Pendidikan Alternatif di Taman Kebajikan

Pendidikan alternatif dikembangkan oleh Yayasan KKSP sejak tahun 1988, diawali dengan mengembangkan pendidikan non-formal untuk Taman kanak-kanak. Saat ini, pendidikan alternatif dianggap sebagai model pendidikan terpadu untuk: 1. Meningkatkan pengetahuan anak 2. Membentuk karakter anak 3. Meningkatkan ketrampilan anak. Pendidikan alternatif ini dilaksanakan dengan 2 pendekatan yang tak terpisahkan:

a. Pendidikan Alternatif di Taman Kebajikan

Pendidikan Alternatif di Taman Kebajikan adalah model pendidikan sekolah untuk anak-anak miskin anak-anak dari kawasan kumuh, anak putus sekolah, buruh anak dan anak jalanan. Model pendidikan ini mempunyai tujuan untuk membentuk karakter, meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anak serta memperkenalkan pandangan anak pada lingkungan sosial. Menindak lanjuti model pendidikan alternative yang dikembangkan dari Taman Kebajikan, saat ini KKSP sedang melakukan pemberdayaan kelompok masyarakat, pemerintah dan swasta yang berkaitan secara alami dan strategis dengan anak-anak untuk mengembangkan kemandirian, pandangan, pendapat dan partisipasi masyarakat yang lebih luas dengan Universitas Sumatera Utara membentuk Sanggar Taman Baca dan bermain di beberapa wilayah tempat alumni Taman Kebajikan berada. Taman Baca dan Bermain akan dikembangkan menjadi Taman Remaja dan Taman Dewasa yang akan memfasilitasi masyarakat dalam hak-hak petani, buruh atau masalah-masalah social-politik. Tujuan utama dari Taman Baca dan Bermain : 1. Menyediakan sanggar bermain dan belajar anak pada komunitas. 2. Menumbuhkan partisipasi masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan dilingkungannya Kegiatannya : 1. Melakukan sosialisasi kegiatan kepada masyarakat dalam pembentukan pengurus dan penyelenggara perpustakaan Taman Baca dan Bermain 2. Mempersiapkan sarana dan prasarana Taman baca dan Bermain 3. Memberikan training mengelola kegiatan Taman Baca dan Bermain kepada relawan 4. Menjalankan kegiatan perpustakaan 5. Membentuk kelompok bermain anak ditiap lokasi dampingan 6. Melakukan kegiatan perlombaan 7. Melakukan kegiatan Pementasan dan Pameran 8. Melakukan kegiatan Jambore Anak Universitas Sumatera Utara 9. Meningkatkan pemahaman dan ketrampilan relawan Taman Baca dan bermain tentang perspektif Hak Anak 10. Melakukan training dan diskusi-diskusi 11. Sharing pengalaman antar relawan dan pendamping 12. Terselenggaranya kegiatan-kegiatan anak-anak yang diprakarsai oleh pengurus Taman Baca dan Bermain. 13. Memberikan training management organisasi kepada pengurus organisasi

