Analisis Ilmu Ushul Fiqih tentang Pencemaran dan Perusakan
Perlindungan terhadap lingkungan hidup tidak hanya dibahas dalam ilmu fiqih saja, tetapi juga dibahas dalam ilmu ushul fiqih. Terutama dalam bahasan
tujuan hukum Islam maqashid syari’ah. Abu ishaq al-Shatibi dalam buku Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia karangan
Muhammad Daud Ali merumuskan lima tujuan hukum Islam, yakni memelihara agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta, yang kemudian disepakati oleh ilmuwan
Islam lainnya.
27
Menjaga lima maslahat pokok sebagaimana disebut sebelumnya merupakan keharusan untuk menegakkan kemaslahatan-kemaslahatan agama dan dunia, di
mana jika paham tersebut ditinggalkan, maka kemaslahatan dunia tidak akan dapat berdiri dengan tegak, sehingga akan berakibat terjadinya kerusakan dan
hilangnya kenikmatan, dan berujung pada penyesalan abadi. Jika kita telaah secara lebih mandalam, maka tidak diragukan lagi bahwa
pemeliharaan, pelestarian, dan perlindungan lingkungan hidup tercakup pada kategori lima maslahat pokok tersebut. Yaitu:
a. Memelihara Lingkungan Dalam Konteks Menjaga Agama
ﻦ ّﺪ
ا ﻆ
Pemeliharaan agama merupakan tujuan pertama hukum Islam. Sebabnya adalah karena agama merupakan pedoman hidup manusia. Lalu, segala
pemeliharaan lingkungan sama halnya dengan manjaga agama. Karena perbuatan dosa yang mencemari dan merusak lingkungan hidup dapat
27
Ali, Hukum Islam, h. 61
menodai ajaran agama. Di samping itu, hal tersebut juga merupakan perbuatan yang menyimpang dari perintah Allah SWT dalam konteks
hubungan baik dengan sesama makhluk ciptaan-Nya. Selain itu pencemaran dan perusakan lingkungan hidup scara implisit
juga telah menodai perintah Allah SWT untuk memakmurkan bumi, memperbaikinya serta melarang segala bentuk perbuatan yang dapat
merusak dan membinasakannya.
Dalam hal ini Allah berfirman:
MΗq‘ β èϑÛρ ùθz νθãŠρ γs≈=¹ ‰è Ú‘{ †û ρ‰¡? ωρ :
ﺎ ﺮ
ﻷ ا
∩∈∉∪ ⎦⎫Ζ¡sϑ9 ∅Β =ƒ
Artinya: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah Allah memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa
takut Tidak akan diterima dan harapan akan dikabulkan. Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”
b. Memelihara Lingkungan Dalam Konteks Menjaga Jiwa
ّﻨ ا
ﻆ
Menjaga jiwa merupakan tujuan ke dua hukum Islam. Karena itu hukum Islam wajib memelihara hak manusia untuk hidup dan mempertahankan
hidupnya. Menjaga lingkungan dari segala kerusakan juga termasuk maslahat pokok yang ke dua, yaitu menjaga jiwa. Maksud dari menjaga jiwa
adalah perlindungan terhadap kehidupan psikis manusia dan keselamatan mereka.
Terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup tentu akan mengakibatkan timbulnya bahaya dalam kehidupan manusia. Sehingga tidak
jarang banyak korban jiwa yang berjatuhan karena disebabkan oleh hal tersebut. Semakin luas hal ini dikembangkan, maka semakin tampaklah
bahaya yang akan diterima umat manusia. Betapa pentingnya harga sebuah jiwa, sehingga Allah SWT befirman dalam Q.S Al-Maidah 5:32.
¨ Ζ9 ≅F ϑΡ6ù Ú‘{ ’û Š¡ù ρ §Ρ ó ¡Ρ ≅F ⎯Β
: ةﺪ
ﺋﺎ ا
è‹ϑ_ ¨Ψ9 Šm ΚΡ6ù δŠm ⎯Βρ è‹ϑ_
Artinya: ‘‘Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena
orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, Maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya.
Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka
seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.’’
c. Memelihara Lingkungan Dalam Konteks Menjaga Akal
ﻘ ا
ﻆ
Akal merupakan sumber hikmah pengetahuan, sinar, hidayah, cahaya, mata hati, dan media kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat. Dengan
akal, surat perintah dar Allah SWT disampaikan, dengannya pula manusia menjadi pemimpin di muka bumi, dan dengannya pula manusia menjadi
sempurna, mulia, dan berbeda dengan makhluk lainnya.
