Program Penguatan Kelompok Anak Jalanan Berdasarkan Dimensi Sikap.

5.4 Program Penguatan Kelompok Anak Jalanan Berdasarkan Dimensi Sikap.

Keadaan – keadaan anak jalanan yang berpenampilan terkesan berantakan menyebabkan sebagian besar kelompok masyarakat mengasingkan mereka. Masyarakat kurang menganggap kehadiran mereka. Namun melalui program penguatan kelompok ini, anak – anak jalanan mencoba mengikis pandangan – pandangan negative terhadap keberadaan mereka. Tidak semua anak jalanan berandalan, tidak semua anak jalanan sebagai pelaku criminal, dan tidak semua anak jalanan bodoh. Mereka dengan keterbatasan yang ada bias menciptakan karya – karya yang bisa dinikmati masyarakat dan menelurkan prestasi. Berikut adalah distribusi responden mengenai hubungan anak jalanan dengan warga sekitar di tempat mereka tinggal yakni rumah singgah yang mereka tempati dengan menyebutnya “Rumah Musik”. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tebel 5.24 berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 5.24 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Hubungan Anak – Anak Jalanan Dengan Warga Sekitar No Alternatif Jawaban Sebelum Mendapatkan Program Sesudah Mendapatkan Program Jumlah Orang Persen Jumlah Orang Persen 1. 2. 3. Baik Kurang baik Tidak baik 11 5 4 55 25 20 20 100 Jumlah 20 100 20 100 Sumber, Kuesioner, 2011 Berdasarkan pada tabel 5.24 yang disajikan di atas, dapat diketahui bahwa seluruh anak jalanan yang mendapatkan program penguatan kelompok memiliki hubungan yang baik dengan warga sekitar tempat tinggal mereka. Namun itu semua tidak terjadi dengan mudah. Sebelumnya mereka mendapat perlakuan yang tidak baik karena anak jalanan dianggap sebagai sebuah keanehan, pelaku criminal, pengganggu ketenangan dan perusak pemandangan. Mengatasi masalah yang ada, anak – anak jalanan yang tinggal di Rumah Musik, berupaya melakukan pendekatan dengan tetap mengedepankan sopan – Universitas Sumatera Utara santun. Menyapa warga dan berbincang – bincang juga dilakukan. Setelah komunikasi dua arah berlangsung, penerimaan pun diterima. Dalam proses interaksi dengan lingkungan sekitar, mereka sering mengajak anak – anak tetangga bermain di Rumah Musik, dan diikutsertakan dalam latihan musik. Selanjutnya distribusi responden mengenai penggunaan rokok di kalangan anak jalanan. Untuk lebih jelas, dapat di lihat pada tabel 5.25 berikut ini. Tabel 5.25 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Penggunaan Rokok No Alternatif Jawaban Sebelum Mendapatkan Program Sesudah Mendapatkan Program Jumlah Orang Persen Jumlah Orang Persen 1. 2. 3. Suka Kurang suka Tidak suka 13 4 3 65 20 15 8 7 5 40 35 25 Jumlah 20 100 20 100 Sumber, Kuesioner, 2011 Berdasarkan pada tabel 5.25 yang telah disajikan di atas, menunjukan adanya perbedaan dalam penggunaan rokok di kalangan anak jalanan sebelum mendapatkan Universitas Sumatera Utara program penguatan kelompok dengan setelah mendapatkan program. Bagi mereka rokok dapat menghilangkan stress yang sedang mereka alami. Dengan rokok mereka bisa melupakan sejenak masalah yang sedang dihadapi. Selain itu, rokok untuk sebagian anak jalanan telah menjadi kebutuhan. Dan setelah mendapatkan program penguatan kelompok, jumlah rokok yang mereka konsumsi jadi lebih berkurang. Karena bagi mereka daripada uang mereka habis untuk rokok, lebih baik dipakai untuk yang lebih bermanfaat. Selanjutnya distribusi jawaban responden mengenai penggunaan narkotika. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.26 berikut ini. Tabel 5.26 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Penggunaan Narkotika No Alternatif Jawaban Sebelum Mendapatkan Program Sesudah Mendapatkan Program Jumlah Orang Persen Jumlah Orang Persen 1. 2. 3. Suka Kurang suka Tidak suka 5 6 9 25 30 45 7 13 35 65 Jumlah 20 100 20 100 Sumber, Kuesioner, 2011 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan dari data pada tabel 5.26 yang telah disajikan di atas jelas terdapat perbedaan anak jalanan dalam menggunakan narkotika. Setelah mereka mendapatkan program penguatan kelompok anak – anak jalanan menjadi kurang menyukai narkotika, dan banyak menjadi tidak menyukai dan bersentuhan dengan barang haram tersebut. Jenis narkotika yang sering mereka gunakan seperti dixtro, mancay, lem kambing. Melalui observasi, yang membuat mereka menjadi tidak menggunakan jenis – jenis narkotika itu dikarenakan adanya larangan bagi anak – anak jalanan yang tinggal di Rumah Musik dalam penggunaan narkotika. Sama dengan merokok, kegiatan menggunakan narkotika merupakan pelarian terhadap adanya gangguan karakter pada diri anak, seperti marah, suntuk, kesal, dan lain –lain. Dan ada sebagian anak jalanan menggunakan narkotika sebagai syarat untuk diterima dalam pergaulan ataupun komunitas tertentu. Anak – anak jalanan mulai menyadari penggunaan narkotika dapat menyebabkan ketagihan dan membahayakan. Sebab itu mereka melarang teman – temannya terlibat dalam penggunaan jenis narkotika dan memberikan sanksi keras terhadap mereka yang kedapatan menggunakan narkotika. Hukuman keras biasanya diberikan kepada penghuni yang keahuan ngelem atau menggunakan jenis narkotika lainnya. Ada hukuman push up hingga 70 kali.Dari semua itu membuat mereka meninggalkan semua jenis barang – barang yang bisa merusakan tubuh mereka sendiri. Universitas Sumatera Utara BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan