BAB III PROSEDUR PERCERAIAN DI PERADILAN AGAMA
A. Profil Pengadilan Agama
1. Sejarah Pengadilan Agama Jakarta Timur
Pengadilan Agama di Indonesia telah diakui secara yuridis formal keberadaannya sejak pemerintahan penjajahan Belanda sesuai dengan
STBL Staatblad 1882, hal ini berdasarkan Surat Keputusan Raja Belanda Konninklijk Besluit yakni Raja Williem III tanggal 19 Januari 1882
Nomor 24 yang dimuat dalam Staatblad 1882 No. 152.
1
Di zaman setelah merdeka sekarang ini diperkuat lagi dengan Undang-undang Dasar 1945 Pasal 24, Undang-undang No. 14 Tahun
1970, tentang pokok-pokok kekuasaan kehakiman, Undang-undang No. 14 Tahun 1985, tentang Mahkamah Agung, UU No. 7 Tahun 1989,
Amandemen Undang-undang No. 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama, kemudian Undang-undang No. 14 Tahun 1970 tentang pokok-pokok
kekuasaan kehakiman diubah dengan Undang-undang No. 35 Tahun 1999 tentang kekuasaan kehakiman dan terakhir dengan Undang-undang No. 4
Tahun 2004 tentang Amandemen Undang-undang kekuasaan kehakiman, sedangkan UU No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung diubah
dengan UU No. 5 Tahun 2004 tentang Mahkamah Agung. Kemudian keluar pula Keppres No. 21 Tahun 2004, tentang Peralihan Lembaga
1
Abdul Halim, Peradilan Agama dalam Politik Hukum di Indonesia, Jakarta: Rajawali
Press, 2000, Cet. Ke-1, h. 51.
37
38
kedudukan Pengadilan dari Departemen Agama ke Mahkamah Agung administrasi dalam Pasal 2 ayat 2 berbunyi:
“Bahwa Pengadilan Agama dan Direktorat Peradilan Agama secara organisasi, administrasi, financial pada Direktorat Peradilan
AgamaPengadilan Tinggi AgamaMahkamah Syari’ahPengadilan Agama terhitung sejak tanggal 30 Juni 2004, dialihkan dari
Departemen Agama ke Mahkamah Agung”.
2
Dalam Undang-Undang No. 4 tahun 2004, tentang kekuasaan kehakiman dalam pasal 10 ayat 2 dijelaskan bahwa kekuasaan
kehakiman di Indonesia dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung, meliputi :
a. Peradilan Umum;
b. Peradilan Agama;
c. Peradilan Militer; serta
d. Peradilan Tata Usaha Negara.
Pengadilan Agama termasuk salah satu dari penyelenggaraan kekuasaan kehakiman, kekuasaan negara yang merdeka untuk
menyelenggakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila, demi terciptanya Negara hukum di Indonesia.
Sejarah kelahiran Pengadilan Agama Jakarta Timur erat berkait mata rantainya dengan sejarah pembentukan Pengadilan Agama pada
2
Sulaikin Lubis dkk, Hukum Acara Perdata Peradilan Agama di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2006, h. 39.
39
umumnya di seluruh kepulauan Indonesia, terutama di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
3
Secara khusus sejarah lahirnya Pengadilan Agama Kelas IA Jakarta Timur adalah dibidani oleh Menteri Agama RI sebagaimana tersebut
dalam Keputusan Menteri Agama RI Nomor 67 Tahun 1963 jo Nomor 4 Tahun 1967. adapun secara kronologis saat-saat lahirnya Pengadilan
Agama Jakarta Timur sebagai berikut:
4
a. Pada saat itu Pengadilan Agama di Jakarta ini hanya memiliki satu
Pengadilan Agama yaitu “Pengadilan Agama Istimewa Jakarta Raya” yang dibantu 2 dua Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta
Tengah. Kemudian warga ibukota ini kian bertambah sehingga terbitlah Keputusan Menteri Agama Nomor 67 tahun 1963 yang
berbunyi antara lain “Membubarkan kantor-kantor cabang Pengadilan Agama bentuk lama dalam daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya”.
b. Pada tahun 1966 Gubernur Kepala Daerah Khusu Ibukota Jakarta
melalui keputusan beliau Nomor lb.3II1966 tanggal 12 Agustus 1966 membentuk ibukota negara ini menjadi 5 lima wilayah dengan
sebutan Kota Administratif. Dengan pembentukan kota administratif tersebut, secara yuridis
formil keberadaan Pengadilan Agama Istimewa berikut 2 dua kantor cabangnya dipandang sudah tidak aspiratif lagi untuk melayani
3
Laporan Tahunan Pengadilan Agama Jakarta Timur, Arsip Pengadilan Agama Jakarta Timur, h. 1.