28
28
Ahmad Al-Mursi Husain Jauhar, Maqashid Syariah. Penerjemah Khikmwati, Jakarta: Amzah, 2009, h. 91
Menjaga lingkungan hidup dapat juga dihubungkan dengan maslahat pokok yang ke tiga, yakni menjaga akal. Maslahat ini merupakan jembatan
yang mengantarkan ke arah pemberlakuan taklif dalam hukum Islam. Karena yang tidak mempunyai akal, tidak ada beban yang wajib
ditanggungnya. Menjaga lingkungan hidup dalam pengertian luas, mengandung arti
menjaga manusia dengan seluruh unsur penciptaannya, yaitu jasmani, akal, jiwa. Maka upaya keberlangsungan hidup manusia tidak akan berjalan,
kecuali apabila akalnya tidak dijaga, yang oleh karenannya manusia menjadi berbeda dengan hewan. Sebagian bentuk perusakan lingkungan hidup
dewasa ini, selain berakibat bahaya pada dirinya sendiri juga dapat dikatakan perbuatan gila. Karena si pelaku tidak memikirkan dampak negatif yang
akan menimpa apabila kerusakan lingkungan itu terjadi. d. Memelihara Lingkungan Dalam Konteks Menjaga Keturunan
ﻆ ّﻨ
ا
Pemeliharaan keturunan bertujuan agar kemurnian darah dapat dijaga dan kelanjutan umat manusia dapat dilanjutkan. Menjaga lingkungan hidup
juga termasuk dalam hal menjaga keturunan. Keturunan yang dimaksud adalah keturunan umat manusuia yang ada di muka bumi. Dengan menjaga
keturunan, maka sama saja kita menjaga kelangsungan hidup untuk generasi masa depan.
Perilaku menyimpang yang menyebabkan kerusakan lingkungan hidup dengan cara megambil sumber-sumber kekayaan alam yang merupakan hak
orang lain akan mengancam keberlangsungan hidup generasi di masa depan. Walaupun kita dapat sadari di satu sisi perbuatan tersebut juga menyebabkan
perkembangan dan kemajuan pada masa sekarang. Namun, di sisi lain bahaya dari perbuatan tersebut akan dirasakan oleh generasi-generasi di
masa akan datang. Seperti pembalakan liar yang telah menggundulkan hutan-hutan di
Indonesia, di satu sisi tersebut memang membuahkan hasil yang positif seperti misalnya pembuatan kertas, tidak dipungkiri kita pun menikmatnya.
Akan tetapi apabila hal tersebut terus dilakukan, maka di masa depan anak cucu kita tidak dapat meghirup udara yang segar karena pohon sebagai
paruparu bumi sudah semakin sedikit keberadaannya. e. Memelihara Lingkungan Dalam Konteks Menjaga Harta
لﺎ ا
ﻆ
Harta adalah semua perantara yang Allah berikan kepada kita unuk menjalani rutinitas kehidupan di dunia yang bertujuan untuk beribadah
kepada Allah SWT. Harta juga merupakan salah satu kebutuhan inti dalam kehidupan, di mana manusia tidak bisa berpisah dengannya.
29
Sebagaimana Allah berfirman dalam Q.S Al-Kahfi 18:46.
29
Ibid., h. 167
: ﻬ
ﻜا ‹Ρ‰9 οθŠs9 πΖƒ— βθΖ69ρ Αϑ9
Artinya: ‘‘Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia.’’
Menjaga lingkungan dapat pula dikatakan menjaga maslahat pokok yang ke lima, yaitu menjaga harta. Harta yang dimaksud di sini bukan hanya
sebatas uang, rumah, dan permata saja, melainkan semua benda yang menjadi milik dan dapat dinikmati oleh manusia.
Oleh sebab itu, keharusan menjaga lingkungan juga merupakan kewajiban kita dalam menjaga harta dalam bentuk dan jenisnya tersebut.
Dalam bentuk pelaksanaannya adalah dengan cara menjaga sumber dayanya dengan cara tidak mengeksploitasi alam, karena dengan pengeksploitasian
tersebut, maka segala sumber kekayaan alam akan hilang sebelum waktunya dapat dimanfaatkan.
Dengan demikian jelaslah bahwa Islam mensyariatkan beberapa hukum dalam berbagai bab ibadah, muamalah, dan uqubah pidana, dengan tujuan
menjamin keperluan pokok manusia dengan cara mewujudkan, memelihara, dan menjaganya.
30
Disadari atau tidak, menjaga lingkungan hidup dari pencemaran dan kerusakan menjadi sesuatu hal yang sangat urgent, bahkan wajib. Menjaga
keselamatan agama hifdzu al-din, jiwa hifdzu al-nafs, akal hifdzu al-
30
Abdul Wahab Khallaf, Kaidah-Kaidah Hukum Islam Ilmu Ushul Fiqh, Penerjemah Noer Iskandar dkk. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002, cet. Ke- 8, h. 325
‘aql, keturunan hifdzu al-nasl, dan harta hifdzu al-maal yang merupakan
konsep paling sederhana dari tujuan pokok syariat Islam maqashid al-
syari’ah tidak akan dapat terwujud apabila kita tidak bisa menjaga,
merawat, dan memelihara lingkungan hidup.
31
31
Wawancara Pribadi dengan Fachruddin Majeri Mangunjaya. Jakarta, 6 Januari 2012