2. Pendidikan Alternatif untuk Anak jalanan

Dimulai tahun 1990, KKSP melakukan Pendidikan alternatif untuk anak jalanan dengan menggunakan pendekatan basis jalanan dan center. Program ini mengorganisir dan memfasilitasi sekitar 220 anak jalanan di 7 lokasi yaitu Terminal bus terpadu Amplas, Petisah, Aksara Plaza, Sukaramai, Simpang Ramayana, Simpang Halat dan Rumah Musik. Kebanyakan anak-anak datang dari luar kota Medan. Mereka berkerja dan tinggal di jalan tanpa perhatian keluarga. Disamping itu juga tanpa pendidikan, perhatian dan kasih sayang, mereka menghadapi begitu banyak kekerasan baik secara fisik dan non-fisik. Pendidikan alternatif yang diberikan pada anak jalanan adalah pendidikan luar sekolah pendidikan alternatif di Taman Kebajikan, dimana anak-anak dapat mengakses berbagai media pendidikan yang tersedia di Taman Kebajikan. Pendidikan ini berbeda dengan pendidikan formal yang memakai system Universitas Sumatera Utara classroom, Taman Kebajikan mencoba untuk memperkenalkan prinsip belajar yang tidak mengenal batas ruang dalam pendekatannya. Penyediaan fasilitas belajar di Rumah belajar, Rumah musik, Sanggar dan basis jalanan dilakukan untuk mencapai tujuan Pendidikan alternatif yang sebenarnya. Tujuan pendidikan luar sekolah adalah untuk pengembangan karakter, meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, namun tetap mempertimbangkan prinsip pluralisme, partisipasi dan semua orang adalah guru. Pendekatan pendekatan pendidikan luar sekolah diimplementasikan dalam kegiatan pendidikan seperti: 1. Tulis baca 2. Nilai Sosial dan Moral 3. HAM 4. Hak Anak 5. Prinsip Partisipasi Anak dan Demokrasi 6. HakBuruh 7. Kepemimpinan 8. Organisasi 9. Kerajinan Tangan Disamping itu, seni dan olahraga ditempatkan sebagai media pendidikan untuk anak-anak baik sebagai media pembebasan dan organisir antara komunitas anak. Sekarang, KKSP sedang mengorganisir anak jalanan di Sumatra Utara dan membentuk Organisasi anak-anak se Sumatra Utara yang terdiri dari anak jalanan, Universitas Sumatera Utara anak-anak desa, buruh anak dan anak-anak sektor yang lain. Media Kreatif yang akan dikembangkan adalah: 1. Klub Seni • Klub Musik : • Klub Theater • Melukis • Puisi 2. Pendidikan pada anak jalanan juga termasuk pendidikan jurnalistik untuk anak-anak melalui media Tualang. Tualang adalah majalah anak-anak, yang dikelola oleh anak-anak mulai dari pengumpulan berita, pencetakan sampai pada pendistribusian. Olahraga

3. Pendidikan Pencegahan Perdagangan Anak

Pendidikan pencegahan terhadap perdagangan anak dimulai sejak tahun 2002, ini dilakukan karena semakin meningkatnya jumlah korban anak yang diperdagangkan setiap tahunnya. Banyak anak yang menjadi korban adalah yang berasal dari keluarga yang memiliki tingkat ekonomi dan jenjang pendidikan yang rendah. Selain itu juga salah satu penyebab meningkatnya korban perdagangan karena minimnya informasi yang diterima. Pendidikan yang diberikan kepada masyarakat umum khususnya anak, adalah pendidikan awal, dimana mereka diberikan pengetahuan tentang apa yang Universitas Sumatera Utara dimaksud dengan perdagangan anak dan bahaya apa saja bagi yang menjadi korban. Selain melakukan pendidikan terhadap komunitas anak dan orang dewasa, juga melakukan kerjasama dengan pemerintah kota untuk membuat standar pelayanan dan penanganan bagi korban. Ruang lingkup kegiatan pendidikan ini antara lain : 1. Melakukan pendidikan pencegahan perdagangan anak di masyarakat yang diindikasi sebagai daerah sending, transit dan receiving area. 2. Membentuk kelompok anak di daerah dampingan, kelompok ini akan menjadi leader di masing-masing daerah untuk melakukan pendidikan terhadap teman sebaya dan juga melakukan kampanye anti perdagangan anak. 3. Melakukan training of trainer untuk pendidikan komunitas anti child trafiking level satu, pendidikan ini dilakukan secara general dan ini dilakukan pada anak dan orang dewasa untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan tentang perdagangan anak. 4. Memberikan perlindungan dan penanganan kasus kepada anak korban perdagangan .

II. Divisi Informasi dan Advokasi

Divisi informasi dan advokasi mengembangkan satu program informasi dan advokasi untuk mendistribusikan informasi tentang kondisi anak-anak yang memerlukan perlindungan khusus di Indonesia khususnya di Sumatra Utara dan Universitas Sumatera Utara melakukan tekanan untuk mendorong munculnya kebijakan dan implementasi perumusan hak-hak anak khususnya. Lebih jauh lagi, program informasi dan advokasi juga mencoba untuk mengembangkan pendidikan pada masyarakat tentang masalah hak anak melalui e-mail, press release, portal porum anak dll. Saat ini Yayasan KKSP lebih concern pada pengembangan advokasi non- litigasi. yang diimplementasikan melalui: 1. Monitoring pelanggaran dan kekerasan pada anak jalanan . 2. Investigasi dan monitoring kondisi pelacur anak 3. Kampanye tentang masalah anak-anak yang memerlukan perlindungan khusus melalui media elektronik seperti radio, inter-net dan televisi dan media cetak seperti newsletter, Koran dan majalah secara nasional atau internasional. 4. SeminarWorkshop 5. Memperkuat basis komunitas 6. Melakukan tekanan pada DPRD untuk perubahan kebijakan yang berpihak pada anak. 7. Mendampingi anak-anak yang memerlukan perlindungan khusus. 8. Melakukan penyadaran kepada publik tentang hak anak Namun demikian, KKSP juga melakukan usaha advokasi legislasi tentang masalah yang berhubungan dengan hak anak. Upaya litigasi yang sedang dilakukan adalah : 1. Membuat analisa Kebijakan tentang Kesehatan 2. Membuat analisa kebijakan tentang pendidikan Universitas Sumatera Utara 3. Menjadi team perumus dalam pembuatan SOP penanganan korban perdagangan anak 4. Mengajukan Draft SOP Penanganan pengemis dan gelandangan 5. Mengajukan Draft Qanun Perlindungan Anak Kabupaten Aceh Barat

