ketentraman rumah tempat kediaman orang. Begitu pula penyitaan yang tidak sah merupakan pelanggaran serius terhadap hak milik orang.
25
Setelah pengadilan negeri menerima pengajuan pemeriksaan perkara praperadilan, maka dalam waktu tiga hari telah menunjuk hakim yang akan
memimpin persidangan dan telah menetapkan hari sidang. Persidangan pemeriksaan praperadilan dipimpin oleh hakim tunggal.
26
Pasal 78 KUHAP hanya mengatakan bahwa praperadilan dipimpin oleh hakim tunggal yang
ditunjuk oleh ketua pengadilan negeri dan dibantu oleh seorang panitera. Penjelasan pasal tersebut mengatakan cukup jelas.
27
Dimana dalam persidangan itu hakim mendengar keterangan tersangka atau penuntut
umum, atau pemohon dan pejabat-pejabat penyidik dan penuntut umum. Pemeriksaan praperadilan harus dilakukan secara cepat, dalam waktu tujuh
hari harus sudah dijatuhkan putusan. Hal ini membedakan dengan perkara biasa yan tidak ditentukan batas waktu penyelesaiannya.
28
2. Ruang Lingkup Tindak Pidana Korupsi di Indonesia
Dalam Ensiklopedia Indonesia disebut “korupsi” dari bahasa Latin: corruption. corruptore gejala dimana para pejabat,badan-badan negara
meyalahgunakan wewenang dengan terjadinya penyuapan,pemalsuan serta ketidakberesan lainnya. Adapun menurut Subekti dan Tjitrosoedibio dalam
25
Andi Hamzah, Op. Cit., hlm. 189.
26
Moch. Faisal Salam, Op. Cit., hlm. 332.
27
Andi Hamzah, Op. Cit., hlm. 191.
28
Moch. Faisal Salam, Op. Cit., hlm. 332.
Kamus Hukum, yang dimaksud curruptie adalah korupsi; perbuatan curang; tindak pidana yang merugikan keuangan negara.
29
Perbuatan korupsi dapat dikatakan telah merambah hampir di seluruh sektorbidang politik, ekonomi, hukum, dan administrasi, serta sosial, baik
pada instansi-instansi pemerintah maupun kalangan swasta dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. Korupsi merupakan perbuatan tercela, yang
merugikan keuangan negara dan perekonomian negara serta masyarakat dalam skala besar, namun ironisnya perbuatan korupsi itu sering kali tidak
terjangkau oleh Undang-Undang yang ada, dan para pelakunya selalu berusaha berlindung di balik Asas Legalitas Pasal 1 ayat 1 KUHP. Di
Indonesia bentuk-bentuk kejahatan korupsi pada masa awal-awal kemerdekaan masih sangat sederhana, hal tersebut dapat dilihat dari
perumusan pasal-pasal KUHP. Misalnya suap atau pemaksaan terhadap seseorang untuk memberikan sesuatu oleh para pejabat atau pegawai negeri.
Seiring dengan perubahan dan perkembangan zaman, korupsi pun mulai memasuki berbagai kondisi dari segenap kehidupan negara dan
masyarakat.
30
Korupsi di Indonesia sudah sedemikian mencengangkan, bahkan telah menyerang sampai kepada pemerintah-pemerintah daerah. Hampir tiap
provinsi di Indonesia pernah memiliki kasus korupsi yang dijalankan oleh
29
Evi Hartanti, Tindak Pidana Korupsi, Sinar Grafika, Jakarta, 2012, hlm. 8-9.
30
Muzakkir Samidan Prang, Peranan Hakim dalam Penegakan Hukum Tindak Pidana Korupsi di Indonesia, Pustaka Bangsa Press, Medan, 2011, hlm. 31.
aparat eksekutif, legislatif dan yudikatifnya. Jawa Tengah menjadi provinsi dengan kasus korupsi terbanyak yaitu 131 kasus.
31
Di Indonesia, langkah-langkah pembentukan hukum positif guna mengahadapi masalah korupsi telah dilakukan selama beberapa masa
perjalanan sejarah dan melalui beberapa masa perubahan peraturan perundang-undangan. Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
KUHP sebenarnya terdapat ketentuan-ketentuan yang mengancam dengan pidana orang yang melakukan delik jabatan, pada khususnya delik-delik
yang dilakukan para pejabat ambtenaar yang terkait dengan korupsi. Akan tetapi pasal 103 KUHP memungkinkan suatu ketentuan-ketentuan
perundang-undangan di luar KUHP untuk mengesampingkan ketentuan- ketentuan yang telah diatur dalam KUHP. Ketentuan-ketentuan tindak
pidana korupsi yang terdapat dalam KUHP dirasa kurang efektif dalam mengantisipasi atau bahkan mengatasi permasalahan tindak pidana korupsi.
Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi maka diharapkan dapat mengisi serta menyempurnakan kekurangan yang terdapat pada KUHP.
32
Dalam penuntutan tindak pidana korupsi di Indonesia, terdapat 2 dua institusi yang berhak melakukan penuntutan yaitu Kejaksaan dan Komisi
Pemberantasan Korupsi. Sedangkan terhadap pemeriksaan terdakwa tindak
31
Berdasarkan hasil penelitian Komite Penyelidikan dan Pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme KP2KKN, lihat Kompas, 9 Maret 2003, Ramai-ramai Menjarah Uang Rakyat.
32
Evi Hartanti, Op. Cit., hlm. 22-23.
pidana korupsi juga dapat dilakukan dalam 2 dua lingkungan pengadilan, yaitu pengadilan umum dan pengadilan tindak pidana korupsi.
33
3. Pengertian Tersangka dan Penyidikan dalam Hukum Acara Pidana di