Macam-Macam Sanksi Pidana Klasifikasi Tindak Pidana Dalam Hukum Pidana Positif

akan mengakibatkan mereka dihukum mati. Karena inilah pada zaman dahulu hukuman mati diberlakukan. 28 b. Hukuman Penjara Hukuman penjara adalah bentuk pidana yang berupa kehilangan kemerdekaan. Pidana kehilangan kemerdekaan itu bukan hanya dalam bentuk pidana penjara saja, tetapi juga berupa pengasingan. Jadi, dapat dikatakan bahwa pidana penjara merupakan bentuk utama dan umum dari pidana kehilangan kemerdekaan. 29 c. Hukuman Kurungan Jenis hukuman kurungan sifatnya mirip dengan hukuman penjara, yakni sama-sama menghilangkan kemedekaan seseorang, namun dengan perbedaan yang di antaranya sebagai berikut: 30 Pertama, hukuman penjara diancamkan terhadap kejahatan berat, sedangkan hukuman kurungan diancamkan sebagai hukuman alternatif. Kedua, hukuman penjara dapat dijalankan dalam penjara di mana saja, sedangkan hukuman kurungan dengan semuanya terpidana tidak 28 Wirdjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, Bandung: Refika Aditama, 2009, cet. Ke-3, h. 175 29 Andi Hamzah, Sistem Pidana dan Pemidanaan Indonesia, Jakarta: Pradnya paramita, 1993, h. 37 30 Andi Hamzah dan Siti Rahayu, Tinjauan Ringkas Sistem Pemidanaan di Indonesia, Jakarta: Akademika Pressindo, 1983, cet. Ke-1, h. 35 dapat dijalankan di luar daerah, di mana ia bertempat tinggal atau berdiam waktu pidana itu dijatuhkan. Ketiga, orang yang dihukum dengan pidana penjara pekerjaannya lebih berat daripada orang yang dihukum dengan pidana kurungan; tempo bekerja tiap-tiap hari bagi pidana penjara selama 9 jam dan kurungan hanya 8 jam. Keempat, orang yang dihukum pidana kurungan mempunyai hak “pistole”, yaitu hak untuk memperbaiki keadaannya dalam rumah penjara atau ongkos sendiri, sedang yang dihukum penjara tidak. d. Hukuman Denda Hukuman denda merupakan bentuk pidana tertua, lebih tua daripada penjara. Hukuman denda adalah hukuman yang tertuju kepada harta seseorang. 31 2 Hukuman Tambahan Melihat namanya, sudah nyata bahwa pidana tambahan ini hanya bersifat menambah pidana pokok yang dijatuhkan. Pidana tambahan disebut dalam Pasal 10 KUHP pada bagian b, yang terdiri dari: a. Pencabutan Hak-Hak tertentu Yang dapat dicabut itu hanya hak-hak tetentu saja, artinya orang tidak mungkin akan dijatuhi pencabutan semua haknya, karena dengan 31 Ibid., h. 36 demikian itu ia tidak akan dapat hidup. Pasal 35 KUHP menentukan hak si bersalah yang boleh dicabut dalam putusan hakim dalam hal yang ditentukan dalam undang-undang adalah: a Hak untuk menjabat segala jabatan atau jabatan yang tertentu. Yang dimaksud dari jabatan adalah tugas pada negara atau bagian dari negara; b Hak untuk masuk kekuasaan angkatan bersenjata. Yang masuk kekuasaan angkatan bersenjata adalah tentara dan pewajib tentara baik Angkatan Darat, Angkatan Laut, Udara, Maupun Kepolisian Negara; c Hak dipilih dan memilih dalam pemilihan yang diadakan berdasarkan aturan-aturan umum atau berdasarkan undang- undang; d Hak menjadi penasehat, wali, pengampu, atau pengampu pengawas atas orang yang bukan anakya; e Hak menjalankan kekuasaan bapak, menjalankan perwalian atau pengampuan atas anak sendiri; f Hak untuk melakukan pekerjaan yang tertentu, artinya segala pekerjaan yang bukan pegawai negeri, jadi pekerjaan partikulir, seperti dagang, sopir, dan lain-lain. 32 32 Ibid., h. 38 Adapun jangka waktu pencabutan hak tersebut di atas terikat oleh jangka waktu tertentu sebagaimana yang diatur dalam Pasal 38 KUHP, yaitu: a Dalam hal orang dihukum mati atau penjara semur hidup, maka jangka waktu pencabutan hak-hak tersebut adalah selama hidupnya; b Sekurang-kurangnya dua tahun atau setinggi-tingginya lima tahun lebih. Jika hukuman yang dijatuhkan itu adalah hukuman penjara atau hukuman kurungan; c Dalam hal denda, selama sedikit-dikitnya dua tahun dan selama-lamanya lima tahun. 33 b. Perampasan barang-barang tertentu Pidana ini dapat dijatuhkan apabila ancaman pidana penjara tidak lebih dari tujuh tahun atau jika terpidana hanya dikenakan tindakan. Adapun barang-barang yang dapat dirampas adalah: a Barang milik terpidana atau orang lain yang seluruhnya atau sebagian besar diperoleh dari tindak pidana; b Barang yang ada hubungannya dengan terwujudnya tindak pidana; 33 Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Pidana, h. 188 c Barang yang dipergunakan untuk mewujudkan atau mempersiapkan tindak pidana; d Barang yang dipergunakan untuk menghalang-halangi penyidikan tindak pidana; atau e Barang yang dibuat atau diperuntukkan bagi terwujudnya tindak pidana. 34 c. Pengumuman putusan hakim Pada hakikatnya semua putusan hakim itu senantiasa telah diucapkan di muka umum, akan tetapi bila dianggap perlu, di samping itu sebagai pidana tambahan, putusan tersebut akan disiarkan sejelas- jelasnya melalui cara yang akan ditentukan oleh hakim. Seperti melalui siaran televisi, radio, surat kabar dan sebagainya. Pengumuman ini dilakukan penuntut umum, dan biaya pengumuman menjadi tanggungan terhukum. 34 Bambang Waluyo, Pidana dan Pemidanaan, Jakarta: Sinar Grafika, 2004, cet. Ke-2, h.22