IV. Divisi Kesehatan

Divisi ini bertujuan untuk memperbaiki tingkat kesehatan masyarakat dan anak-anak khususnya anak-anak yang memerlukan perlindungan khusus. Program dan kegiatan divisi ini antara lain: 1. Pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin dan anak-anak melalui Klinik Taman Sehat Yayasan KKSP 2. Pemeriksaan kesehatan berkala dan pemberian makana bergizi pada anak jalanan . 3. Mempromosikan kesehatan mandiri melalui diskusi berkala dengan anak- anak.

V. Program Children Center

Program ini di bentuk untuk membuat satu pusat kegiatan yang ada di KKSP yang ruang lingkup penjangkauannya adalah masyarakat luas. Dalam Children center ini akan mengembangkan tentang pendidikan rekreatif pada anak lewat media seni musik, teater, lukis dan tari. Kegiatan di Children Center : 1. Dessiminasi konsep children center ke publik Universitas Sumatera Utara 2. Melakukan pendidikan rekreatif melalui media seni musik, teater, lukis dan tari 3. Mengadakan children camp atau children family setiap satu tahun sekali 4. Menyediakan buku-buku bacaan 5. Mengembangkan permainan tradisional yang kreatif 6. Memberikan pendidikan komputer dan internet kepada anak 7. Membangun web untuk anak 8. Melakukan diskusi-diskusi tentang persoalan anak, pengembangan potensi anak dan kebijakan Nasional dan Daerah mengenai persoalan anak. 9. Melakukan kampanye nilai sosial anak lewat, pameran , karnaval dan memberikan penghargaan kepada yang respon pada nilai-nilai sosial anak. 10. Menerbitkan buku cerita anak.

VI. Dampingan KKSP

1. TAMAN BACA MEKKAR

Di Sumatera Utara, KKSP membangun 4 Taman Baca yakni di Desa Dalu X-A, Desa Dalu Sepuluh B, keduanya berada di kecamatan Tanjung Morawa—Deli Serdang, Desa Pasar-V Kebun Kelapa kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, dan Desa Denai Kuala kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang. Namun sejauh ini Taman Baca yang ada di Desa Dalu X-B, yang diberi nama Taman Baca “MEKKAR Meningkatkan Kreativitas dan Karya Anak Rakyat”, yang memiliki bangunan permanen Universitas Sumatera Utara tempat menyimpan buku. Sedang di desa-desa lainnya masih berpindah- pindah dari satu rumah ke lain rumah penduduk. Sebagai media pendidikan, anak-anak dapat belajar melalui kelompok- kelompok belajar yang mereka bangun sesuai dengan kebutuhan mereka. Kelompok belajar yang dibangun oleh anak-anak antara lain kelompok Perpustakaan, kelompok Biochild, kelompok Seni, kelompok Kesehatan, kelompok Ternak, kelompok Menabung, dankelompok Kerajinan Tangan. Terbentuknya kelompok perpustakaan dimulai dengan mengumpulkan sumbangan buku-buku bekas dari masyarakat. Satu demi satu. Hari ke hari jumlah buku yang terkumpul semakin banyak. Sepenuhnya adalah swadaya masyarakat. Kegiatan anak di perpustakaan tidak hanya membaca buku sebagaimana lazimnya perpustakaan konvensional. Selain membaca buku anak-anak diajak untuk belajar bedah buku dan diskusi. Bersama anak-anak juga dibentuk siapa yang bertugas mengelola perpustakaan; piket harian, petugas administrasi, dan petugas lain yang dibutuhkan. Anak-anak juga membuat katalog, mekanisme peminjaman dan pemulangan buku. Perencanaan kegiatan dan evaluasi hasil kegiatan dilakukan secara bersama. Dalam hal ini pendamping Yayasan KKSP hanya memfasilitasi bagaimana agar seluruh kegiatan yang ada di Taman Baca bisa berjalan sebagaimana yang direncanakan bersama. Universitas Sumatera Utara Proses pembelajaran disampaikan kepada anak melalui berbagai media. Lewat media seni lukis, musik, tari dan theater anak dapat mengenal dan mengungkapkan apa yang menjadi realita kehidupan mereka.

