18
9. Hanya iseng-iseng atau didorong rasa ingin tahu
20
.
5. Cara-cara Penanggulangan Kenakalan Remaja
Untuk mendekatkan masalah remaja atau kenakalan remaja pada suatu pemecahan yang tepat, maka hendaknya ditinjau terlebih dahulu dari
subyeknya, kemudian baru pada bentuk dan sifat perbuatannya. Oleh karena itu, remaja harus dipandang sebagai individu yang masih dalam
transisi meningkat dewasa, individu yang memerlukan dan berhak mendapat bantuan pada masa perkembangannya, individu yang harus
mendapat bimbingan dan perhatian. Dengan memperhatikan berbagai konsekuensi dan untuk menghindari
membengkaknya masalah kenakalan remaja ini, maka perlu sekali
diadakan pencegahan atau tindakan yang terarah. Menurut Sahilun A Nasir, Tindakan-tindakan tersebut diantaranya yaitu: tindakan preventif,
tindakan represif, tindakan kuratif. Uraian berikut ini akan menjelaskan makna masing-masing tindakan tersebut.
a. Tindakan Preventif, yakni segala tindakan yang bertujuan
mencegah timbulnya kenakalan-kenakalan. Usaha-usaha yang sifatnya preventif dapat dilakukan melalui pendidikan informal
keluarga, pedidikan formal sekolah atau juga melalui pendidikan non formal masyarakat
21
. Hal-hal kongkrit yang bisa dilakukan dalam mencegah timbulnya kenakalan ialah meghindari
keretakan rumah tangga atau broken home, menanamkan pendidikan agama yang sesuai dengan tingkat perkembangannya
dan penuhilah hatinya dengan keimanan
22
, pemeliharaan hubungan kasih sayang yang adil dan merata antar sesama anggota keluarga,
pengawasan yang intensif terhadap gejala aktifitas yang dilakukan oleh anak-anak untuk menekan kemungkinan berprilaku negatif,
20
Sudarsono, Kenakalan Remaja, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, Cet. IV, h. 67
21
Sahilun A Nasir, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problema Remaja, Jakarta: Kalam Mulia, 1999, Cet. I, h. 90
22
Syafari Soma dan Hajaruddin. Menanggulangi Remaja kriminal: Islam sebagai Alternatif, Bogor: CV Bintang Tsurayya, 1995, Cet I, h. 118
19
pemberian kesibukan yang bermamfaat, pemberiaan peranan dan tanggung jawab diantara para anggota keluarga, menintensifkan
pelajaran pendidikan agama Islam di sekolah, dalam pelaksanaan kurikulum di sekolah hendaknya memperhatikan keseimbangan
aspek kognitif, efektif dan psikomotor yang memadai, mengadakan identifikasi dan bimbingan mengenai bakat, minat, kemampuan dan
penyalurannya, melatih atau membiasakan anak untuk dapat bekerja sama, berorganisasi dengan bimbingan guru melalui OSIS
dan lain-lain, mengadakan dan mengaktifkan remaja masjid, karang taruna, dan lain sebagainya.
b. Tindakan Represif, yakni tindakan untuk menindas dan menahan
kenakalan remaja seringan mungkin atau menghalangi timbulnya peristiwa kenakalan yang lebih hebat. Ruang lingkup tindakan
represif meliputi: 1
Razia terhadap tempat-tempat atau barang-barang yang dapat dijadikan tempat atau alat berbuat nakal oleh para remaja.
2 Penyidikan atau pengusutan dan pemeriksaan terhadap
remaja yang berbuat nakal. 3
Penahanan sementara untuk kepentingan pemeriksaan dan perlindungan bagi remaja.
4 Penuntutan dan peradilan terhadap perkara yang melanggar
hukum.
23
Pada umumnya tindakan represif diberikan dalam bentuk memberikan peringatan secara lisan maupun tertulis kepada pelajar
, orang tua atau walinya. Selain itu, juga melakukan pengawasan khusus oleh Kepala Sekolah dan team guru atau pembimbing.
c. Tindakan Kuratif, dan rehabilitasi, yakni memperbaiki akibat