a. Kemiskinan yang diakibatkan globalisasi. Globalisasi mengakibatkan pemenang
dan pengkalah. Pemenang umumnya negara maju, negara-negara berkembang seringkali terpinggirkan oleh persaingan dan pasar bebas yang menjadi prasyarat
globalisasi. b.
Kemiskinan yang berkaitan dengan pembangunan. Kemiskinan subsitem kemiskinan akibat rendahnya pembangunan; kemiskinan perdesaan
kemiskinan akibat peminggiran perdesaan dalam proses pembangunan; kemiskinan perkotaan kemiskinan yang disebabkan oleh hakekat dan kecepatan
pertumbuhan perkotaan. c.
Kemiskinan Sosial. Kemiskinan yang dialami perempuan, anak-anak, dan kelompok minoritas.
d. Kemiskinan Konsekuensial. Kemiskinan yang terjadi akibat kejadian-kejadian
lain atau faktor-faktor eksternal di luar si miskin, seperti konflik, bencana alam, kerusakan lingkungan, dan tingginya jumlah penduduk.
2.4. Faktor Penyebab Kemiskinan.
Kemiskinan yang menimpa sekelompok masyarakat berhubungan dengan status sosial ekonominya dan potensi wilayah. Faktor sosial ekonomi yaitu faktor
yang berasal dari dalam diri masyarakat itu sendiri dan cenderung melekat pada dirinya seperti tingkat pendidikan, dan ketrampilan yang rendah, tingkat kesehatan
yang rendah dan produktivitas yang rendah. Sedangkan faktor yang berasal dari luar
Universitas Sumatera Utara
berhubungan dengan potensi alamiah, teknologi dan rendahnya aksessibilitas terhadap kelembagaan yang ada.
Kedua faktor tersebut menentukan aksessibilitas masyarakat miskin dalam memanfaatkan peluang-peluang ekonomi dalam menunjang kehidupannya.
Kemiskinan sesungguhnya merupakan suatu fenomena yang kait-mengkait antara satu faktor dengan faktor lainnya. Oleh karena itu untuk mengkaji masalah
kemiskinan harus diperhatikan jalinan antara faktor-faktor penyebab kemiskinan dan faktor yang berada dibalik kemiskinan.
Lebih lanjut Todaro, tiga komponen utama sebagai penyebab keterbelakangan dan kemiskinan masyarakat, yaitu 1 rendahnya taraf hidup; 2 rendahnya rasa
percaya diri; dan 3 terbatasnya kebebasan. Ketiga aspek tersebut memiliki hubungan secara timbal balik, rendahnya taraf hidup disebabkan oleh rendahnya
produktivitas tenaga kerja disebabkan oleh tingginya pertumbuhan tenaga kerja, tingginya angka pengangguran, dan rendahnya investasi per kapita. Tingginya angka
pengangguran disebabkan tingginya pertumbuhan tenaga kerja dan rendahnya investasi per kapita dan tingginya tingkat pertumbuhan tenaga kerja disebabkan oleh
penurunan tingkat kematian dan rendahnya investasi per kapita disebabkan oleh tingginya ketergantungan terhadap teknologi asing yang hemat tenaga kerja.
Selanjutnya rendahnya tingkat pendapatan berpenaruh terhadap tingkat kesehatan, kesempatan pendidikan, pertumbuhan tenaga kerja dan investasi per kapita.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Kuncoro 2004, yang mengutip Sharp menyatakan penyebab kemiskinan dipandang dari sisi ekonomi.
1. Secara mikro kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola
kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang. Penduduk miskin hanya memiliki sumber daya dalam jumlah terbatas
dan kualitasnya rendah. 2.
Kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumberdaya manusia yang rendah berarti produktivitasnya rendah, yang
pada gilirannya upahnya rendah. Rendahnya kualitas sumber daya manusia ini karena rendahnya pendidikan, nasib yang kurang beruntung, adanya diskriminasi,
atau karena keturunan. 3.
Kemiskinan muncul akibat perbedaan akses dalam modal. Ketiga aspek kemiskinan ini bermuara pada teori lingkaran setan kemiskinan
vicious circle of poverty. Adanya keterbelakangan, ketidak sempurnaan pasar, dan kurangnya modal menyebabkan rendahnya produktivitas. Rendahnya produktivitas
menyebabkan rendahnya pendapatan yang mereka terima. Rendahnya pendapatan akan berimplikasi pada rendahnya tabungan dan investasi. Rendahnya investasi
berakibatkan pada keterbelakangan, dan seterusnya. Logika berpikir ini dikemukakan oleh Ragnar Nurkse dalam Kuncoro 2004, yang mengatakan, “a poor country is
poor because it is poor” negara miskin itu miskin karena dia miskin.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1. Lingkaran Kemiskinan The Vicious Circle of Poverty Sumber : Kuncoro 2004
Untuk kasus Indonesia Ginanjar 1996, mengemukakan ada empat faktor kemiskinan. Faktor tersebut yaitu :
1 rendahnya taraf pendidikan; 2 rendahnya taraf kesehatan;
3 terbatasnya lapangan kerja; dan 4 kondisi keterisolasian.
Dengan rendahnya faktor-faktor di atas menyebabkan aktivitas ekonomi yang dapat dilakukan berakibat terhadap rendahnya produksi dan pendapatan yang
diterima. Pada gilirannya pendapatan tersebut mampu memenuhi kebutuhan fisik minimum yang menyebabkan terjadi proses kemiskinan.
Ketidaksempurnaan Pasar Keterbelakangan
Ketertinggalan Kekurangan Modal
Produktivitas Rendah
Pendapatan Rendah Tabungan Rendah
Investasi Rendah
Universitas Sumatera Utara
2.5. Konsep Partisipasi.