Profil Kecamatan Balige. Sosial Budaya Masyarakat Kecamatan Balige

b. Profil Kecamatan Balige.

Kecamatan Balige terletak pada ketinggian 700-1000 meter dari permukaan laut sehingga suhu udara cukup lembab. Tidak heran jika curah hujan di kecamatan ini cukup tinggi terutama pada bulan Januari, April, Agustus-Oktober dan Desember selama tahun 2006 dimana curah hujan berkisar antara 143-337 mm. Luas wilayah mencapai 91,05 km2 dan tersebar di 33 desa. Desa Hutanamora merupakan desa terluas yaitu 13,67 km2 atau 11,84 persen dari total wilayah Kecamatan Balige kemudian Desa Hutagaol Peatalun seluas 10,32 km2 atau 8,94 persen. Sementara Desa Balige I adalah desa terkecil wilayahnya dengan luas 0,45 km2 atau 0,39 persen dari total luas kecamatan, dengan batas-batas sebagai berikut : Sebelah Utara : Danau Toba Sebelah Selatan : Kabupaten Tapanuli Utara Sebelah Barat : Kecamatan Tampahan Sebelah Timur : Kecamatan Laguboti Ketersediaan lahan di Kecamatan Balige ada seluas 6.706 ha dan dimanfaatkan untuk lahan sawah sebanyak 2.934 ha dan sisanya merupakan lahan kering, lokasi bangunanperumahan dan lainnya. Areal lahan sawah terluas ada di desa Lumban Pea seluas 248 ha dan luas lahan terkecil berada di desa Siboruon dan desa Balige I masing-masing dengan luas 20 ha. Universitas Sumatera Utara Kecamatan Balige beribukota Napitupulu Bagasan terdiri dari 33 desa, dimana 2 desa masih merupakan desa swadaya, 27 desa swakarya dan 4 desa sudah berhasil swasembada yaitu desa Sangkaran Nihuta, Pardede Onan, Napitupulu Bagasan, dan desa Balige III. Pembagian desa dibagi habis ke dalam satuan dusun ada sebanyak 88 dusun dan lingkungan sebanyak 25 lingkungan Peta Kecamatan Balige lihat Lampiran 2