2. the baMBoes Komunitas Musik sampah

Kerasnya kehidupan di jalanan, tidak mematikan kreativitas anak-anak yang hidup di sana. Di Medan, anak-anak jalanan membentuk sebuah kelompok musik The Bamboes. Eksistensi mereka di jalanan ditandai dengan sejumlah penghargaan. Keunikan The Bamboes terutama karena kelompok ini menjadi sebuah identitas untuk semua anak jalanan di Medan. Keanggotaannya bersifat sukarela, tidak terbatas pada mereka yang mendirikan kelompok itu. Alat-alat musik yang digunakan adalah barang-barang bekas yang masih dapat dipergunakan, yang mereka sebut sebagai musik sampah. Dengan alat musik sederhana ini mereka mencipta sekitar 200 lagu tentang kehidupan, diskriminasi dan kisah-kisah yang mereka alami. Beberapa di antaranya sudah direkam dalam keping CD. Kelompok musik ini menjadi sarana untuk belajar tentang berbagai hal, melakukan banyak langkah untuk membuat mereka lebih diterima sebagai bagian masyarakat dan bisa menunjukkan prestasi, bukan sekedar anak jalanan.

3. TAMFARAN Team Fasilitator Remaja Medan

Universitas Sumatera Utara Perdagangan anak child trafficking di Indonesia khususnya di Medan sudah sangat sering terjadi. Hal itu mengakibatkan Indonesia menjadi negara yang dianggap buruk dalam hal perdagangan anak. Bahkan pada saat 02 Desember 2004,disebutkan bahwa Indonesia menduduki rekor teratas di Asia Tenggara sebagai negara pemasok perdagangan anak dan perempuan. Permasalahan tersebut mendorong TAMFARAN Team Fasilitator Remaja Medan untuk memberikan pendidikan dan informasi mengenai perdagangan anakchild trafficking. Tamfaran merupakan kumpulan remaja dari berbagai kumpulan remaja dari sekolah-sekolah baik di tingkat SMP,SMA,dan perguruan tinggi di kota Medan serta remaja-remaja yang berbeda yang pernah mengikuti pelatihan child trafficking yang peduli terhadap pendidikan dan hak anak untuk belajar menjadi fasilitator anak dan remaja dan mengadvokasikan hak-hak anak dan penyuluhan anti perdagangan anak yang dididik oleh yayasan KKSP. Tamfaran Team Fasilitator Remaja Medandibentuk pada tanggal 25 November 2007. Pada mulanya anggota Tamfaran merupakan peserta dari Training Of Trainer TOT yang dilaksanakan oleh yayasan KKSP untuk menjadi fasilitator anak. Jumlah peser TOT tersebut berjumlah 7 orang. Ketujuh orang inilah yang mendirikan Tamfaran pertama kali. Seven Stars,nama mereka sebelum Tamfaran. Dan terus belajar dan belajar dan kami dibekali pengetahuan dan wawasan tentang hak-hak anak dan perdagangan anak. Kami dilatih untuk menjadi peer education Pendidikan sebaya. Kemudian dari 7 tujuh orang tersebut mulai berkembang hingga sekarang Universitas Sumatera Utara mencapai 50 anggota dan nama Tamfaran tetap abadi dan selalu berusaha untuk mencegah perdagangan anak. 4. CHILDREN CENTER BAITUL IQRA PERMATA INDAH Di Nanggroe Aceh Darussalam, melalui program rekontruksi sosial pasca bencana dan konflik, KKSP membangun Taman Baca di 3 kecamatan yang dipusatkan di desa Kuala Tripa untuk kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya, Desa Peunaga Pasi untuk Kecamatan Meuruebo, Kabupaten Aceh Barat, dan Desa Blang Berandang untuk Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat. Children Center CC Baitul Iqra Permata Indah yang berada di Desa Kuala Tripa Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya merupakan gedung yang memiliki fasilitas terlengkap di Nagan Raya. CC ini memiliki fasilitas yang dilengkapi dengan Taman Kanak-kanak TK, klinik, Taman Baca Al-Quran, pusat kreativitas anak, perpustakaan dan lapangan olah raga. Pembangunan gedung CC di Nagan Raya ini didasari kebutuhan anak- anak di Kabupaten Darul Makmur terutama di Desa Kuala Tripa, Babah Lueng dan Drien Tujoh baik dari bidang pendidikan maupun kesehatan karena kurangnya lembaga pendidikan dan kesehatan memadai di daerah tersebut. Apalagi daerah ini relatif jauh dari kawasan ibukota Nagan Raya. Dalam pembangunannya, partisipasi masyarakat Desa Kuala Tripa dan sekitarnya begitu kental, mereka turut berpartisipasi bergotong royong membersihkan lahan yang akan digunakan untuk pembangunan CC tersebut, Universitas Sumatera Utara bermusyawarah memberikan nama CC dan pembentukan komite yang akan bertanggungjawab dalam operasional TK tersebut. 5. CHILDREN CENTER DARUL AMANAH Di Kabupaten Aceh Barat tepatnya di Desa Peunaga Pasi Kecamatan Meureubo telah dibangun Children Center Darul Amanah. CC ini berdiri atas dukungan masyarakat setempat yang nantinya tidak hanya digunakan untuk anak-anak, masyarakat juga dapat menggunakan fasilitas yang terdapat didalamnya antara lain klinik, perpustakaan, Taman Pembacaan Al-Quran TPQ, Taman Kanak-kanak TK, tempat bermain, lapangan olah raga dan radio komunitas Suara Gampong. Pembangunan Children Center ini merupakan bagian dari komitmen KKSP program kemanusiaan yang dilaksanakan sejak tsunami. Dalam pelaksanaannya, andil masyarakat sangat besar, mulai dari tahapan perencanaan hingga pemberian nama, berdasarkan kesepakatan masyarakat. Kehadiran CC ini diharapkan dapat mendukung upaya mempromosikan perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak di daerah Aceh Barat dan Nagan Raya yang pernah terimbas konflik bersenjata dan bencana tsunami.

