Faktor Keberhasilan Pembangunan Daerah Kabupaten Tapanuli

76 Melalui analisis SWOT, dapat dirumuskan empat strategi utama. Pertama adalah strategi S – O, yaitu strategi menggunakan kekuatan untuk meraih peluang. Kedua adalah strategi W – O, yaitu strategi menekankan kelemahan untuk meraih peluang. Ketiga adalah strategi S – T, yaitu strategi menggunakan kekuatan untuk mengatasi tantangan. Keempat adalah strategi menekan kelemahan untuk mengatasi tantangan. Melalui analisis demikian, strategi yang dibuat diharapkan bisa lebih maksimal di dalam mendayagunakan apa yang ada untuk kepentingan masa depan, karena didasarkan pada kondisi lingkungan yang riil. Hal ini disebabkan oleh adanya kombinasi untuk mamaksimalkan potensi dan meminimalisasi kelemahan. Dengan demikian, strategi itu mencakup upaya mengatasi berbagai masalah dan memperbaiki serta meningkatkan potensi yang ada. Konsekuensinya, model analisis demikian akan membawa manfaat yang lebih baik dalam perumusan strategi pembangunan Kabupaten Tapanuli Tengah. Terdapat dua lingkungan strategis yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah, yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal.

2.3 Faktor Keberhasilan Pembangunan Daerah Kabupaten Tapanuli

Tengah Ada 3 Tiga faktor yang mendukung Pemerintah dalam merealisasikan Visi dan Misi yang diemban oleh Plt. Sukran Jamilan Tanjung, SE. Faktor Kekuatan, Faktor Peluang dan Faktor Tantangan yang jika dicermati dengan baik maka akan bisa menjadi faktor penentu keberhasilan kinerja. 77 a. Faktor Kekuatan • Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan produsen produk-produk primer yang dibutuhkan oleh masyarakat, khususnya beras dan perikanan. Tahun 2009 produksi tanaman padi sawah dan lading di Kabupaten Tapanuli Tengah sebesar 124.932 ton dari 29.053 Ha sawah wet land dan 2.609 Ha lading wet land. Hal ini didukung oleh sumber daya air yang menopang sistem persawahan wet land . Selain itu, Kabupaten Tapanuli Tengah selama ini juga dikenal sebagai salah satu produsen ikan, khususnya ikan laut. Hal ini karena Kabupaten Tapanuli Tengah terletak di pantai barat Sumatera dengan wilayah pesisir yang luas. • Potensi Alam. Selain sektor pertanian, Kabupaten Tapanuli Tengah memiliki potensi alam lainnya, yaitu dibidang pariwisata, bidang kelautan dan perikanan, serta dibidang pertambangan. Potensi alam ini pada kenyataannya belum dimanfaatkan secara maksimal untuk kepentingan masyarakat kabupaten Tapanuli Tengah. Letak geografis Kabupaten Tapanuli Tengah yang berada di Pantai Barat Sumatera sehingga dianugerahi pantai dan pulau-pulau kecil yang indah, yang berpotensi sebagai pariwisata alam. 78 • Kekuatan Birokrasi. Keputusan-keputusan politik, berupa kebijakan-kebijakan publik, yang dibuat oleh pemerintah tidak akan bermakna secara berarti tanpa diimplementasikan. Untuk itu, birokrasi memiliki peranan yang sangat penting. Kabupaten Tapanuli Tengah memiliki potensi birokrasi yang memiliki kemampuan untuk meingimplementasikan kebijakan- kebijakan yang dibuat. • Heterogenitas Budaya Masyarakat. Masyarakat Kabupaten Tapanuli Tengah tergolong heterogen. Di dalamnya terdapat tiga kategori besar masyarakat, yaitu masyarakat TapanuliToba, Nias dan Jawa. Di samping tiga kelompok itu, terdapat kelompok-kelompok lain, seperti Mandailing, Karo, Minang, Melayu dan Aceh. • Banyaknya Tokoh yang Berpengaruh Di Kabupaten Tapanuli Tengah terdapat tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh. Pengaruh itu bahkan tidak hanya untuk komunitasnya sendiri, melainkan juga untuk komunitas lainnya. Relitas ini merupakan potensi yang cukup besar ketika dikaitkan dengan pembangunan di daerah. Sinergi yang baik antara pemerintah, masyarakat dan tokoh-tokoh masyarakat itu menyebabkan proses pembangunan akan lebih mudah dilakukan. 