Sistem dan Pemberian Kompensasi dalam Islam

16 ditunjukan oleh karyawan yang bersangkutan. Sedikit banyak nya upah tergantung pada sedikit banyaknya hasil yang dicapai karyawan dalam waktu tertentu. 2. Sistem Waktu Besarnya kompensasi dihitung berdasarkan standar waktu seperti jam, hari, minggu, bulan. Besarnya upah ditentukan oleh lamanya karyawan melaksanakan atau menyelesaikan suatu pekerjaan. 3. Sistem kontrakborongan Penetapan besarnya upah dengan sistem kontrakborongan didasarkan atas kuantitas, kualitas dan lamanya penyelesaian pekerjaan yang sesuai dengan kontrak perjanjian. 13 Salah satu tantangan dalam lembaga pendidikan dalam sumber daya manusia adalah mengembangkan sistem kompensasi yang dapat memotivasi guru dalam meningkatkan kinerjanya. Maka dari itu hendaknya lembaga pendidikan menerapkan sistem kompensasi yang dapat memberikan kepuasan bagi guru atas apa yang telah mereka berikan. Adapun menurut penulis sistem kompensasi yang efektif diterapkan adalah sistem waktu. Dimana sistem ini sering diterapkan di sekolah-sekolah karena kompensasi yang diberikan berdasarkan lamanya bekerja berdasarkan jadwal jam mengajar guru disekolah. Menurut Sondang P. Siagian dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia mengemukakan sistem imbalan yang efektif. Dalam mengembangkan sistem imbalan yang efektif, para spesialis dibidang manajemen sumber daya manusia sedikitnya melakukan empat hal, yaitu: 14 1. Melakukan analisis pekerjaan. Artinya perlu disusun deskripsi jabatan, uraian pekerjaan dan standar pekerjaan yang terdapat dalam suatu organisasi. 13 Hartatik, Indah Puji. Buku Praktis Mengembangkan SDM, Jogjakarta: laksana, 2014 h. 254-255 14 Siagian, Sondang P. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara, 2008 ed. 1, cet. 15, h. 257-258 17 2. Melakukan penilaian pekerjaan dikaitkan dengan keadilan internal. 3. Melakukan survey berbagai sistem imbalan yang berlaku guna memperoleh bahan yang berkaitan dengan keadilan eksternal. 4. Menentukan harga setiap pekerjaan yang dihubungkan dengan harga pekerjaan sejenis ditempat lain. Dengan mengembangkan sedikitnya empat hal dalam penentuan pemberian kompensasi. Maka manajer dapat menentukan pekerjaan mana yang harus dibayar lebih tinggi atau lebih rendah dari pekerjaan-pekerjaan lain.

C. Jenis-jenis kompensasi

Ada banyak yang berpendapat tentang jenis-jenis kompensasi. Yang jelas bagi karyawan atau pegawai jenis-jenis kompensasi tersebut yang harus dimiliki oleh pegawai. Dengan adanya jenis-jenis kompensasi yang lengkap dapat meningkatkan kinerja pegawai untuk menghasilkan sesuatu yang menguntungkan bagi organisasi atau perusahaan. Kemudian macam-macam kompensasi yang dikemukakan oleh Malayu S.P Hasibuan bahwa kompensasi dibedakan menjadi dua yaitu: 1. kompensasi langsung direct compensation yang berupa gaji, upah dan upah insentif 2. Kompensasi tidak langsung indirect compensation atau employee welfare atau kesejahteraan karyawan. 15 Hal yang sama dikemukakan oleh Suhendra dan Murdiyah hayati, menurut mereka kompensasi itu terbagi menjadi dua bagian, yaitu pertama kompensasi langsung yang berupa gaji, upah, upah insentif dan benefit serta service. Dan yang kedua kompensasi tidak langsung seperti berbagai fasilitas yang mencakup kesejahteraan karyawan. 16 15 Malayu S.P Hasibuan. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012 ed. Revisi h. 118 16 Suhendra, Murdiyah Hayati. Manajemen Sumber Daya Manusia,Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dan UIN Jakarta Press, 2006 h. 102 18 Pendapat yang sedikit berbeda dikemukakan oleh Rivai didalam bukunya Indah Puji Hartatik bahwa jenis kompensasi yang diterima karyawanpegawai terbagi menjadi dua, yaitu: 17 a. Kompensasi finansial Kompensasi finansial terdiri atas dua yaitu:  Kompensasi finansial langsung terdiri atas pembayaran pokok gaji, upah, prestasi, insentif, komisi, bonus, bagian keuntungan, opsi saham, dan pembayaran tertangguh tabungan hari tua serta saham kumulatif  Kompensasi finansial tidak langsung terdiri atas proteksi yang meliputi asuransi, pesangon, sekolah anak, dan pension. Kompensasi luar jam kerja meliputi lembur, hari besar, cuti, sakit dan cuti hamil. Sedangkan kompensasi berdasarkan fasilitas meliputi rumah, biaya, pindah dan kendaraan. b. Kompensasi nonfinansial Kompensasi nonfinansial biasanya dikarenakan karier yang meliputi peluang promosi, pengakuan karya, temuan baru, prestasi istimewa. Sedangkan kompensasi dikarenakan lingkungan kerja meliputi mendapat pujian, bersahabat, nyaman bertugas, menyenangkan dan kondusif. Dari uraian di atas tentang macam-macam kompensasi dapat disimpulkan bahwa kompensasi dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu: kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung. Komponen kompensasi yaitu: a. Kompensasi langsung direct compentation berupa: 1 Gaji menurut Malayu SP Hasibuan adalah balas jasa yang dibayar secara periodic kepada karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti. Gaji akan tetap dibayarkan walaupun pekerja tersebut 17 Hartatik, Indah Puji. Buku Praktis Mengembangkan SDM, Jogjakarta: laksana, 2014 h. 248- 249 19 tidak masuk kerja 18 . kemudian pendapat yang berbeda menurut Anwar Prabu M bahwa gaji merupakan uang yang dibayarkan kepada pegawai atas jasa pelayanannya yang diberikan secara bulanan. 19 Lain halnya menurut Veithzal Rivai bahwa gaji merupakan balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan sebagai konsekuensi dari kedudukannya sebagai seorang karyawan yang memberikan sumbangan tenaga dan pikiran dalam mencapai tujuan perusahaan. Atau, dapat dikatakan sebagai bayaran tetap yang diterima seseorang dari keanggotaannya dalam sebuah perusahaan. 20 Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa gaji merupakan balas jasa yang dibayar secara periodic kepada guru atas pelepasan tanggungjawab atas pekerjaan. Besarnya gaji akan meningkat sesuai dengan tingkat pangkat dan masa kerja golongan. 2 Upah merupakan balas jasa yang dibayarkan kepada pekerja harian dengan berpedoman atas perjanjian yang disepakati membayarnya. 21 Lain halnya pendapat dari Mondy dan Noe dalam penggabean bahwa upah adalah imbalan finansial yang langsung dibayarkan kepada para pekerja berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau banyaknya pelayanan yang diberikan. 22 Kemudian menurut Undang-undang No 13 tahun 2003Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2005 mendefinisikan upah adalah hak pekerjaburuh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerjaburuh yang ditetapkan dan 18 Malayu SP Hasibuan. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012 ed. revisi, h. 118 19 Mangkunegara, Anwar Prabu, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011 h. 85 20 Rivai, Veithzal. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaa, .Jakarta: PT: Raja Grafindo Persada, 2010 h. 744 21 Hasibuan. loc. cit 22 Hartatik, Indah Puji. Buku Praktis Mengembangkan SDM, Jogjakarta: laksana, 2014 h. 249 20 dibayarkan menurut perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerjaburuh dan keluarganya atas satu pekerjaan dan jasa yang telah atau akan dilakukan”. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa upah merupakan balas jasa yang dibayarkan dalam bentuk uang atas waktu yang telah dipergunakan dengan berpedoman atas perjanjian yang telah disepakati antara kedua belah pihak. 3 Insentif menurut Suhendra adalah tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan tentang prestasinya di atas standar. 23 Pendapat berbeda dikemukakan oleh Hadari Nawawi bahwa insentif merupakan penghargaanganjaran yang diberikan untuk memotivasi para pekerja agar produktifitasnya tinggi, sifatnya tidak tetap atau sewaktu-waktu. 24 Kemudian pendapat yang dikemukakan oleh Mondy dan Noe dalam Panggabean 2002 mengemukakan bahwa insentif yaitu imbalan langsung yang dibayarkan kepada karyawan karena kinerjanya melebihi standar yang ditentukan. 25 Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa insentif merupakan kompensasi tambahan yang diberikan perusahaan atau lembaga pendidikan kepada karyawan atas prestasinya diatas standar organisasi. Tujuan dari pemberian insentif didalam perusahaan atau disuatu lembaga adalah untuk mendorong produktivitas kerja yang lebih tinggi. Sistem insentif merupakan bagian dari sistem kompensasi yang berlaku bagi guru dilembaga pendidikan. Berbagai insentif yang dikenal dewasa ini dapat digolongkan pada dua kelompok utama, yaitu sistem insentif tingkat individual “Piecework”: Bonus, Komisi dan sistem insentif bagi kelompok mencakup antara lain : 23 Suhendra, Murdiyah Hayati. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dan UIN Jakarta Press, 2006 h. 102 24 Hadari, Nawawi. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif, Jakarta: Gadjah Mada University Press, 2005h. 316-317 25 Hartatik, Indah Puji. Buku Praktis Mengembangkan SDM, Jogjakarta: Laksana, 2014 h. 250 21 insentif produksi, bagi keuntungan dan pengurangan biaya. 26 Berikut ini penjelasan tentang sistem insentif individual dan kelompok: Sistem Insentif Individual, salah satu teknik yang lumrah digunakan untuk mendorong para karyawan meningkatkan produktivitas kerjanya dengan memberi insentif finansial berdasarkan jumlah hasil pekerjaan karyawan yang dinyatakan dalam unit produksi. Macam-macam sistem insentif individual yaitu: 1. Bonus, bonus diberikan pada karyawan yang mampu bekerja melebihi target yang ditetapkan. 2. Komisi, pada dasarnya ada dua bentuk sistem ini, yaitu pertama, para karyawan memperoleh gaji pokok, tetapi penghasilannya dapat bertambah dengan bonus yang diterimanya karena keberhasilan melaksanakan tugas. Kedua, keryawan memperoleh penghasilan semata-mata berupa komisi. Sistem Insentif Kelompok, merupakan kenyataan bahwa dalam banyak organisasi, prestasi kerja bukan karena keberhasilan individual melainkan karena keberhasilan suatu kelompok kerja yang mampu bekerja sebagai suatu tim. Penghargaan atas keberhasilan kolektif itulah yang dimaksud dengan rencana insentif kelompok yang bentuknya dapat berupa rencana insentif produksi, rencana bagi keuntungan dan rencana pengurangan biaya.Pada kenyataannya dalam lembaga pendidikan kebanyakan pihak sekolah dalam memberikan insetif dalam bentuk insentif individual. 27 b. Kompensasi tidak langsung indirect compentation Kompensasi tidak langsung diberikan berdasarkan kebijakan 26 Sofyandi, Herman. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jogjakarta: Graha Ilmu, 2008 edisi. 1, cet. 1, h. 167-168 27 Ibid., h. 167-168