Pasar Modal Indonesia LANDASAN TEORI

27 ditentukan penjamin emisi wajib menyerahkan seluruh hasil penjualan efek. Yulfasni, 2005:49. b. Pasar Sekunder Secondary Market Brigham dan Houston 2009:150 mengungkapkan pasar sekunder secondary market adalah pasar dimana sekuritas yang telah ada dan beredar diperdagangkan diantara para investor. Senada dengan Brigham dan Houston, Weston dan Copeland 1995:98 menambahkan bahwa pasar sekunder merupakan pasar di mana saham dan obligasi yang telah dijual di pasar perdana kemudian diperdagangkan. Pasar sekunder adalah pasar untuk sekuritas yang telah ada telah dibeli sebelumnya, bukan untuk emisi saham baru Van Horne dan Wachowicz, 2007:322. Pasar sekunder merupakan transaksi surat berharga oleh penjamin yang terjadi di pasar modal yang tidak akan mempengaruhi posisi keuangan perusahaan, dan pengaruhnya hanya pada komposisi kepemilikan saham perusahaan Dermawan Sjahrial 2006:15. Bodie, et. al 2006:86 menambahkan bahwa pasar sekunder secondary market merupakan tempat terjadinya pembelian dan penjualan antar investor atas sekuritas yang telah diterbitkan. Setelah melakukan penawaran pada pasar perdana dan semua efek tercatat atas nama masing – masing investor atau efek yang bersangkutan berada di tangan para investor, baru saham dicatatkan di bursa efek. Ini berarti bahwa efek tersebut hanya boleh 28 diperdagangkan di bursa efek, sehingga kegiatan jual beli saham perusahaan terjadi di luar perusahaan. Uang hasil perdagangan di pasar sekunder tidak masuk kepada perusahaan melainkan ke dalam kas penjual saham yang bersangkutan yakni investor Yulfasni, 2005:50.

B. Saham

1. Pengertian Saham Saham dapat didefinisikan sebagai salah satu instrumen keuangan berupa surat atau lembar berharga yang diterbitkan perusahaan sebagai tanda bukti penyertaan modal di perusahaan tersebut. Perusahaan yang menerbitkan saham disebut perusahaan go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan pihak yang membeli saham perusahaan disebut dengan pemodal. Pemodal itu sendiri dikategorikan menjadi dua yaitu investor dan spekulator. Tujuan pemodal membeli saham yaitu untuk mencari keuntungan baik dari dividen maupun capital gain. Investor yaitu pihak yang membeli saham dengan tujuan jangka panjang, sementara spekulator membeli saham dengan tujuan untuk diperjualbelikan di pasar modal sehingga mendapat capital gain. Berikut ini merupakan beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli mengenai pengertian saham antara lain:

