Tugas Dan Susunan Praperadilan

hendaknya selalu berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang, maka untuk kepentingan pengawasan terhadap perlindungan hak-hak asasi tersangkaterdakwa diadakan suatu lembaga yang dinamakan praperadilan.” 72 Praperadilan merupakan bagian dari pengadilan negeri, yang diciptakan untuk memberikan perlindungan terhadap hak-hak asasi tersangkaterdakwa. Dan yang dimaksud dengan pengawasan adalah bagaimana alat negara penegak hukum menjalankan tugasnya, sampai sejauh mana sikap tindak mereka dalam menggunakan kewenangan yang diberikan undang-undang dan bagi pihak yang menjadi korban akibat sikap tindak yang tidak berdasarkan undang-undang yang berlaku itu, berhak untuk mendapatkan ganti rugi atau rehabilitasi. 73

1. Tugas Dan Susunan Praperadilan

Menurut Pasal 77 KUHAP, pengadilan negeri berwenang untuk memeriksa dan memutus, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini tentang: a. Sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan; b. Ganti kerugian dan atau rehabilitasi bagi seorang yang perkara pidananya dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan. Selanjutnya, Pasal 78 ayat 1 menentukan bahwa yang melaksanakan wewenang pengadilan negeri sebagaimana dimaksud dalam pasal 77 adalah praperadilan. 72 Pedoman Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana cetakan ke-2 telah diperbaiki, Departemen Kehakiman Republik Indonesia, 1982, hlm. 114-115. 73 Ratna Nurul Afiah, Op.Cit., hlm. 75. Di samping berwenang untuk memeriksa dan memutus sah atau tidaknya penangkapan dan atau penahanan, hakim praperadilan berwenang pula memeriksa dan memutus sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan. Selanjutnya wewenang hakim praperadilan adalah memeriksa dan memutus permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi oleh tersangka yang perkaranya tidak diajukan ke pengadilan. Yang dimaksud dengan ganti kerugian adalah hak seorang untuk mendapatkan pemenuhan atas tuntutannya yang berupa imbalan sejumlah uang karena ditangkap, ditahan, dituntut ataupun diadili tanpa alasan yang berdasarkan undang-undang atau karena kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yang diterapkan, menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini Pasal 1 butir 22 KUHAP. Sedangkan rehabilitasi adalah hak seseorang untuk mendapatkan pemulihan haknya dalam kemampuan kedudukan dan harkat serta martabatnya yang diberikan pada tingkat penyidikan penuntutan atau peradilan karena ditangkap, ditahan, dituntut ataupun diadili tanpa alasan yang berdasarkan undang-undang atau karena kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yang diterapkan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini Pasal 1 butir 23 KUHAP. Jadi permintaan ganti kerugian dan rehabilitasi dapat diajukan pula saat perkara tersebut dalam: a. Tingkat penyidikan b. Tingkat penuntutan c. Tingkat peradilan. 74 Mengenai susunan praperadilan, tercantum dalam pasal 78 ayat 2 KUHAP yang menentukan bahwa sidang praperadilan dipimpin oleh Ketua Pengadilan Negeri dan dibantu oleh seorang Panitera. KUHAP tidak mengatur bagaimana syarat pengangkatan hakim praperadilan dan dalam jangka waktu berapa tahun hakim praperadilan yang diangkat itu menjalankan tugasnya. Menurut Pedoman Pelaksanaan KUHAP, Ketua Pengadilan Negeri menunjuk seorang atau lebih Hakim senior menjadi Hakim Praperadilan untuk jangka waktu satu tahun, diatur secara bergiliranbergantian dan apabila keadaan mengizinkan, selama menjabat Hakim Praperadilan yang bersangkuta dibebaskan dari tugasnya mengadili perkara pidana, atau melihat keadaan jumlah hakim pada Pengadilan, apabila memang tidak mencukupi, dapat ditunjuk secara kasus per kasus insidentil tanpa bebas tugasnya. 75 Mengingat jumlah hakim yang ada di satu pengadilan negeri sangat terbatas, sedangkan perkara yang masuk cukup banyak, maka pada umumnya Ketua Pengadilan Negeri menunjuk seorang Hakim untuk memeriksa dan memutus permintaan pemeriksaan praperadilan secara insidentil, tanpa membebaskan tugasnya untuk memeriksa dan mengadili perkara pidanaperdata. 74 Ibid., hlm. 76. 75 Pedoman Pelaksanaan KUHAP, Op. Cit., hlm. 131.

2. Pihak-Pihak Yang Dapat Mengajukan Praperadilan

Dokumen yang terkait

Kajian Perbandingan Hukum Atas Pembuktian Menurut Sistem Peradilan Pidana Di Indonesia Dengan Sistem Peradilan Pidana Di Amerika Serikat

9 92 134

Eksistensi Komisi Pemberantasan Korupsi (Kpk) Dalam Penegakan Hukum Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia(Kajian Tentang Kewenangan Kpk Dan Kejaksaan)

2 89 175

Pengajuan Praperadilan Oleh Pihak Tersangka Terhadap Sah Atau Tidaknya Penahanan Yang Dilakukan Penyidik Kejaksaan Dalam Tindak Pidana Korupsi (Studi Putusan Nomor.01/PID/PRA.PER/2011/PN. STB.)

1 81 145

Sinergi Antara Kepolisian, Kejaksaan Dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia

3 82 190

Tinjauan Tentang Pemeriksaan Dan Putusan In Absentia Dalam Peradilan Tindak Pidana Korupsi

0 25 146

Sah Tidaknya Penetapan Status Tersangka Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (Kpk) Yang Diajukan Sebagai Alasan Pra Peradilan Ditinjau Dari Hukum Acara Pidana Di Indonesia (Studi Terhadap Putusan Nomor: 04/Pid.Prap/2015/Pn.Jkt.Sel – Pra Peradilan Budi Guna

2 61 130

Tinjauan Hukum Penyadapan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi Sebagai Alat Bukti Ditinjau Dari Udang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana Juncto Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

0 7 1

Eksistensi Komisi Pemberantasan Korupsi (Kpk) Dalam Penegakan Hukum Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia(Kajian Tentang Kewenangan Kpk Dan Kejaksaan)

0 2 13

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang - Eksistensi Komisi Pemberantasan Korupsi (Kpk) Dalam Penegakan Hukum Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia(Kajian Tentang Kewenangan Kpk Dan Kejaksaan)

0 0 44

Eksistensi Komisi Pemberantasan Korupsi (Kpk) Dalam Penegakan Hukum Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia(Kajian Tentang Kewenangan Kpk Dan Kejaksaan)

0 0 12