c. Sosial Budaya Masyarakat Kecamatan Balige

Kecamatan Balige merupakan kecamatan terpadat penduduknya karena kecamatan ini merupakan pusat ibukota kabupaten. Jumlah penduduk Kecamatan Balige sebanyak 43.334 orang dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 475,9 jiwakm 2 . Mayoritas penduduk Kecamatan Balige adalah perempuan yaitu 22.058 jiwa sedangkan laki-laki sebanyak 21.276 jiwa. Jumlah penduduk di tiap desa sangat bervariasi dimana penduduk terbesar terdapat di Desa Sangkar Nihuta dihuni 4.414 jiwa dan terendah di Desa Siboruan sebanyak 237 jiwa. Tingkat kepadatan penduduk di Kecamatan Balige 475,9 jiwa per km 2 dan kepadatan tertinggi di Desa Napitupulu Bagasan sebanyak 787,5 jiwa per km 2 sedangkan kepadatan terendah berada di Desa Hutanamora sebanyak 35,6 jiwa per km 2 . Berdasarkan kelompok umur penduduk di Kecamatan Balige, penduduk paling banyak berada pada usia muda 15-19 tahun, yaitu 9.662 jiwa. Sedangkan pada kelompok umur usia tua 60-64 tahun hanya berkisar 1.114 jiwa. Pada tahun Universitas Sumatera Utara 2007, jumlah rumah tangga di Kecamatan Balige adalah 8.008 rumah tangga dengan rata-rata ART sebanyak 5 jiwa. Salah satu unsur penting dalam pelaksanaan pembangunan yang baik dan berkesinambungan adalah tersedianya sumber daya manusia yang cukup dan memiliki keahlianskill yang tinggi. keahlian yang tinggi dapat diperoleh melalui pemberian pembelajaran lebih dini melalui wajib belajar minimal 9 tahun. Untuk mendukung hal tersebut di atas, sampai dengan tahun 2007, ketersediaan prasarana sekolah sebagai salah satu faktor pendukung kemajuan pendidikan di Kecamatan Balige telah tersedia mulai dari pendidikan TK, SD, SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi Akademi masing-masing secara berurutan 5, 31, 8, 13, dan 2 lembaga pendidikan, dimana jumlah lembaga pendidikan negeri lebih banyak dibanding lembaga pendidikan yang dikelola swasta. Bagian lain dari proses pendidikan adalah adanya guru sebagai tenaga pendidik yang membimbing dan mengarahkan murid-murid agar mengerti apa yang ingin diketahuinya. SD, SLTP, dan SLTA yang ada di Kecamatan Balige, memiliki 1.019 guru yang terdiri dari 312 guru SD, 212 guru SLTP dan guru SLTA ada sebanyak 465 orang. Jika dilihat rasio antara guru dan murid, maka rasio guru dan murid tingkat SD memiliki tingkat rasio tertinggi dibanding tingkat pendidikan SLTP dan SLTA sebesar 16,1 yang artinya setiap guru SD rata-rata mengajar 16 orang murid. Sementara rasio untuk tingkat SLTP dan SLTA masing-masing sebesar 15,4 dan 13,89. P erguruan tinggi di Kecamatan Balige juga telah ada, Universitas Sumatera Utara yaitu Akademi Perawat HKBP dan Akademi Diakones HKBP dengan jumlah mahasiswa tahun 2007 sebanyak 149 orang dan 51 orang. Kesehatan merupakan kata kunci yang harus dipedomani, sebab manusia yang sehatlah yang dapat berpikir dan berbuat untuk pembangunan negeri ini. Akan tetapi sebagai manusia suatu waktu pasti akan terkena penyakit. Menyikapi kondisi tersebut perlu adanya antisipasi melalui pengadaan sarana dan prasarana kesehatan. Sarana kesehatan yang tersedia di Kecamatan Balige ada sebanyak 82 unit yang terdiri dari rumah sakit 1 unit terletak di Desa Lumban Dolok, Puskesmas 2 unit terdapat di Desa Hinalang Bagasan dan Pardede Onan, Puskesmas Pembantu 6 unit terdapat di Desa Bonan Dolok III, Sibuntuoan, Sianipar Sihailhail, Parsuratan, Saribu Raja Janji Maria, dan Lumban Pea, Polindes 22 unit, dan Posyandu yang terdapat di setiap desa seluruhnya ada 51 unit. Tersedianya sarana kesehatan tidak akan memiliki arti tanpa adanya tenaga medis yang memadai. Jumlah tenaga medis di Kecamatan Balige ada 121 orang, terdiri dari dokter 17 orang, 45 orang bidan, perawat sebanyak 55 orang dan tenaga medis lainnya ada sebanyak 4 orang. Pertumbuhan penduduk yang tinggi tanpa diimbangi perkembangan pembangunan yang pesat akan menghambat proses kesinambungan dari pembangunan di suatu wilayah. Untuk itu pemerintah berusaha menekan laju pertumbuhan penduduk melalui Program Keluarga Berencana dengan menekankan Universitas Sumatera Utara pemakaian alat kontrasepsi pada pasangan usia subur PUS dengan himbauan 2 anak cukup. Pasangan usia subur di Kecamatan Balige tahun 2007 ada sebanyak 4.079 pasangan dimana yang menggunakan alat kontrasepsi ada sebanyak 2.491. Sistem pertanian di Kecamatan Balige bisa dikatakan sudah mengalami kemajuan dibanding beberapa kecamatan lain di Kabupaten Toba Samosir. Ini dapat dilihat sistem bercocok taman telah menggunakan sistem pengairan setengah teknis dan pengairan sederhana, dan tidak lagi tergantung kepada curah hujan. Luas lahan sawah yang diairi dengan menggunakan irigasi setengah teknis seluas 803 ha, irigasi sederhana 848 ha, irigasi desa non