Menurut Mishkin: Saham adalah suatu sekuritas yang memiliki klaim

33 pasar saat penukaran tidak diperhitungkan karena alasannya adalah pertukaran saham tersebut dilakukan langsung dengan perusahaan. b Callable Preferred Stock Bentuk lain dari saham preferen adalah memberikan hak kepada perusahaan yang mengeluarkan untuk membeli kembali saham ini dari pemegang saham pada tanggal tertentu di masa mendatang dengan nilai yang tertentu. Harga tebusan ini biasanya lebih tinggi dari nilai nominal sahamnya. c Floating atau Adjustable-rate Preferred Stock ARP. Saham preferen ini merupakan saham inovasi baru di Amerika Serikat yang dikenalkan pada tahun 1982. Saham preferen ini tidak membayar dividen secara tetap, tetapi tingkat dividen yang dibayar tergantung dari tingkat return dari sekuritas t-bill treasury bill. Saham preferen tipe baru ini cukup populer sebagai investasi jangka pendek untuk investor yang mempunyai kelebihan kas. b. Saham Biasa Jogiyanto 2009 Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini biasanya dalam bentuk saham biasa common stock. Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan. 34 Menurut Dahlan Siamat 1995:385 ciri – ciri dari saham biasa adalah sebagai berikut: 1 Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba. 2 Memiliki hak suara one share one vote. 3 Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila bangkrut dilakukan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi. Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa mempunyai beberapa hak. Beberapa hak yang dimiliki oleh pemegang saham biasa antara lain: 1 Hak Kontrol Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi. Ini berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa saja yang akan memimpin perusahaannya. Pemegang saham dapat melakukan hak kontrolnya dalam bentuk memveto dalam pemilihan direksi di rapat tahunan pemegang saham atau memveto pada tindakan – tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham. 2 Hak Menerima Pembagian Keuntungan Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa berhak mendapat bagian dari keuntungan perusahaan. Tidak semua laba dibagikan, sebagian laba akan ditanamkan kembali ke dalam perusahaan. Laba yang ditahan ini retained earnings merupakan sumber dana intern perusahaan. Laba yang tidak ditahan dibagikan 35 dalam bentuk dividen. Tidak semua perusahaan membayar dividen. Keputusan perusahaan membayar dividen atau tidak dicerminkan dalam kebijakan dividennya dividend policy. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam bentuk dividen, semua pemegang saham biasa mendapatkan haknya yang sama. Pembagian dividen untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah membayarkan dividen untuk saham preferen. 3 Hak Preemptive Hak preemptive merupakan hak untuk mendapatkan persentasi pemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham, maka jumlah saham yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya persentase kepemilikan pemegang saham yang lama akan turun. Hak preemptive memberi prioritas kepada pemegang saham lama untuk membeli tambahan saham yang baru, sehingga persentase kepemilikannya tidak berubah. Hak ini mempunyai dua tujuan. Tujuan yang pertama adalah untuk melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama. Tujuan kedua dari hak ini adalah untuk melindungi pemegang saham lama dari nilai yang merosot. c. Saham Treasuri Saham treasuri treasury stock adalah saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli 36 kembali oleh perusahaan untuk tidak dipensiunkan tetapi disimpan sebagai treasuri. Perusahaan emiten membeli kembali saham beredar sebagai saham treasuri dengan alasan – alasan sebagai berikut: 1 Akan digunakan dan diberikan kepada manajer – manajer atau karyawan – karyawan di dalam perusahaan sebagai bonus dan kompensasi dalam bentuk saham. 2 Meningkatkan volume perdagangan di pasar modal dengan harapan meningkatkan nilai pasarnya. 3 Menambahkan jumlah lembar saham yang tersedia untuk digunakan menguasai perusahaan lain. 4 Mengurangi jumlah lembar saham yang beredar untuk menaikkan laba per lembarnya. 5 Alasan khusus lainnya yaitu dengan mengurangi jumlah saham yang beredar sehingga dapat mengurangi kemungkinan perusahaan lain untuk menguasai jumlah saham secara mayoritas dalam rangka pengambilan alih tidak bersahabat hostile takeover. Sedangkan dari segi harga, menurut Sawidji Widoatmojo 1996;46 harga saham dapat dibedakan menjadi 3 tiga: a. Harga Nominal Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya 37 harga nominal memberikan arti penting saham karena dividen minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal. b. Harga Perdana Harga ini merupakan pada waktu harga saham tersebut dicatat di bursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi underwriter dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya untuk menentukan harga perdana. c. Harga pasar Kalau harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi kepada investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa. Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dan penjamin emisi harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar – benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar. Penetapan harga tersebut tentu saja dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut Weston dan Brigham 1993:26-27 faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham adalah proyeksi laba per lembar saham, saat diperoleh laba, tingkat risiko dari proyeksi laba, proporsi utang 38 perusahaan terhadap ekuitas, serta kebijakan pembagian dividen. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham adalah kendala eksternal seperti kegiatan perekonomian pada umumnya, pajak dan keadaan bursa saham. Investor harus benar – benar menyadari bahwa di samping akan memperoleh keuntungan tidak menutup kemungkinan mereka akan mengalami kerugian. Keuntungan atau kerugian tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan investor menganalisis keadaan harga saham merupakan penilaian sesaat yang dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk diantaranya kondisi performance dari perusahaan, kendala – kendala eksternal, kekuatan penawaran dan permintaan saham di pasar, serta kemampuan investor dalam menganalisis investasi saham. Menurut Sawidji 1996:81 : Faktor utama yang menyebabkan harga saham adalah persepsi yang berbeda dari masing – masing investor sesuai dengan informasi yang di dapat.

