Hamdan Jemmy
Divisi Rekonstruksi Sosial di Aceh Barat
Taufiq
BAB V ANALISA DATA
5.1 Karakteristik Responden
Berdasarkan uraian terdahulu, bahwa yang dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini adalah seluruh anak jalanan yang sedang mendapatkan program
penguatan kelompok, yaitu sebanyak 20 dua puluh orang. Berikut ini diuraikan
Universitas Sumatera Utara
karakteristik responden menurut jenis kelamin, umur, agama, suku dan tingkat pendidikan.
Adapun karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Bedasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin
Jumlah Orang Persen
1. 2.
Laki – laki Perempuan
16 4
80 20
Jumlah 20
100 Sumber : Kuesioner, 2011
Meningkatnya anak-anak memasuki dunia kerja disebabkan munculnya pekerjaan-pekerjaan yang dapat dilakukan anak-anak. Pekerjaan tersebut dapat
dilakukan baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan. Tabel 5.1 menjelaskan anak laki-laki lebih dominan daripada anak perempuan. Hal ini disebabkan karena
anak laki-laki lebih mampu menjaga dirinya sendiri dibandingkan anak perempuan. Kemudian karakteristik dari 20 responden berdasarkan umur dapat dilihat
pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Umur
No Umur Tahun
Jumlah Orang Persen
1. 5 – 10
Universitas Sumatera Utara
2. 3.
10 – 15 15 – 20
11 9
55 45
Jumlah 20
100 Sumber : Kuesioner, 2011
Anak jalanan merupakan suatu fenomena yang tidak pernah mati hampir diseluruh pelosok kota-kota besar di Indonesia. Tekanan ekonomi rumah tangga
orangtua mengakibatkan anak-anak juga harus bertarung memeras keringat demi memenuhi kebutuhan dasar. Berdasarkan tabel 5.2 menunjukan sebagian besar
responden berada pada kelompok usia 10-15 tahun sebanyak 11 orang, kemudian responden pada kelompok usia 15-20 tahun sebanyak 9 orang. Usia anak – anak dari
6 hingga 21 tahun merupakan usia yang rawan untuk mendapat eksploitasi. Rentang usia mereka merupakan usia yang sangat produktif bagi anak jalanan untuk mencari
uang yang seharusnya di usia tersebut seharusnya mereka berada di sekolah untuk menuntut ilmu.
Selanjutnya diuraikan karakteristik responden berdasarkan agama.
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Agama
No Agama
Jumlah Orang Persen
1. 2.
3. 4.
Islam Kristen Protestan
Kristen Khatolik Hindu
8 9
3 40
45 15
Universitas Sumatera Utara
5. Budha
Jumlah 20
100 Sumber : Kuesioner, 2011
Agama merupakan identitas yang melekat bagi setiap manusia. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik BPS, mayoritas agama yang
dianut penduduk Medan adalah Islam kemudian Kristen Protestan. Dan untuk kasus anak jalanan yang mendapatkan program penguatan kelompok oleh Yasasan KKSP
agama bukan menjadi permasalahan diantara mereka. Berdasarkan tabel 5.3, mayoritas agama yang dianut oleh anak jalanan adalah Kristen Protestan
dibandingkan agama Islam. Walaupun berbeda-beda agama, anak jalanan dapat bekerjasama dan hidup berdampingan dijalanan satu sama lain tanpa ada masalah.
Selanjutnya akan dipaparkan karakteristik responden berdasarkan suku bangsa.
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Suku
No Suku
Jumlah Orang Persen
1. 2.
3. 4.
Batak Jawa
Melayu Lain – lain
11 1
6 2
55 5
30 10
Universitas Sumatera Utara
Jumlah 20
100 Sumber, Kuesioner, 2011
Indonesia merupakan bangsa yang memiliki bermacam-macam suku bangsa. Mayoritas penduduk Medan adalah suku Batak. Ternyata hal itu juga berlaku
terhadap anak jalanan yang menjadi dampingan Yayasan KKSP saat ini, dapat dilihat pada tabel 5.4 bahwa mayoritas responden bersuku Batak.