F. Pendanaan Lembaga

Selain pendanaan sendiri, dalam Mencapai misinya Yayasan KKSP sejak tahun 1987 melakukan berbagai program yang didukung berbagai lembaga dan juga individu-individu. Lembaga-lembaga tersebut adalah : Universitas Sumatera Utara Lembaga Program TdH Germany dan TdH Netherland : Bantuan Logistik untuk korban bencana di Aceh TdH Germany dan TdH Netherland : Rekonstruksi Rumah di Aceh TdH Germany : Database Buletin Martus TdH Germany : Pendidikan Taman Kebajikan Kinderen in De Knel Netherland : Anak Jalanan Stichting Kenderpostzegels Netherland : Anak Jalanan AGIR Ensemble pour les Droits de lHomme, France : Eliminasi Buruh Anak Jermal Unite Dossir : Eliminasi Buruh Anak Jermal UNICEF : Kampanye Konvensi Hak Anak Anti Slavery International : Eliminasi Buruh Anak Jermal Vivere Switzerland : Eliminasi Buruh Anak Jermal Universitas Sumatera Utara ILOInternational Program for Elimination Children : Eliminasi dan Pemberdayaan Buruh Anak Jermal Child Worker In Asia : Pelatihan Konvensi Hak Anak dan Partisipasi Anak ILOIPEC Fishing Sector : Penelitian Buruh anak Jermal dan Keluarganya ; Pendidikan rekrerasi untuk buruh anak jermal Account Bank Yayasan KKSP Account name : Yayasan KKSP Bank account no : 005 785 2290 Bank code : - SWIFT code : bninidjmdn Bank name : BNI Cabang Medan Bank address : Jl. Pemuda No. 12 Medan - Indonesia Universitas Sumatera Utara

G. Struktur Organisasi Lembaga

Badan Pengurus Yayasan Drs.Ahmad Taufan Damanik, MA Maman Natawijaya, S.Sos Dra. Sri Eni Purnamawati Prof. DR. Nur Ahmad Fadhil Lubis, MA DR. Surya Utama Direktur Eksekutif Muhammad Jailani, S.Sos Manager Operasional Syamsul Divisi Pendidikan Pendidikan Untuk Anak Jalanan Alley Atmawidjaya Pendidikan Taman Kebajikan Puji Ningtias Pendidikan Pencegahan Perdaganan Anak Nurhadimah Divisi Informasi Dan Advokasi Universitas Sumatera Utara Hamdan Jemmy Divisi Rekonstruksi Sosial di Aceh Barat Taufiq BAB V ANALISA DATA

5.1 Karakteristik Responden