A. Inflasi

1. Pengertian Inflasi Menurut Sukirno 2004:27 inflasi adalah kenaikan harga – harga secara umum berlaku dalam suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya, sedangkan tingkat inflasi adalah presentasi kenaikan harga – harga pada suatu tahun tertentu berbanding dengan tahun sebelumnya. Menurut Dornbusch dan Fischer 1987:6, inflasi adalah suatu gejala dimana tingkat harga umum mengalami kenaikan secara terus – menerus. 39 Inflasi adalah suatu keadaan yang mengindikasikan semakin melemahnya daya beli yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai riil mata uang suatu negara. Khalwaty, 2000:5. Inflasi adalah tingkat kenaikan harga barang – barang secara umum. Inflasi yang tinggi sering dikaitkan dengan perekonomian terlalu panas yaitu perekonomian dimana permintaan atas barang dan jasa melampaui kapasitas produksinya, yang akan mendorong kenaikan harga. 2. Macam – Macam Aliran Inflasi Sejak tahun 1970–an, analisis ekonomi terhadap inflasi dibedakan menjadi dua kelompok aliran, yakni Keynesian dan Monetaris. Namun dalam beberapa literatur disebutkan versi yang berbeda, dimana aliran inflasi dibagi menjadi, Klasik, Keynesian, Moneterisme, dan Ekspektasi. a. Teori Inflasi Klasik Teori ini berpendapat bahwa tingkat harga terutama ditentukan oleh jumlah uang beredar, yang dapat dijelaskan melalui hubungan antara nilai uang dengan jumlah uang, serta nilai uang dan harga. Bila jumlah uang bertambah lebih cepat dari pertambahan barang maka nilai uang akan merosot dan ini sama dengan kenaikan harga. Jadi menurut Klasik, inflasi berarti terlalu banyak uang beredar atau terlalu banyak kredit dibandingkan dengan volume transaksi maka obatnya adalah membatasi jumlah uang beredar dan kredit. 40 b. Teori Inflasi Keynes Teori ini mengasumsikan bahwa perekonomian sudah berada pada tingkat full employement. Menurut Keynes kuantitas uang tidak berpengaruh terhadap tingkat permintaan total, karena suatu perekonomian dapat mengalami inflasi walaupun tingkat kuantitas uang tetap konstan. Jika uang beredar bertambah maka harga akan naik. Kenaikan harga ini akan menyebabkan bertambahnya permintaan uang untuk transaksi, dengan demikian akan menaikkan suku bunga. Hal ini akan mencegah pertambahan permintaan untuk investasi dan akan melunakkan tekanan inflasi. Analisa Keynes mengenai inflasi permintaan dirumuskan berdasarkan konsep inflationary gap. Menurut Keynes, inflasi permintaan yang benar – benar penting adalah yang ditimbulkan oleh pengeluran pemerintah, terutama yang berkaitan dengan peperangan, program investasi yang besar – besaran dalam kapital sosial. c. Teori Inflasi Moneterisme Teori ini berpendapat bahwa inflasi disebabkan oleh kebijaksanaan moneter dan fiskal yang ekspansif, sehingga jumlah uang beredar di masyarakat sangat berlebihan. Kelebihan uang beredar di masyarakat akan menyebabkan terjadinya kelebihan permintaan barang dan jasa di sektor riil. Menurut golongan moneteris inflasi dapat diturunkan dengan cara menahan dan menghilangkan kelebihan permintaan melalui kebijakan moneter dan fiskal yang bersifat kontraktif, atau 41 melalui kontrol terhadap peningkatan