PU seluas 1.278 ha. Produktivitas pertanian tanaman padi sawah di kecamatan Balige mencapai 6,01 tonHa dengan tingkat produktivitas antar desa antara 5,6–6,5 tonHa. Luas panen padi sawah tahun 2007 seluas 5.603 Ha dengan produksi yang dihasilkan 33.691 ton. Ini memberi arti bahwa ada beberapa hektar sawah dilakukan penanaman lebih dari 1 kali. Untuk meningkatkan pengetahuan para petani yang nantinya diharapkan dapat memperbaiki cara bercocok tanam dibentuk kelompok tani. Jumlah kelompok tani yang ada sampai tahun 2007 ada sebanyak 90 kelompok dengan anggota sebanyak 7.680 orang. Hasil lain dari sektor pertanian di Kecamatan Balige juga diperoleh dari hasil peternakan dan perikanan air tawar. Jumlah ternak di Kecamatan Balige ada sebanyak 5.390 ekor dimana 2.695 ekor kerbau, 119 ekor sapi, 141 ekor kambing Universitas Sumatera Utara dan 2.435 ekor babi. Untuk ternak unggas ada sebanyak 27.731 dimana 24.946 ekor unggas ayam dan 2.785 ekor unggas itik. Kecamatan Balige sebagai sentra ekonomi Kabupaten Toba Samosir membuat kecamatan ini menjadi pusat kegiatan ekonomi, diantaranya industri. Jumlah industri di Kecamatan Balige ada sebanyak 282 unit. Industri yang ada merupakan industri sedang sebanyak 10 unit usaha yang menyerap tenaga kerja 205 orang, industri kecil 50 unit usaha yang menyerap tenaga kerja 259 orang dan industri kerajinan rumahtangga sebanyak 222 unit usaha yang menyerap tenaga kerja 262 orang. Sementara kegiatan di sektor jasa perbengkelan ada sebanyak 43 perusahaan, antara lain bengkel mobil 11 usaha, sepeda motor 18 usaha, sepeda 1 usaha dan lainnya ada 13 usaha. Penerimaan pendapatan daerah masih sangat menggantungkan kepada penerimaan dari pajak disamping adanya dana alokasi umum DAU. Penerimaan dari pajak pun hanya bersumber dari pajak bumi dan bangunan PBB. Realisasi penerimaan PBB di Kecamatan Balige dalam kurun waktu tahun 2007 tercatat sebesar 112.405.470 rupiah dengan pokok penetapan sebesar 209.662.648 rupiah yang berarti pokok penetapan yang ditentukan hanya mencapai 53,61 persen. Sementara dari PAD yang ditargetkan sebesar 16.550.000 rupiah yang terealisasi hanya 11.769.725 rupiah atau sekitar 71,12 persen. Produk Domestik Regional Bruto PDRB merupakan ukuran kinerja makro ekonomi sekaligus gambaran struktur dan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Universitas Sumatera Utara PDRB Kecamatan Balige dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. Tahun 2007 total PDRB Kecamatan Balige sebesar 605,35 juta rupiah, meningkat sebesar 14,42 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya 2006 sebesar 529,04 juta rupiah. Peningkatan PDRB yang terjadi di Kecamatan Balige tidak terlepas dari perkembangan seluruh sektor ekonomi di Kecamatan Balige tersebut. Kontribusi terbesar diperoleh dari sektor Industri Pengolahan sebesar 160,56 juta rupiah yang diikuti sektor Pertanian sebesar 96,29 juta rupiah, dan posisi ketiga terbesar yaitu sektor Jasa-jasa sebesar 88,17 juta rupiah. Seiring dengan perkembangan PDRB Kecamatan Balige Atas Dasar Harga Berlaku yang menunjukkan peningkatan demikian pula halnya laju pertumbuhan ekonomi mengalami hal yang positif dari tahun 2003–2007. Laju pertumbuhan ekonomi Kecamatan Balige tahun 2007 sebesar 6,19 persen. PDRB perkapita di Kecamatan Balige sampai tahun 2007 sebesar 14.117.295 rupiah atau lebih rendah dari PDRB perkapita Kabupaten Toba Samosir tahun 2006 yaitu sebesar 14.268.553 rupiah.

4.2. Karakteristik Responden.

Dokumen yang terkait

PENGARUH TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN PEMBANGUNAN MELALUI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) DI KECAMATAN LAGUBOTI TOBA SAMOSIR

0 65 7

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Kampung Bilah Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu

0 57 124

Dampak Program Dana Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Kecamatan Medan Kota

0 95 100

Analisis Dampak Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Peningkatan Pendapatan Dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Di Kabupaten Asahan

4 55 137

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Onan Runggu Kabupaten Samosir

2 40 130

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir

4 59 100

Analisis Pengaruh Pembiayaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Di Kecamatan Stabat

3 40 135

Respon Masyarakat Terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir

4 65 98

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP)Di Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara

4 84 264

Analisis Dampak Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pengembangan Kecamatan Terhadap pengentasan Kemiskinan Di Kabupaten Deli Serdang

2 51 121