Tujuan Bimbingan Konseling Agama

29

3. Tujuan Bimbingan Konseling Agama

Sejalan dengan perkembanganya konsepsi bimbingan dan konseling, maka tujuan bimbingan dan konseling pun mengalami perubahan, dari yang sederhana sampai yang lebih komprehensif. Adapun perkembangan tujuan itu diantaranya: menurut Hamrin dan Clifford, bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu individu membuat pilihan- pilihan, penyesuaian-penyesuaian dan interpretasi-interpretasi dalam hubungannya dengan situasi-situasi tertentu. 38 Sedangkan menurut Drs. Paimun tujuan bimbingan dan konseling di sekolah dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu: tujuan umum, tujuan khusus dan tujuan akhir. a. Tujuan umum, bimbingan dan konseling mempunyai tujuan yang sama dengan tujuan pendidikan yaitu tercapainya perkembangan kepribadian yang optimal dan harmonis diantara unsur-unsur yang meliputi fisik, mental, emosional, social, dan moral, bahkan spiritual religius. Apabila kepribadian telah berkembang secara optimal dan harmonis maka peserta didik dapat dikatakan telah dewasa. Tujuan pendidikan adalah kedewasaan. b. Tujuan khusus, bimbingan konseling bertujuan membantu siswa dalam menentukan pilihan-pilihannya yang tepat, sebab kesalahan dalam menentukan pilihan dapat menimbulkan masalah baru mungkin lebih buruk. Bimbingan dan konseling juga bertujuan membantu siswa dalam mencari jalan keluar atau memecahkan masalah-masalah yang dihadapi atau yang dialami siswa dalam kehidupan terutama kehidupan sekolah, baik yang menyangkut dalam masalah belajar, masalah sosial, maupun masalah pribadi. Hal penting yang diperlukan dalam kehidupan adalah penyesuaian diri. Bimbingan dan konseling berusaha memberikan pelayanan kepada siswa agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik lingkungan alam, lingkungan social, maupun lingkungan selfnya, yaitu diri sendiri. c. Adapun tujuan akhir dari bimbingan konseling adalah agar siswa yang dibimbing dapat membimbing dirinya sendiri self guidance. Individu dipandang telah mampu membimbing dirinya sendiri apabila telah mampu memahami diri self understending dan menerima dirinya self acceptance dengan segala kelebihan dan kekurangannya, dapat mengarahkan diri self direction kepada tujuan mulia yang bermamfaat bagi kehidupannya dan dicapainya 38 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan Konseling, Jakarta : PT Rineka Cipta, 1999 Hlm 112 30 dengan mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya self actualization, self realization dengan cara yang terpuji tanpa ada pihak-pihak yang merasa dirugikan. 39 Secara jelas tujuan bimbingan dan konseling sudah bisa diketahui dalam rumusan atau pengertian itu sendiri. Individu atau siswa yang dibimbing merupakan individu yang sedang dalam proses perkembangan. Oleh sebab itu, merujuk pada perkembangan individu yang dibimbing, maka tujuan bimbingan konseling adalah agar tercapai perkembangan yang optimal pada individu yang dibimbing. Dengan perkataan lain, agar individu atau siswa dapat mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan potensi atau kapasitasnya dan agar individu dapat berkembang sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Menurut Prof. H.M. Arifin, M.Ed., tujuan bimbingan agama adalah sebagai berikut: “Bimbingan dan penyuluhan agama dimaksudkan untuk membantu si terbimbing supaya memiliki religius reference sumber pegangan keagamaan dalam memecahkan problem. Bimbingan dan penyuluhan agama yang ditujukan kepada membantu si terbimbing agar dengan kesadaran serta kemampuannya bersedia mengamalkan ajaran agamanya”. 40 Dalam Islam, sosok individu yang ingin dicapai adalah individu yang “kaffah” atau “insan kamil.” Individu yang kaffah merupakan sosok individu atau pribadi yang sehat baik rohani maupun jasmani. Dengan perkataan lain, sehat fisik dan psikisnya pribadi yang kaffah atau insan kamil juga merupakan sosok individu yang mampu mewujudkan potensi iman, ilmu dan amal serta zikir sesuai kemampuannya dalam kehidupan sehari-hari. 41 39 Paimun, Sari Perkuliahan Bimbingan dan Konseling, Jakarata UIN Syarif Hidayatullah. 2005. Hlm 15-16 40 Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, Jakarta: Amzah, 2010, h. 39 41 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008, h. 18 31

4. Jenis-jenis Pelayanan Bimbingan Konseling Agama