Walaupun suku batak dominan dalam kehidupan anak jalanan, namun tidak pernah menjadi penghalang bagi keharmonisan anak jalanan itu sendiri. Mereka tidak
memperdulikan agama maupun suku yang terpenting adalah bagaimana menjaga kerukunan dalam komunitas anak jalanan.
Berikutnya pemaparan karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan mereka.
Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Pendidikan
Jumlah Orang Persen
1. 2.
3. SD
SMP SMA
5 10
5 25
50 25
Jumlah 20
100
Universitas Sumatera Utara
Sumber, Kuesioner, 2011 Pendidikan merupakan hak anak yang harus dipenuhi oleh keluarga,
masyarakat dan bangsa. Semua anak jalanan yang menjadi reponden dalam penelitian ini adalah mereka yang putus sekolah, namun sebagian diantara mereka melanjutkan
sekolahnya melalui program paket A, paket B, dan paket C. Tabel 5.5 menjelaskan pendidikan terakhir yang pernah mereka jalani.
Selain ketidakmampuan orangtua dalam menyekolahkan anak-anaknya, keinginan dari anak itu sendiri yang membuat mereka mengambil keputusan untuk
meninggalkan bangku sekolah. Mereka lebih senang mengamen, menyemir sepatu, menjual rokok atau apapun yang dapat menghasilkan uang daripada harus bersekolah.
5.2 Pelaksanaan Program Penguatan Kelompok Anak Jalanan Oleh Yayasan Kelompok Kajian Sosial Perkotaan KKSP Medan
Program penguatan kelompok adalah salah satu program yang diberikan oleh Yayasan KKSP dalam rangka pemberdayaan anak jalanan. Dalam program tersebut
anak jalanan tetap berada di jalanan. Mereka diajarkan agar respek dengan pasar mereka dan dibekali keterampilan agar karyanya bisa dihargai. Mereka dibekali
wawasan dan bimbingan bagaimana berinteraksi dengan masyarakat. Ada etika yang harus ditaati agar bisa diterima sebagai bagian dari kehidupan sosial masyarakat.
Dari uraian diatas, penulis selanjutnya memaparkan bagaimana pelaksanaan program penguatan kelompok anak jalanan yang diberikan oleh Yayasan KKSP
Universitas Sumatera Utara
Medan dengan melihat dari beberapa aspek atau dimensi. Tabel berikut menjelaskan lama waktu anak jalanan bergabung dengan Yayasan KKSP Medan.
Tabel 5.6 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Lama Anak Jalanan Bergabung Dengan Yayasan KKSP
No Alternatif Jawaban
Jumlah orang Persen
1. 2.
3. Kurang dari satu tahun
Satu tahun Lebih dari satu tahun
6 5
9 30
25 45
Jumlah 20
100 Sumber, Kuesioner, 2011
Tidak seorang pun anak jalanan ingin berada dijalanan. Bukan keinginan mereka menjadi penyemir, pengamen, pengasong maupun pengemis. Tetapi garis
tangan yang membawa takdir sendiri, dan ada beragam masalah yang menjadi pemicu. Banyak diantara anak jalanan yang mengenal Yayasan KKSP berawal dari
anak jalanan yang lebih dahulu mendapatkan program dan mengenal dengan Yayasan KKSP. Eko salah satu anak jalanan yang mendapatkan program penguatan kelompok
bercerita ketika dia memutuskan untuk hidup dijalanan. Pemicunya, pada saat itu dia tidak punya kawan setelah pulang sekolah. Semua teman bermainnya bekerja sebagai
penyemir, tukang sapu lantai angkutan kota angkot dan pedagang asongan di Amplas.
