Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perjalanan hidup manusia oleh para ahli Psikologi dibagi dalam beberapa tahapan kehidupan yaitu masa pra kelahiran, masa bayi, masa kanak- kanak, masa remaja dan masa dewasa. Masa remaja merupakan masa yang sangat penting, sangat kritis dan sangat rentan. Oleh karena itu, bila manusia melewati masa remajanya dengan kegagalan, dimungkinkan akan menemukan kegagalan dalam perjalanan kehidupan masa berikutnya. Sebaliknya bila masa remaja itu diisi dengan penuh kesuksesan, kegiatan yang sangat produktif dan berhasil guna dalam rangka menyiapkan diri untuk memasuki tahapan kehidupan selanjutnya, dimungkinkan manusia itu akan mendapat kesuksesan dalam perjalanan hidupnya. Dengan demikian, masa remaja menjadi kunci sukses dalam memasuki tahapan kehidupan selanjutnya. Bahwa masa remaja adalah masa sebaik-baiknya untuk belajar, dapat kita temukan dari beberapa ungkapan sebagai berikut: Yeudge is the spring time. Masa muda adalah musin semi. Musim semi adalah musim yang memberi kesempatan untuk menentukan bagaimana pemeliharaan tanaman itu pada akhirnya. Apakah pada musim semi tanaman itu terpelihara dengan baik 2 ataukah dibiarkannya tidak terpelihara atau bahkan telah diserang hama. 1 Arti daripada ungkapan tersebut yaitu masa pemuda adalah masa invesment yang berarti masa pemuda adalah masa bersiap diri. Suatu masa untuk mencari bekal guna melanjutkan kehidupannya dihari kemudian. Jadi, masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun psikis. 2 Terjadinya perubahan kejiwaan tersebut menimbulkan banyak kebingungan dan keanehan sebagai suatu yang baru dalam kehidupan remaja. Dengan demikian, masa remaja adalah masa yang penuh gejolak emosi dan ketidakseimbangan. Karena itu remaja mudah terkena pengaruh oleh lingkungan. Remaja akan diombang ambing oleh munculnya; kekecewaan dan penderitaan, meningkatnya konflik, pertentangan dan krisis, Penyesuaian diri impian dan khayalan, pacaran dan percintaan, keterasingan dari kehidupan dewasa dan norma kebudayaan. Masa remaja juga dikenal dengan masa perkembangan menuju kematangan jasmani, seksualitas, pikiran dan emosional. Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Ia tidak termasuk golongan anak, tetapi ia tidak pula termasuk golongan orang dewasa atau golongan tua. Tetapi berada di antara keduanya, karena masih belum mampu untuk menguasai fungsi- fungsi fisik maupun psikisnya. Dalam proses transisi ini, seringkali remaja menunjukkan gejala-gejala psikologis yang menjadi problem dalam kehidupannya. Pada masa ini remaja memerlukan bimbingan, terutama dari orangtuanya atau keluarganya. Sementara itu, terkadang keluarga seringkali disibukkan dengan problem masing-masing. Dalam keadaan seperti ini sebagian remaja mencari jalan keluar dan pemecahannya dengan cara mereka sendiri dan tidak jarang kebingungan para remaja itu dan jika orang tua, guru dan masyarakat tidak 1 Agoes Soejanto. Bimbingan Kearah Belajar Yang Sukses, Jakarta: Aksara Baru, 1990 h. 34 2 Hendrianti Agustina, Psikologi Perkembangan Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri, Bandung: PT Refika Aditama, 2006 h. 28 3 memperhatikan mereka bisa saja tergelincir pada perilaku yang aneh-aneh yaitu penyimpangan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat, agama maupun hukum. Penyimpangan-penyimpangan itu disebut juga kenakalan remaja. Adapun bentuknya yaitu bersifat pelanggaran terhadap norma-norma sosial seperti membolos sekolah, tawuran, menodong, menentang guru, membuat onar dan sebagainya. Hal tersebut tidaklah muncul begitu saja, pastilah ada faktor yang menyebabkan semua itu terjadi. Melihat keadaan remaja seperti digambarkan di atas, kiranya perlu diambil langkah-langkah positif yang terarah oleh semua kalangan yaitu kepedulian orang dewasa untuk mengantisipasi dan menanggulangi masalah tersebut yang dapat mengganggu keseimbangan, keamanan dan ketertiban umum. Hal ini agar remaja dapat terarah, tidak mengganggu konsentrasinya