lebih merupakan interaksi kompleks antara yang mengetahui knower dan yang diketahui known serta proses untuk mengetahui knowing. Hal ini menunjukkan
pendidikan yang tujuan untuk mendapat pengetahuan tidak lagi hanya berkaitan dengan materi atau isi content, tetapi dengan kapasitas. Dan sudah saatnya dunia
pendidikan kita dengan memfokuskan pada kegiatan pendidikan pada proses “penyelidikan” inquiry ketimbang menemukan kepastian dan fakta. Manusia-
manusia terutama masyarakat umum harus memiliki kapasitas untuk terus belajar berkesinambungan guna meremajakan isi pengetahuan mereka agar senantiasa sesuai
dengan tuntutan lingkungannya yang senantiasa berubah. Reorientasi pendidikan ini akan menghasilkan manusia-manusia pembelajar yang “berkemandirian lokal”
4.5. Analisis Kondisi Sosio Ekonomi Masyarakat yang tidak Menerima Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan PNPM-MP.
a. Analisis Pendapatan Keluarga yang Tidak Menerima Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan PNPM-MP.
Hasil analisis uji beda rata-rata compare mean dengan t-test with Paired Two Sample for Means Data Berpasangan Pendapatan Keluarga yang tidak
mendapat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan PNPM-
MP tahun 2006 dan tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11. Hasil Analisis Uji Beda Rata-Rata Pendapatan Pendapatan 2006
814.285,7143 Pendapatan 2008
1.035.714,286 t-test
-2,95 Sig
0,0039 Keterangan : Nyata pada
α = 0,05 Sumber: Analisis Data Primer
Dari uji Statistik diatas dapat diketahui bahwa t-hit 2,95 lebih besar dari
pada t-tabel 1,72, berarti Ho ditolak H
1
diterima atau terdapat perbedaan yang signifikan pada pendapatan tahun 2006 dan tahun 2008. Berarti tanpa adanya
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan pendapatan keluarga juga meningkat. Dengan melihat probabilitas, P-Value adalah 0,0039 lebih
kecil dari α= 0,05 berarti H
ditolak dan H
1
diterima. Hal ini menunjukkan ada perbedaan pendapatan keluarga antara tahun 2006 dan 2008.
Pada 2006 tingkat pendapatan rata-rata sebesar Rp. 814.285,7134 dan pada tahun 2008 rata-rata pendapatan keluarga meningkat menjadi Rp. 1.035.714,286
terjadi kenaikan sebesar Rp. 221.428,5726, maka rata-rata peningkatan pendapatan keluarga adalah 13,60 per tahun.
Universitas Sumatera Utara
b. Analisis Pendidikan Keluarga yang tidak Mendapat Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan PNPM-MP.
Hasil analisis uji beda rata-rata compare mean dengan t-test with Paired Two Sample for Means Data Berpasangan antara Pendidikan Keluarga tahun 2006
dan tahun 2008 yang tidak mendapat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan PNPM-MP dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12. Hasil Analisis Uji Beda Rata-Rata Pendidikan Pendidikan 2006
9,95 Pendidikan 2008
10,89 t-test
-5,28 Sig
1,81E-05 Keterangan : Nyata pada
α = 0,05 Sumber: Analisis Data Primer
Dari uji Statistik diketahui bahwa t-hit 5,28 lebih besar dari pada t-tabel 1,72, berarti Ho ditolak atau terdapat perbedaan yang signifikan pendidikan antara
tahun 2006 dan tahun 2008. Berarti tanpa adanya Program Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan PNPM-MP, Pendidikan juga
berkembang. Dengan melihat probabilitas, P-Value adalah 1,81E-05 yang lebih kecil dari
α = 0,05 berarti Ho ditolak dan H
1
diterima. Hal ini menunjukkan ada perbedaan pendidikan antara tahun 2006 dan 2008.
Universitas Sumatera Utara
Pada tahun 2006 tingkat pendidikan rata-rata sebesar 9,95 tahun dan pada tahun 2008 rata-rata pendidikan keluarga meningkat menjadi 10,89 tahun, maka rata-
rata peningkatan pendidikan lamanya bersekolah keluarga masyarakat adalah 0,47 atau 4,73 per tahun.
Dari hasil analisis Pendapatan dan Pendidikan Keluarga mendapat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan PNPM-MP dengan hasil
analisis pendapatan dan pendidikan keluarga masyarakat yang tidak mendapat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan PNPM-MP di
Kecamatan Balige berbeda nyata. Perbandingan kenaikan rata-rata pendapatan keluarga yang mendapat Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan PNPM-MP sebesar Rp. 132.526 8,41 dengan kenaikan rata-rata pendapatan keluarga yang tidak mendapat
Program PNPM-MP sebesar Rp. 221.428 13,6 per tahun, justru kenaikan rata-rata pendapatan keluarga yang tidak mendapat PNPM-MP lebih tinggi. Hal ini disebabkan
pemilihan desa penerima Program PNPM-MP sudah tepat yaitu desa miskin yang pada umumnya keluargamasyarakat penerima Program adalah masyarakat miskin
dan sebagian besar pekerjaan mereka adalah bertani sehingga perkembangan pendapatannya lebih lambat,
Kemiskinan yang menimpa sekelompok masyarakat berhubungan dengan status sosial ekonominya dan potensi wilayah. Faktor sosio ekonomi yaitu faktor
yang berasal dari dalam diri masyarakat itu sendiri dan cenderung melekat pada
Universitas Sumatera Utara
dirinya seperti tingkat pendidikan, dan ketrampilan yang rendah, tingkat kesehatan yang rendah dan produktivitas yang rendah. Sedangkan faktor yang berasal dari luar
berhubungan dengan potensi alamiah, teknologi dan rendahnya aksessibilitas terhadap kelembagaan yang ada.
Kedua faktor tersebut menentukan aksessibilitas masyarakat miskin dalam memanfaatkan peluang-peluang ekonomi dalam menunjang kehidupannya.
Kemiskinan sesungguhnya merupakan suatu fenomena yang kait-mengkait antara satu faktor dengan faktor lainnya. Oleh karena itu untuk mengkaji masalah
kemiskinan harus diperhatikan jalinan antara faktor-faktor penyebab kemiskinan dan faktor yang berada dibalik kemiskinan.
4.6. Dampak Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan