dalam hadits yang menyatakan bahwa dalam setiap organisasi dalam hal pekerjaan harus adanya kesepakatan antara 14 kedua belah pihak, dari pihak organisasi menginginkan loyalitas dari pegawai untuk menghasilkan yang lebih baik bagi kemajuan organisasi sedangkan pegawai membutuhkan imbalan yang sesuai dengan kinerja nya, dengan adanya kesepakatan maka secara tidak langsung akan terbentuk jelas mengenai hak dan kewajiban yang harus dipikul oleh masing-masing. Kemudian dalam pemberian kompensasi yang akan dibayarkan kepada pegawai harus dibayar tepat pada waktunya, jangan sampai terjadi penundaan, supaya kepercayaan karyawan terhadap perusahaan semakin besar. Ada beberapa pendapat tentang sistem kompensasi yang biasa digunakan oleh perusahaan atau lembaga dalam pemberian kompensasi, yaitu: 1. Sistem Waktu Dalam sistem waktu besarnya kompensasi gajiupah ditetapkan berdasarkan standar waktu seperti jam, hari, minggu atau bulan. Administrasi pengupahan sistem waktu relative mudah diterapkan kepada guru maupun kepada tenaga kependidikan lainnya. Sistem waktu biasanya ditetapkan jika prestasi kerja sulit di ukur perunitnya dan bagi guru tetap kompensasinya dibayar atas sistem waktu secara periodic setiap bulannya. Besarnya kompensasi sistem waktu hanya didasarkan kepada lamanya bekerja bukan berdasarkan prestasi kerjanya. 2. Sistem Hasil Dalam sistem hasil, besarnya kompensasiupah ditetapkan atas kesatuan unit yang dihasilkan pekerja. Besarnya kompensasi yang dibayar didasarkan kepada banyaknya hasil yang dikerjakan bukan kepada lamanya waktu mengerjakannya. Dalam sistem hasil memberikan kepada karyawan yang bekeja bersungguh-sungguh serta berprestasi baik akan mendapatkan balas jasa yang lebih besar dan prinsip keadilan betul-betul diterapkan pada sistem hasil. 3. Sistem Borongan Dalam sistem borongan besarnya kompensasiupah ditetapkan atas kombinasi dari dua sistem di atas, yang didasarkan atas volume 15 pekerjaan dan lamanya mengerjakan. Penetapan balas jasa dalam sistem ini cukup rumit, dalam sistem borongan pekerja bisa mendapatkan balas jasa besar atau kecil tergantung dari prestasi karyawan yang bagus. 11 Lain lagi menurut Wikipedia bahwa di Indonesia terdapat 5 sistem dalam pemberian upah: 1. Upah menurut waktu Menurut sistem ini, besarnya upah didasarkan pada lama bekerja seseorang.Satuan waktu dihitung perjam, perhari, perminggu atau perbulan. 2. Upah menurut satuan hasil Menurut sistem ini, besarnya upah didasarkan pada jumlah barang yang dihasilkan oleh seseorang. Satuan hasil dihitung perpotong barang, persatuan panjang atau persatuan berat. 3. Upah borongan Menurut sistem ini pembayaran upah berdasarkan atas kesepakatan bersama antara pemberi dan penerima pekerjaan. 4. Sistem bonus Sistem bonus adalah pembayaran tamabahan diluar upah atau gaji yang ditunjukan untuk merangsang memberi insentif agar pekerja dapat menjalankan tugasnya lebih baik dan penuh tanggung jawab, dengan harapan keuntungan lebih tinggi. Makin tinggi keuntungan yang diperoleh makin besar bonus yang akan diberikan 5. Sistem mitra usaha Dalam sistem ini pembayaran upah sebagian diberikan dalam bentuk saham perusahaan, tetapi saham tersebut tidak diberikan kepada perorangan melainkan pada organisasi pekerja diperusahaan tersebut. 12 Kemudian sedikit berbeda tentang sistem kompensasi menurut Puji Hartatik bahwa ada beberapa sistem kompensasi yang biasa digunakan adalah sistem prestasi, sistem waktu dan sistem kontrak atau borongan. 1. Sistem Prestasi Upah menurut prestasi kerja sering juga disebut dengan upah sistem hasil. Pengupahan dengan cara ini mengaitkan secara langsung antara besarnya upah dengan prestasi kerja yang 11 Suhendra, Murdiyah Hayati. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta Dan UIN Jakarta Press, 2006 h. 105 12 http:id.m.wikipedia.orgwikigaji.192014.11:00 AM 16 ditunjukan oleh karyawan yang bersangkutan. Sedikit banyak nya upah tergantung pada sedikit banyaknya hasil yang dicapai karyawan dalam waktu tertentu. 2. Sistem Waktu Besarnya kompensasi dihitung berdasarkan standar waktu seperti jam, hari, minggu, bulan. Besarnya upah ditentukan oleh lamanya karyawan melaksanakan atau menyelesaikan suatu pekerjaan. 3. Sistem kontrakborongan Penetapan besarnya upah dengan sistem kontrakborongan didasarkan atas kuantitas, kualitas dan lamanya penyelesaian pekerjaan yang sesuai dengan kontrak perjanjian. 13 Salah satu tantangan dalam lembaga pendidikan dalam sumber daya manusia adalah mengembangkan sistem kompensasi yang dapat memotivasi guru dalam meningkatkan kinerjanya. Maka dari itu hendaknya lembaga pendidikan menerapkan sistem kompensasi yang dapat memberikan kepuasan bagi guru atas apa yang telah mereka berikan. Adapun menurut penulis sistem kompensasi yang efektif diterapkan adalah sistem waktu. Dimana sistem ini sering diterapkan di sekolah-sekolah karena kompensasi yang diberikan berdasarkan lamanya bekerja berdasarkan jadwal jam mengajar guru disekolah. Menurut Sondang P. Siagian dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia mengemukakan sistem imbalan yang efektif. Dalam mengembangkan sistem imbalan yang efektif, para spesialis dibidang manajemen sumber daya manusia sedikitnya melakukan empat hal, yaitu: 14 1. Melakukan analisis pekerjaan. Artinya perlu disusun deskripsi jabatan, uraian pekerjaan dan standar pekerjaan yang terdapat dalam suatu organisasi. 13 Hartatik, Indah Puji. Buku Praktis Mengembangkan SDM, Jogjakarta: laksana, 2014 h. 254-255 14 Siagian, Sondang P. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara, 2008 ed. 1, cet. 15, h. 257-258