di sekolah atau tidak menghambat kreatifitasnya. Sekolah yang merupakan tempat kedua setelah lingkungan keluarga agaknya dapat membantu remaja yang sedang mengalami masa transisi. Di sekolah biasanya terdapat pelayanan bimbingan konseling. Pelayanan bimbingan dan konseling secara umum yang mencakup jaringan dalam bidang kehidupan tersebut memungkinkan remaja menjadi warga negara yang bermoral dan mampu menjalani kehidupannya dengan penuh kemandirian dan tanggung jawab. Maka layanan bimbingan dan konseling berperan langsung dalam pembangunan tersebut. Sebagaimana diketahui bahwa fungsi bimbingan konseling secara umum adalah sebagai fasilitator dan motivator klien dalam upaya mangatasi dan memecahkan masalah dengan kemampuan yang ada. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan perkembangan sosial budaya yang berlangsung cepat, menjadikan peran guru meningkat dari sebagai pengajar menjadi pembimbing. Dikalangan pendidik, bimbingan diarahkan sebagai sarana penghubung antara para pendidik dengan anak didik, khususnya untuk mencapai tujuan pendidikan. 4 Bimbingan dan konseling merupakan salah satu di antara bidang kependidikan yang harus dikuasai oleh seorang guru agama Islam. Dalam hal ini bimbingan dan konseling merupakan tanggung jawab seluruh komponen yang ada di sekolah termasuk didalamnya guru agama Islam, demi tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Kegiatan bimbingan dan konseling inipun dilakukan melalui pelayanan yang khusus terhadap semua siswa agar dapat mengembangkan dan memanfaatkan pengetahuannya secara utuh dan penuh. Maka bagi guru agama Islam, ia adalah pembimbing keagamaan anak didik, serta tugas yang diembannya bisa dikatakan berat dan mempunyai kontribusi yang pasti bagi anak didik, tanpa harus mengesampingkan peran serta kontribusi guru bimbingan dan penyuluhan. Berapa banyak guru agama Islam yang memiliki tugas ganda, disamping ia sebagai guru agama Islam, ia pun harus menjadi guru pembimbing, karena tugas keduanya dapat dilakukan oleh seorang guru agama Islam. Seorang guru agama Islam hendaklah memiliki pengetahuan dalam bidang keguruan yang meliputi bidang paedagogis, psikologi, akidah akhlak dan sebagainya. 3 Maka sangat komplekslah tanggung jawab seorang guru agama Islam terhadap anak didiknya maupun bidang ilmu pengetahuan yang harus dimilikinya. Guru agama Islam hendaknya tidak hanya sebagai pendidik tapi juga pembimbing. Jadi, setiap guru khususnya guru agama Islam berkewajiban memberikan bantuan kepada peserta didik agar mereka mampu menemukan masalah sendiri, mengatasi kesulitan, memecahkan masalahnya dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Para peserta didik membutuhkan bantuan guru agama Islam dalam hal mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik. Dalam upaya membantu anak mengatasi kesulitan dan berbagai masalah guru agama Islam berperan sebagai pembimbing. Setiap guru agama Islam perlu memiliki pemahaman yang seksama tentang para siswanya, memahami segala potensinya dan kelemahannya, masalah dan 3 Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996 h. 29 5 kesulitan-kesulitannya, dengan segala latar belakangnya. 4 Selain itu, guru agama Islam harus memahami dengan baik tentang teknik bimbingan kelompok, penyuluhan individu, psikologi kepribadian dan psikologi belajar. Hal ini harus dilakukan secara optimal dengan tujuan supaya bisa menghasilkan output yang benar-benar bisa dibanggakan baik dari segi iptek ilmu pengetahuan dan teknologi maupun imtaq iman dan taqwa. Inilah beberapa tugas yang harus diemban oleh para pendidik, khususnya guru agama Islam yang merangkap sebagai konselor agama, dalam mendidik, membina dan mengarahkannya sesuai dengan tujuan pendidikan dan agama. Berdasarkan pandangan inilah penulis mencoba memaparkan hal yang riil dan faktual tentang “PENGARUH BIMBINGAN KONSELING AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KENAKALAN REMAJA DI SMA NEGERI 3 TANGERANG SELATAN”

B. Identifikasi Masalah