78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasakan analisis data dari hasil penelitian dan pengujian hipotesis yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa siswa kelas XI di SMAN 3 Kota
Tangerang Selatan memiliki tingkat kenakalan yang masih relatif rendah. Kenakalan yang sering dilakukan oleh remaja yang notabanenya adalah
siswai SMA Negeri 3 Tangerang Selatan adalah menentang atau membantah orangtua dan guru, melanggar peraturan sekolah seperti terlambat masuk
sekolah, berpakaian tidak dan lain-lain. Selain itu, kenakalan yang dilakukan remaja SMA Negeri 3 Tangerang Selatan ialah merokok, berkelahi, menghina
guru dan teman dan sedikit yang melakukan kenakalan jenis membaca majalah porno, menonton dan melakukan masturbasi.
Adapun pelayanan-pelayanan yang dilakukan oleh guru agama Islam dalam upaya mengatasi kenakalan remaja di SMA Negeri 3 Tangerang Selatan
ialah mengadakan bimbingan membaca Al-Qur’an, memberi perhatian khusus untuk siswa yang bermasalah, mengadakan praktek-prektek kegiatan
keagamaan seperti praktek sholat jenazah, sholat istikhoroh serta membimbing siswa mengikuti berbagai kegiatan positif. Selain itu, pengenalan tentang diri
sendiri juga guru agama Islam intens lakukan.
79
Adanya pengaruh antara bimbingan konseling agama Islam dalam mengatasi kenakalan remaja di SMA Negeri 3 Tangerang Selatan. Terbukti
dari hasil pengujian hipotesis didapat r
xy
sebesar 0,449. Setelah jumlah tersebut di konsultasikan pada interpretasi angka indeks korelasi “r” Product
Moment, dapat ditarik kesimpulan bahwa antara bimbingan konseling agama Islam variabel X dalam mengatasi kenakalan remaja di SMA Negeri 3
Tangerang Selatan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup.
B. Saran
Berdasarkan pengamatan penulis terhadap hasil penelitian, ada beberapa saran yang dikemukakan oleh penulis:
1. Guru agama Islam diharapkan selalu berusaha memberikan yang terbaik
dalam mendidik dan membimbing siswasiswi sehingga mereka memiliki nilai-nilai religius yang tinggi sehingga sehat mentalnya, yang pada
gilirannya akan membentuk prilaku yang bermoral. 2.
Guru agama Islam hendaknya menjalin hubungan emosional baik dengan murid-murid maupun dengan orang tua atau wali murid.
3. Guru agama Islam hendaknya membangun kerjasama dengan bagian
bimbingan konseling, kepala sekolah atau pihak-pihak lainnya dalam mengatasi kenakalan remaja di sekolah.
4. Semua pihak yang ada di Sekolah guru dan seluruh staf, hendaknya
menciptakan lingkungan yang Islami atau sesuai dengan norma-norma yang berlaku, sehingga meminimalisir segala bentuk kenakalan remaja.
80
DAFTAR PUSTAKA
Agama Departemen, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: CV Dipenogoro,
2000.
Agustina Hendrianti. Psikologi Perkembangan: Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri. Bandung: PT Refika Aditama, 2006.
Amin Samsul Munir, Bimbingan dan Konseling Islam, Jakarta: Amzah, 2010 Arifin H.M., Pedoman Pelaksanaan dan Penyuluhan Agama, Jakarta: PT
Terayon Press, 1994.
Azhari Akyas, Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: Teraju, 2004. Daradjat Zakiah, Pembinaan Remaja, Jakarta: Bulan Bintang, 1976.
Daradjat Zakiah . Peranan Agama dalam Kesehatan Mental, Jakarta: PT Toko
Gunung Agung, 2001, Cet. XVI
Daradjat Zakiah, Kesehatan Mental, Jakarta: CV Haji Masagung, 1994. Daradjat Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996.
Daradjat Zakiah, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 2003. Dariyo Agoes, Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia, 2004.
Djumhur I, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Bandung: CV ILMU. Hallen, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputat Pers, 2002.
Kauma Fuad, Sensasi Remaja di Masa Puber: Dampak Negatif dan Alternatif Penanggulangannya, Jakarta: Kalam Mulia, 1999.
Mahfuzh Jamaluddin, Psikologi Anak dan Remaja Muslim, Jakarta: Pustaka Al
Kautsar, 2001.
Nasir Sahilun A, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problema Remaja, Jakarta: Kalam Mulia, 1999.
Nuraida. Diktat Metodologi Penelitian Silabus Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jakarta: Aulia Publishing House, 2008.
81
Nurihsan Ahmad Juntika, Bimbingan dan Konseling dalam Latar Berbagai Kehidupan, Bandung: PT Refika Aditama, 2006.
Paimun, Sari Perkuliahan Bimbingan dan Konseling, Jakarta : UIN Syarif
Hidayatullah, 2005.
Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan Konseling, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004. Sabri M Alisuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.
Sabri M Alisuf, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan , Jakarta: IAIN,
1992.
Soejanto Agoes. Bimbingan Kearah Belajar Yang Sukses. Jakarta: Aksara Baru,
1990
Soma Syafari dan Hajaruddin. Menanggulangi Remaja kriminal: Islam sebagai Alternatif, Bogor: CV Bintang Tsurayya, 1995.
Sudarsono, Kenakalan Remaja, Jakarta: Rineka Cipta, 2004. Sudijono Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2008.
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta,
2005.
Sukardi Dewa Ketut, Pengantar Pelaksanaan Progaram Bimbingan Dan Penyuluhan Belajar di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Sukmadinata Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2007
Syafaat Aat, Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Mencegah Kenakalan Remaja Juvenile Deliquency, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008.
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada , 2007.
Wirawan Sarlito, Psikologi Remaja, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1994. Yusuf Syamsu dan Juntika Nurhasan, Landasan Bimbingan dan Konseling,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.
1
ANGKET PERAN BIMBINGAN KONSELING AGAMA DALAM MENGATASI KENAKALAAN REMAJA
DI SMA NEGERI 3 TANGERANG SELATAN ”.
Identitas Responden Kelas
: Jenis kelamin :
Petunjuk Pengisian Angket
1. Berilah tanda silang pada salah satu jawaban a, b, c dan d yang anda anggap paling sesuai
dengan keadaan 2.
Kejujuran anda dalam mengisi angket ini sangat saya rahasiakan, guna mendapatkan informasi yang valid.
3. Saya harapkan semua soal dalam angket ini dapat terisi dan saya ucapkan terima kasih atas
partisipasinya.
A. Variabel Bimbingan Keagamaan