56
E. Proses Administrasi Perkara
Proses administrasi perkara di Pengadilan Agama, secara singkat adalah sebagai berikut:
21
1. Penggugat atau kuasanya datang ke bagian pendaftaran perkara di
pengadilan agama, untuk menyatakan bahwa ia ingin mengajukan gugatan. Gugatan dapat diajukan dalam bentuk tertulis, lisan atau dengan kuasa
yang ditunjukan kepada Ketua Pengadilan Agama dengan membawa surat bukti identitas diri seperti KTP.
2. Penggugat wajib membayar uang muka voorschot biaya atau ongkos
perkara Pasal 121 ayat 4 HIR 3.
Panitera pendaftaran perkara menyampaikan gugatan kepada bagian perkara, sehingga gugatan secara resmi dapat diterima dan didaftarkan
dalam buku register perkara. 4.
Setelah melalui proses pendaftaran, gugatan diteruskan kepada Ketua Pengadilan Agama dan diberi catatan mengenai nomor, tanggal perkara
dan ditentukan hari sidangnya. 5.
Ketua Pengadilan Agama menentukan Majelis Hakim yang akan mengadili dan menentukan hari sidang.
6. Hakim Ketua atau majelis Hakim yang akan memeriksa perkara
memeriksa kelengkapan surat gugatan. 7.
Panitera memanggil penggugat dan tergugat dengan membawa surat panggilan sidang secara patut.
21
Sulaiman Lubis, Wismar `Ain Marzuki, Gemata Dewi, Hukum Acara Perdata
Peradilan Agama di Indonesia, Jakarta: Kencana. 2006, Cet. Ke-2, h. 117-118.
57
8. Semua proses pemerikasaan perkara dicatat dalam Berita Acara
Persidangan.
BAB IV ANALISA PUTUSAN HAKIM NOMOR 1609PDT.G2006PA JT
A. Kasus Posisi
Putusan hakim Pengadilan Agama Jakarta Timur No. 1609Pdt. G2006 PA. AJ merupakan putusan kasus cerai gugat yang diajukan oleh
AL Binti Ir. TC. I penggugatistri terhadap suaminya MIK Bin Drs. MS tergugat yang diproses sejak tanggal 08 Desember 2006. Kasus ini
diputuskan oleh majlis hakim pada hari Rabu, 14 Febuari 2007. Gugatan ini diajukan oleh AL Binti Ir. TCI karena di dalam kehidupan rumah
tangganya sering terjadi perselisihan dan pertengkaran. Pernikahan mereka yang masih seumur jagung itu diresmikan 18 November 2006 dihadapan
pejabat PPN KUA Kecamatan Makasar, Kota Jakarta Timur dengan akad nikah No: 1427 93 XI 2006 tanggal 20 November 2006.
Menurut pernyataan penggugat, permasalahan dalam rumah tangganya muncul sejak hari pertama mereka hidup bersama di bulan
November 2006. Pihak tergugat kemudian meninggalkan rumah yang beralamat di Jl. Kebon Kelapa, Jakarta Timur dan tidak menjalankan hak
dan kewajibannya sebagaimana layaknya seorang suami, baik itu sifatnya lahiriah maupun batiniyah. Selain itu, penggugat mengaku belum pernah
diduhul oleh pihak tergugat selama hidup bersama sehingga mereka belum dikaruniai anak.
57