upah serta penghapusan terhadap subsidi atas nilai tukar valuta asing. d. Teori Ekspektasi Menurut Dornbusch, bahwa pelaku ekonomi membentuk ekspektasi laju inflasi berdasarkan ekspektasi adaptif dan ekspektasi rasional. Ekspektasi rasional adalah ramalan optimal mengenai masa depan dengan menggunakan semua informasi yang ada. Pengertian rasional adalah suatu tindakan yang logik untuk mencapai tujuan berdasarkan informasi yang ada. 3. Jenis – Jenis Inflasi Menurut Boediono 1985:162 Inflasi dapat di golongkan menjadi dua golongan, golongan pertama didasarkan pada “parah” atau tidaknya inflasi tersebut, yaitu; a. Inflasi ringan dibawah 10 setahun b. Inflasi sedang antara10 – 30 setahun c. Inflasi berat antara 30 – 100 setahun d. Hiperinflasi diatas 100 setahun. Penggolongan yang kedua adalah atas dasar sebab awal dari inflasi. Atas dasar ini di bedakan 2 macam inflasi: a. Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat. Infasi ini disebut demand pull inflation. b. Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi, ini disebut cost push inflation. 42 2. Dampak Inflasi

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, Inflasi, dan Suku Bunga SBI Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014

3 67 113

Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, dan Inflasi Terhadap Harga Saham pada Industri Rokok di Bursa Efek Indonesia

8 118 91

Analisis pengaruh inflasi,nilai tukar rupiah,suku bunga SBI, dan harga emas terhadap tingkat pengembalian (return) saham sektor industri barang konsumsi pada BEI

0 6 128

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI DAN NILAI TUKAR TERHADAP INDEKS HARGA Analisis Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga, Inflasi Dan Nilai Tukar Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.

0 5 11

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI DAN NILAI TUKAR TERHADAP INDEKS HARGA Analisis Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga, Inflasi Dan Nilai Tukar Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.

0 5 11

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, INFLASI, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM (STUDI KASUS Analisis Pengaruh Nilai Tukar Inflasi Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Indeks Harga Saham Studi Kasus Pada Jakarta Islamic Index Periode 2010-2014.

0 2 15

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, INFLASI, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM (STUDI KASUS Analisis Pengaruh Nilai Tukar Inflasi Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Indeks Harga Saham Studi Kasus Pada Jakarta Islamic Index Periode 2010-2014.

0 2 16

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN JASA Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa Perhotelan Dan Pariwisata Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indon

0 2 15

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN JASA Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa Perhotelan Dan Pariwisata Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indo

1 3 18

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN.

0 1 8