79 • Jumlah Penduduk yang Cukup Besar Jumlah Penduduk di Kabupaten Tapanuli Tengah pada data cacah penduduk 2009 adalah 323.563 jiwa. Secara ekonomi, ini merupakan salah satu potensi untuk menggerakkan berbagai kekuatan ekonomi, sekaligus berfungsi sebagai pasar dari produk-produk yang dihasilkan Kabupaten Tapanuli Tengah. b. Faktor Peluang • Sumber Keuangan dan Pemerintah Pusat dan Provinsi Kabupaten Tapanuli Tengah memperoleh dana perimbangan yang cukup besar dari pemerintah pusat, baik berupa DAU maupun DAK. Selain itu, kabupaten Tapanuli Tengah juga memperoleh sumber-sumber pembiayaan dari berbagai instansi di pemerintah pusat maupun provinsi yang berkaitan dengan program-program dan kegiatan- kegiatan yang mereka lakukan di daerah. • Letak Geografis Tapanuli Tengah Kabupaten Tapanuli Tengah yang berada pada lintas barat yang memungkinkan perkembangan ekonomi sebagai salah satu jalur perlintasan transportasi darat yang dapat meningkatkan perekonomian rakyat. Selain itu karena letaknya berada di tengah sentra-sentra produksi sehingga memungkinkan Kabupaten Tapanuli Tengah menjadi daerah industri guna menunjang sentra produksi yang berimbas pada meluasnya ekonomi pasar yang membawa manfaat. 80 • Tersedianya sarana Teknologi, Informasi dan Komunikasi TIK yang semakin membaik. • Tersedianya lahan yang dapat dipergunakan sebagai lahan untuk perindustrian dan perkebunan, baik itu lahan yang telah dikelola maupun lahan tidurtidak produktif, salah satu lahan yang telah dikelola dengan baik adalah lahan industri perikanan di Labuhan Angin seluas 256 Ha. c. Faktor Tantangan • Adanya pembagian kewenangan penanganan jalan, yaitu: jalan nasional oleh Departemen Pekerjaan Umum, jalan provinsi oleh Dinas Bina Marga Provinsi dan jalan kabupaten oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten, dimana sangat diperlukan koordinasi yang berkesinambungan dengan pihak-pihak terkait untuk mengsinkronkan penanganan pembangunan jalan di Kabupaten Tapanuli Tengah. • Topografi Topografi Kabupaten Tapanuli Tengah berbukit-bukit dengan lembah yang curam yang rawan terhadap bahaya longsor serta kawasan pantainya yang akan terus mengalami abrasi apabila tidak ditangani dengan baik. 81 • Harga Pasar Tidak menentunya harga bahan di pasar mengakibatkan hambatan dalam menjalankan pembangunan daerah khususnya yang berhubungan dengan infrastruktur. • Perubahan Iklim yang Tidak Menentu Pemanasan global telah berpengaruh terhadap perubahan iklim yang tidak menentu. Hal ini terlihat kuat pada 2010. Kita tidak mengetahui secara pasti mana bulan-bulan yang terkategori musim hujan dan mana bulan-bulan yang terkategori musim kemarau. Kecendrungan demikian mengganggu pola tanam yang dilakukan oleh petani. Para nelayan juga terganggu karena pola iklim yang tidak menentu itu juga berpengaruh terhadap naik turunnya kerugian akibat iklim yang tidak menentu tersebut. • Persaingan Ekonomi Antar Daerah. Persaingan antar ekonomi antar daerah semakin tinggi setelah diimlementasikannya kebijakan otonomi daerah. Kabupaten Tapanuli Tengah, contohnya harus bersaing dengan daerah-daerah lainnya untuk memperoleh alokasi dana dari pemerintah. 82

3. Gaya Kepemimpinan Plt. Sukran Jamilan Tanjung