Universitas Sumatera Utara
Seorang temannya yang bernama Bintang, mengajak jadi menyapu angkot terminal. Hari-hari pertama Bintang yang mengajak, namun hari berikutnya justru
Eko ketagihan karena sambil bermain bias dapat uang. Dalam rangkaian kehidupan di terminal, Eko kemudian bergabung dengan Yayasan KKSP. Berbeda dengan Eko,
beberapa anak jalanan yang lain mengenal Yayasan KKSP dimulai saat Yayasan KKSP itu melakukan interaksi di daerah mereka masing-masing.
Adapun tanggapan responden terhadap pemahaman mereka akan program pengutan kelompok anak jalanan oleh Yayasan KKSP itu sendiri dapat dilihat pada
tabel 5.7.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.7 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pemahaman Program Penguatan Kelompok Anak Jalanan Oleh Yayasan KKSP Medan
NO Alternatif Jawaban
Jumlah orang Persen
1. 2.
3. Tahu
Cukup tahu Tidak tahu
6 10
4 30
50 20
Jumlah 20
100 Sumber, Kuesioner, 2011
Program pengatan kelompok mengorganisir dan memfasilitasi anak jalanan dengan memberikan pendidikan alternative yang diberikan pada anak jalanan yakni
pendidikan luar sekolah. Anak jalanan diberikan pengetahuan dan keterampilan agar mereka dapat menerapkannya di kehidupan mereka sendiri. Namun anak jalanan itu
sendiri banyak yang kurang mengetahui yang diberikan oleh Yayasan KKSP tersebut merupakan sebuah program penguatan kelompok untuk anak jalanan. Selama ini
mereka beranggapan bahwa apa yang mereka alami adalah hanya bentuk kepedulian masyarakat terhadap nasib anak jalanan tanpa tahu kalau itu adalah sebuah program
yang diberikan oleh Yayasan KKSP terhadap anak jalanan dalam rangka pemberdayaan anak jalanan di kota Medan pada khususnya.
Selanjutnya pemahaman responden terhadap tujuan dari program penguatan
kelompok anak jalanan oleh Yayasan KKSP Medan dapat dilihat pada tabel 5.8.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.8 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tujuan Dari Program Penguatan Kelompok Anak Jalanan Oleh Yayasan KKSP Medan
No Alternatif Jawaban
Jumlah orang Persen
1. 2.
3. Tahu
Cukup tahu Tidak tahu
4 10
6 20
50 30
Jumlah 20
100 Sumber, Kuesioner, 2011
Pendidikan alternative untuk anak jalanan yang merupakan program penguatan kelompok yang diberikan oleh Yayasan KKSP bertujuan untuk
pengembangan karakter, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, namun tetap mempertimbangkan prinsip pluralisme, partisipasi dan semua orang adalah guru.
Selain itu anak jalanan yang menjadi mitra Yayasan KKSP diharapkan mengetahui dan menjalankan nilai – nilai moral dan kemandirian anak jalanan dapat terlaksana.
Sama halnya dengan pengetahuan mereka tentang program penguatan kelompok, banyak diantara mereka yang kurang tahu tujuan dari program penguatan kelompok
anak jalanan yang diberikan oleh Yayasan KKSP. Hal ini dapat kita lihat pada tabel diatas bahwa hanya 20 saja anak jalanan yang mengetahui tujuan program tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya, data yang akan disajikan adalah menyangkut distribusi reponden mengenai kebermanfaatan program penguatan kelompok anak jalanan yang diberikan
oleh Yayasan KKSP Medan, yang dapat dilihat pada tabel 5.9 berikut ini.
Tabel 5.9 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kebermanfaatan Program Penguatan Kelompok Anak Jalanan Yang Diberikan Oleh Yayasan
KKSP Medan
No Alternatif Jawaban
Jumlah Orang Persen
1. 2.
3. Bermanfaat
Kurang bermanfaat Tidak bermanfaat
17 3
85 15
Jumlah 20
100 Sumber, Kuesioner, 2011
Berdasarkan pada tabel 5.9 di atas dapat kita ketahui bahwa hamper seluruh responden dalam penelitian ini menyatakan bahwa program penguatan kelompok
anak jalanan yang diberikan oleh Yayasan KKSP Medan ini bermanfaat bagi mereka. Mereka mendapatkan banyak ilmu pengetahuan, lebih khusus pengetahuan yang
berkaitan dengan hak dan perlindungan anak, selain itu mereka mendapatkan keterampilan, serta dapat bersosialisasi dengan baik di lingkungan sosial mereka.
Melalui hasil wawancara yang dilakukan oleh beberapa kawan – kawan jalanan yang telah mendapatkan program penguatan kelompok lebih dulu, begitu banyak hal yang
Universitas Sumatera Utara
didapat setelah bergabung dengan Yayasan KKSP, ilmu, keterampilan sampai tempat tinggal yang mereka dapat gunakan untuk melakukan aktivitas belajar, bermain music
dan lain sebagainya, sehingga mereka tidak lagi harus tidur dijalanan. Bergabung dengan Yayasan KKSP seperti memiliki keluarga baru bagi mereka. Mereka juga bisa
mengekspresikan kreativitas mereka yang dapat dijadikan suatu bekal nantinya. Data yang disajikan selanjutnya adalah tentang distribusi jawaban responden
mengenai fasilitas-fasilitas yang mendukung pelayanan dan pembinaan yang diberikan Yayasan KKSP Medan. Untuk lebih Jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.10
Tabel 5.10 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Fasilitas Yang Mendukung Program Penguatan Kelompok Oleh Yayasan KKSP Medan
No Alternatif Jawaban
Jumlah Orang Persen
1. 2.
3. Mencukupi
Kurang mencukupi Tidak mencukupi
16 4
80 20
Jumlah 20
100
Sumber, Kuesioner, 2011
Pada awal tahun 1991 Yayasan KKSP membuat rumah singgah untuk anak jalanan di Medan. Fungsi utama rumah singgah sebagai tempat berteduh anak-anak
jalanan yang tidak memiliki rumah. Selain itu menjadi tempat anak jalanan saling
Universitas Sumatera Utara
berinteraksi dan menjalin komunikasi. Di tempat ini mereka membangun solidaritas, mengasah kreativitas dan meningkatkan keterampilan.
Berdasarkan data pada tabel 5.10 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini yaitu sebanyak 16 orang 80 menyatakan bahwa
fasilitas yang diberikan sudah mencukupi. Mereka puas dengan peralatan dan perlengkapan yang mendukung mereka dalam berkreatifitas. Namun sebagian
responden lainnya menyatakan kurang mencukupi. Tanggapan ini kemungkinan dipengaruhi oleh kondisi peralatan dan perlengkapan yang kurang baik. Hal ini
dijelaskan oleh seorang anak jalanan melalui wawancara yang merasa butuh fasilitas guna menunjang program penguatan kelompok ini.
Selanjutnya, data yang akan disajikan adalah tentang distribusi jawaban responden terhadap hubungan anak-anak jalanan yang mendapatkan program
penguatan kelompok dengan pihak staff Yayasan KKSP.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.11 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Hubungan Anak – Anak Jalanan Yang Mendapatkan Program Penguatan Kelompok Dengan Pihak
Staff Yayasan KKSP Medan
No Alternatif Jawaban
Jumlah Orang Persen
1. 2.
3. Baik
Cukup baik Tidak baik
16 4
80 20
Jumlah 20
100 Sumber, Kuesioner, 2011
Berdasarkan data pada tabel 5.11 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini yaitu sebanyak 16 orang atau 80 menyatakan bahwa
hubungan dan kerjasama mereka dengan pihak atau staff di Yayasan KKSP baik. Penilaian ini berdasarkan karena telah terjalin komunikasi yang baik antara anak-anak
jalanan dengan semua pihak atau staff yang ada di Yayasan KKSP. Semua pihak yang ada diYayasan KKSP begitu ramah dan peduli terhadap anak-anak jalanan.