4
Ibid, h. 15.
40
kepentingan masyarakat pencari keadilan yang berdomisili di 5 lima wilayah. Secara cerdik juga, Kepala Inspektorat Peradilan Agama
menyambut baik kebijakan Gubernur dimaksud seraya mengajukan nota usul kepada Direktorat Peradilan Agama melalui surat beliau Nomor
BI100 tanggal 24 Agustus 1966 tentang usul pembentukan kenator cabang.
Pengadilan Agama dalam Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya sesuai dengan pembagian 5 lima wilayah administrasi yang baru
terbentuk. Dengan memetik rekomendasi brilian tersebut, secara sigap Direktur Peradilan Agama meneruskan nota usul dimaksud kepada
Menteri Agama RI melalui surat beliau Nomor BI1049 tanggal 19 September 1966 tentang persetujuan atas usul Kepala Inspektorat
Pengadilan Agama. Kedua surat pejabat teras Pengadilan Agama tersebut menjadi bahan pertimbangan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 4
Tahun 1967 tentang Perubahan Kantor-Kantor Cabang Pengadilan Agama dalam Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya, tanggal 17 Januari 1967 yang
berbunyi antara lain sebagai berikut:
5
a. Membubarkan Kantor-Kantor Cabang Pengadilan Agama bentuk
lama dalam Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya, yaitu : 1
Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Utara dan 2
Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Barat
5
Ibid, h. 16.
41
b. Membentuk kantor-kantor cabang Pengadilan Agama yang baru
sederajatsetara dengan Kantor Pengadilan Agama Tingkat II, yaitu : 1
Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Utara 2
Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Barat 3
Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Selatan dan 4
Kantor Cabang Pengadilan Agama Jakarta Timur c.
Pengadilan Agama Istimewa Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya yang daerah hukumnya meliputi wilayah kekuasaan Daerah Khusus
Ibukota Jakarta Raya, adalah Kantor Induk Pengadilan Agama Jakarta Raya, ditetapkan berkedudukan di Kota Jakarta Pusat dan secara
khusus bertugas pula sebagai Pengadilan Agama sehari-hari bagi wilayah kekuasaan Jakarta Pusat.
Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, Kompilasi Hukum Islamnya melalui Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota
Jakarta Nomor lb.3II1966 tanggal 12 Agustus 1966, maka pada tanggal 18 Februari 1967 diresmikanlah sebutan maupun operasional Pengadilan
Agama di 5 lima wilayah Daerah Khusus Ibukota, terutama Pengadilan Agama Jakarta Timur menjadi sebagai berikut :
a. Pengadilan Agama Jakarta Pusat
b. Pengadilan Agama Jakarta Utara
c. Pengadilan Agama Jakarta Barat
d. Pengadilan Agama Jakarta Selatan dan
e. Pengadilan Agama Jakarta Timur
42
Nama-nama Ketua Pengadilan Agama Jakarta Timur terhitung sejak berdirinya sampai dengan 31 Agustus 2004 adalah sebagai berikut :
6
NO. NAMA MASA
JABATAN
1. KH. Moh. Ali
1962 - 1967 2.
KH. Muhtar 1967 - 1969
3. KH. Irsyad
1969 - 1980 4.
Drs. H. Asmu’i Kasim Lubis, SH 1980 - 1985
5. Drs. H. Supangat, SH
1985 - 1989 6.
Drs. H. Muhail 1989 - 1992
7. Drs. H. Abdul Manan, Lc, SH
1992 - 1994 8.
H. Abdullah, SH 1994 - 1996
9. Drs. H. Sudirman Malaya
1996 - 1999 10.
Drs. H. Hasan Bisri, SH, M.Hum 1999 - 2001
11. Drs. H. Sayed Usman, SH
2001 - 2004 12.
H. Helmy Bakrie, SH 2004
13. Drs. H. Ruslan Harunarrasyid, SH, MH
2004 - 2006 14.
Drs. Sarif Usman, SH 2006 - Sekarang
6
Arsip Pengadilan Agama PA Jakarta Timur, penulis dapatkan dari Staff Panitera Muda
Gugatan Pengadilan Agama PA Jakarta Timur, Siti Khadijah, S.HI
43
2. Struktur Pengadilan Agama Jakarta Timur