a. Menurut Gitman: Saham adalah bentuk paling murni dan sederhana

dari kepemilikan perusahaan. Gitman:2000,7

b. Menurut Bernstein: Saham adalah selembar kertas yang menyatakan

kepemilikan dari sebagian perusahaaan. Bernstein:1995,197 29

c. Menurut Mishkin: Saham adalah suatu sekuritas yang memiliki klaim

terhadap pendapatan dan asset sebuah perusahaan. Sekuritas sendiri dapat diartikan sebagai klaim atas pendapatan masa depan seorang peminjam yang dijual oleh peminjam kepada yang meminjamkan, sering juga disebut instrumen keuangan. Mishkin:2001,4. 2. Jenis – Jenis Saham Saham itu sendiri dapat dibedakan menjadi tiga yaitu common stock saham biasa, preferred stock saham preferen dan saham treasuri. Berikut ini akan dibahas mengenai saham preferen terlebih dahulu diikuti oleh saham biasa dan saham treasuri. a. Saham Preferen Untuk menarik investor potensial lainnya, suatu perusahaan mungkin juga mengeluarkan kelas lain dari saham, yaitu yang disebut dengan saham preferen preferred stock. Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan hybrid antara obligasi bond dan saham biasa. Saham preferen mempunyai hak – hak prioritas lebih dari saham biasa. Hak – hak prioritas dari saham preferen yaitu hak atas dividen yang tetap dan hak terhadap aktiva jika terjadi likuidasi. Akan tetapi, saham preferen umumnya tidak mempunyai hak veto seperti yang dimiliki oleh saham biasa. Jogiyanto, 2009. Adapun ciri – ciri dari saham preferen menurut Dahlan Siamat 1995:385 adalah: 30 1 Memiliki hak paling dahulu memperoleh dividen. 2 Tidak memiliki hak suara. 3 Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus. 4 Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah kreditur apabila perusahaan dilikuidasi. Seperti bond yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen. Seperti saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang obligasi. Dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas dividen tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi. Oleh karena itu, saham preferen dianggap mempunyai karakteristik ditengah – tengah antara bond dan saham biasa. 1 Karakteristik Saham Preferen Beberapa karakteristik saham preferen adalah sebagai berikut: a Preferen terhadap dividen Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa. b Saham preferen juga umumnya memberikan hak dividen kumulatif, yaitu memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen tahun – tahun sebelumnya yang belum 31 dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima dividennya. Jika saham preferen disebutkan memberikan hak dividen kumulatif, maka dividen – dividen tahun sebelumnya yang belum dibayarkan disebut dengan dividens in arrears. Nilai dari dividens in arrears ini harus diungkapkan disclose di catatan dalam laporan keuangan, sehingga investor dan calon investor saham biasa dapat mengetahui dan dapat menilai pengaruh dari kewajiban ini terhadap harga dari saham biasa. Jika saham preferen tidak mempunyai bentuk dividen kumulatif, maka suatu dividen yang tidak dibayar di periode lalu akan hilang selamanya. Hal ini mungkin saja terjadi jika perusahaan mengalami kerugian atau tidak mempunyai cukup kas untuk membayarnya. Akan tetapi perusahaan akan berpikir dua kali untuk tidak memenuhi kewajibannya membayar dividen preferen. Sekali perusahaan tidak memenuhi kewajiban ini, maka pasar akan memasukkannya ke dalam daftar hitam. c Preferen pada waktu likuidasi Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa pada saat terjadi likuidasi. Besarnya hak atas aktiva pada saat likuidasi adalah sebesar nilai nominal saham preferennya termasuk semua dividen yang belum dibayar jika bersifat kumulatif. Karena karakteristik ini, investor umumnya 32 menganggap saham preferen lebih kecil risikonya dibandingkan dengan saham biasa. Akan tetapi jika dibandingkan dengan bond, saham preferen dianggap lebih berisiko, karena klaim dari pemegang saham preferen dibawah klaim dari pemegang bond. 2 Macam Saham Preferen

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, Inflasi, dan Suku Bunga SBI Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014

3 67 113

Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, dan Inflasi Terhadap Harga Saham pada Industri Rokok di Bursa Efek Indonesia

8 118 91

Analisis pengaruh inflasi,nilai tukar rupiah,suku bunga SBI, dan harga emas terhadap tingkat pengembalian (return) saham sektor industri barang konsumsi pada BEI

0 6 128

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI DAN NILAI TUKAR TERHADAP INDEKS HARGA Analisis Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga, Inflasi Dan Nilai Tukar Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.

0 5 11

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI DAN NILAI TUKAR TERHADAP INDEKS HARGA Analisis Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga, Inflasi Dan Nilai Tukar Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.

0 5 11

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, INFLASI, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM (STUDI KASUS Analisis Pengaruh Nilai Tukar Inflasi Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Indeks Harga Saham Studi Kasus Pada Jakarta Islamic Index Periode 2010-2014.

0 2 15

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, INFLASI, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM (STUDI KASUS Analisis Pengaruh Nilai Tukar Inflasi Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Indeks Harga Saham Studi Kasus Pada Jakarta Islamic Index Periode 2010-2014.

0 2 16

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN JASA Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa Perhotelan Dan Pariwisata Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indon

0 2 15

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN JASA Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa Perhotelan Dan Pariwisata Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indo

1 3 18

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN.

0 1 8