Bahkan sudah menganggap mereka bagian dari keluarganya sendiri. Namun ada sebagain dari mereka yang masih merasa canggung untuk berinteraksi dengan pihak
yang ada di Yayasan KKSP. Hal itu terjadi disebabkan karena belum lamanya mereka bergabung dengan Yayasan KKSP, sehingga merasa kurang akrab dengan para staff
yang ada di Yayasan KKSP itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya, data yang disajikan adalah menyangkut distribusi responden mengenai hubungan mereka dengan kawan – kawan mereka yang akrab dengan
Yayasan KKSP.
Tabel 5.12 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Hubungan Anak Jalanan Dengan Sesama Kawan – Kawan
No Alternatif Jawaban
Jumlah Orang Persen
1. 2.
3. Baik
Cukup baik Tidak baik
15 5
75 27
Jumlah 20
100 Sumber, Kuesioner, 2011
Berdasarkan pada tabel 5.12 diatas dapat diketahui bahwa hubungan anak jalanan dengan sesama kawan – kawan mereka memiliki hubungan yang baik. Di
dalam rumah singgah yang telah diberikan oleh Yayasan KKSP kepada anak jalanan, mereka semua memiliki rasa tanggungjawab atas rumah tersebut. Mereka selalu
merawat dan menjaga kebersihan itu bersama-sama. Ada pula kesepakatan bersama bagi mereka untuk bergantian membersihkan rumah. Pembagian kerja pun jelas untuk
menghindari benturan dan menumbuhkan rasa keadilan. Tidak hanya itu, aturan-aturan juga ditetapkan mereka, apa yang boleh dan
apa yang tidak boleh dilakukan di rumah singgah yang bernama “Rumah Musik”.
Universitas Sumatera Utara
Diantaranya larangan pulang lewat dari pukul 24.00 WIB. Tidak boleh mabuk, baik di luar maupun di dalam rumah, tidak boleh mencuri. Setiap memakai barang-barang
orang lain maupun milik bersama harus memperoleh izin. Hal yang demikian membuat hubungan diantara mereka menjadi baik dan semangkin baik.
Selanjutnya, data yang akan disajikan adalah menyangkut distribusi responden mengenai masalah yang dialami anak-anak jalanan selama berada
dijalanan.
Tabel 5.13 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Masalah Yang Dihadapi Anak Jalanan Selama Berada Dijalanan
No Alternatif Jawaban
Jumlah Orang Persen
1. 2.
3. Sering
Jarang Tidak pernah
12 7
1 60
35 5
Jumlah 20
100 Sumber, Kuesioner, 2011
Dijalanan, bermacam bentuk bahaya mengancam anak-anak. Tabel 5.13 jelas menggambarkan bahwa banyak anak jalanan yang sering mengalami masalah selama
dijalanan. Musuh bagi anak jalanan adalah preman. Tidak sedikit hasil pendapatan mereka dirampas para preman di jalan. Menurut mereka preman adalah musuh
terbesar anak jalanan. Jika sudah berhadapan dengan preman, sulit sekali menghindar
Universitas Sumatera Utara
kecuali memberikan uang. Sudah begitu terkadang masih mendapat beberapa pukulan.
Bagi anak jalanan, satu-satunya cara menghadapi preman hanyalah mengalah. Mencoba melakukan pendekatan pertemanan. Berhasil memang, tapi semua itu tidak
terlepas dari pungutan, bisa dikatakan sebagai uang keamanan atau uang rokok. Tapi alternative pertemanan model ini jelas lebih baik daripada semua pendapatan hasil
mengamen dirampas preman. Selain preman, mereka juga harus waspada terhadap Satuan Polisi Pamong
Praja Satpol PP. Petugas penertiban Pemerintahan Kota Pemko Medan ini kerap kali melakukan razia untuk membersihkan Medan dari gelandangan dan pengemis.