BAB IV TINDAK PIDANA PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN

HIDUP DALAM HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2009

A. Tindak Pidana Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Menurut

Hukum Islam Sebelum membahas lebih jauh mengenai sanksi terhadap pelaku pencemaran dan perusakan lingkungan hidup menurut hukum Islam, terlebih dahulu akan dipaparkan mengapa pencemaran dan perusakan lingkungan hidup dapat dikategorikan sebagai perbuatan pidana. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-A’raf 7:56 =ƒ MΗq‘ β èϑÛρ ùθz νθãŠρ γ ≈=¹ ‰è Ú‘{ †û ρ‰¡? ωρ s : ﺎ ﺮ ﻷ ا ∩∈∉∪ ⎦⎫Ζ¡sϑ9 ∅Β Artinya: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah Allah memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut Tidak akan diterima dan harapan akan dikabulkan. Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” ⎯Βρ è‹ϑ_ ¨Ζ9 ≅F ϑΡ6ù Ú‘{ ’û Š¡ù ρ §Ρ  ó ¡Ρ ≅F ⎯Β : ةﺪ ﺋﺎ ا è‹ϑ_ ¨Ψ9 Šm ΚΡ6ù δŠm Artinya: ‘‘Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, Maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang 66 memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dalam ayat di atas terlihat jelas bahwa Allah SWT melarang hambanya melakukan kerusakan di muka bumi. Tindakan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup dapat dikategorikan sebagai tindak pidana jinayah apabila perbuatan tersebut memenuhi unsur-unsur tindak pidana. Sebagaimana telah dibahas di atas, dalam hukum Islam terdapat 3 unsur yang harus dipenuhi apabila perbuatan seseorang dapat dikategorikan sebagai tindak pidana. Yang pertama adalah adanya nash yang melarang perbuatan-perbuatan tertentu dan ada ancaman hukuman bagi pelakunya. Sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa banyak nash yang terdapat di dalam al-Qur’an maupun Hadits yang melarang manusia untuk merusak lingkungan hidup. Yang kedua adanya perbuatan yang berbentuk jarimah, yang dalam hal ini adalah perbuatan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. Ketiga adalah adanya pelaku tindak pidana tersebut, yakni orang yang mukallaf cakap hukum, yaitu orang yang dimintai pertanggungan jawabnya. Dalam hal ini, apabila pelaku perusakan lingkungan hidup adalah orang yang memiliki status mukallaf, maka orang tersebut dapat dituntut atas kejahatan yang telah diperbuatnya. Perbuatan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup dapat dikategorikan sebagai tindak pidana jinayah karena telah mengandung ketiga unsur yang disebutkan di atas. Tanpa ketiga unsur tersebut, maka perbuatan pencemaran dan perusakan lingkunan hidup tidak dapat dikategorikan sebagai tindak pidana jinayah.

Dokumen yang terkait

Pemalsuan Surat Dalam Perkawinan Dihubungkan Dengan Kitab Undang – Undang Hukum Pidana Dan Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1974

0 30 80

Unsur Kesalahan Dalam Tindak Pidana Lingkungan Hidup Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

1 74 95

Sanksi pidana pelaku pasif tindak pidana Pencucian uang menurut hukum pidana islam dan undang-undang nomor 8 Tahun 2010

2 29 135

Tinjauan Hukum Terhadap Pencemaran Lingkungan Air Akibat Limbah Industri Rumah Tangga Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

0 5 49

PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

0 4 14

Peranggungjawaban Pidana Terhadap Pecandu Narkotika Menurut Hukum Positif dan Hukum Islam (Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika)

0 9 93

PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN HIDUP MENURUT UNDANG UNDANG N0MOR 32 TAHUN 2009

0 0 17

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP KORPORASI YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA PERUSAKAN DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP (UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP) - repo unpas

0 0 12

Sanksi Pidana Terhadap Pelaku Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Menurut Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 128

UNSUR-UNSUR DAN SANKSI TINDAK PIDANA PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP MENURUT UNDANG- UNDANG NO. 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

0 0 57