Bagi anak jalanan, Satpol PP seolah menjadi momok. Jika tertangkap, alat music mereka akan disita dan tidak pernah dikembalikan. Terkadang uang di kantong juga
disita, belum lagi terkena tendangan sepatu petugas. Saat musi razia tiba, kehati- hatian harus lebih ektra.
Selanjutnya, data yang akan disajikan mengenai perhatian yang diberikan ketika mereka mengalami masalah.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.14 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Perhatian Terhadap Masalah Yang Dialami
No Alternatif Jawaban
Jumlah Orang Persen
1. 2.
3. Diperhatikan
Kurang diperhatikan Tidak diperhatikan
15 4
1 75
20 5
Jumlah 20
100 Sumber, Kuesioner, 2011
Yayasan KKSP peduli dengan anak – anak yang berada dalam situasi yang sulit. Antara lain anak jalanan. Dan sesuai dengan tujuan utama Yayasan KKSP,
yakni memberikan hak-hak dasar anak dan memberikan perlindungan bagi anak – anak dari eksploitasi, pelanggaran hak dan kekerasan. Tabel 5.14 juga cukup
menjelaskan bahwa ketika anak jalanan mengalami masalah, mereka selalu diperhatikan. Dan mereka yang menjawab kurang diperhatikan ataupun tidak
diperhatikan adalah mereka yang jarang mengalami masalah, bahkan belum menemui masalah selama berada dijalanan.
Selanjutnya, data yang akan disajikan adalah tentang distribusi responden terhadap proses pemberian program penguatan kelompok anak. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 5.15.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.15 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Proses Pemberian Program Penguatan Kelompok
No Alternatif Jawaban
Jumlah Orang Persen
1. 2.
3. Baik
Cukup baik Tidak Baik
15 5
75 25
Jumlah 20
100 Sumber, Kuesioner, 2011
Berdasarkan pada tabel 5.15 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini yaitu sebanyak 15 orang 75 menyatakan bahwa
proses pemberian program penguatan kelompok yang dilakukan oleh Yayasan KKSP Medan ini dinilai sudah baik. Alasan mereka memberikan penilaian tersebut karena
selama mengikuti program, mereka merasa mudah memahami dan mengerti dalam setiap proses pelayanan yang diberikan, sehingga mereka merasa begitu nyaman dan
senang mengikuti proses tersebut. Sedangkan responden yang menyatakan proses pemberian program penguatan
kelompok yang dilakukan dinilai cukup baik yaitu sebanyak 5 responden 25. Dari hasil wawancara yang dilakukan , penilaian mereka didasari karena proses pemberian
program penguatan kelompok kurang dapat diterima dengan baik oleh mereka. Ini berhubungan karena adanya keterbatasan dari mereka dalam mengikuti setiap proses
yang ada.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya, data yang disajikan adalah tentang distribusi responden mengenai perlu tidaknya penambahan fasilitas guna menunjang program penguatan
kelompok. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.16 berikut ini.
Tabel 5.16 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Perlu Tidaknya Penambahan Fasilitas Guna Menunjang Program Penguatan Kelompok
No Alternatif Jawaban
Jumlah Orang Persen
1. 2.
3. Membutuhkan
Cukup membutuhkan Tidak membutuhkan
15 5
75 25
Jumlah 20
100 Sumber, Kuesioner, 2011
Berdasarkan data pada tabel 5.16 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini yaitu sebanyak 15 orang 75 menyatakan
membutuhkan dilakukannya penambahan fasilitas guna menunjang ekpresi mereka dalam meningkatkan kreativitas. Dari hasil wawancara, mereka mengungkapkan
bahwa alat-alat musik mereka sudah banyak yang sudah tidak layak dipakai dan mereka membutuhkan yang lebih dari yang ada sekarang.
Universitas Sumatera Utara
5.3 Program Penguatan Kelompok Anak Jalanan Berdasarkan Dimensi Pendidikan.