Karakteristik Sekolah Unggul Komparasi Keunggulan Prestasi Akademik Siswa Antara Sekolah Unggulan dan Madrasah Unggulan (Studi pada SMA Negeri 8 Jakarta dan MA Negeri 4 Jakarta)

disertai dengan kepemilikan moral. 51 Masalah tersebut dapat diperbaiki dengan pendidikan bermutu. Mutu pendidikan tidak lepas dari kajian mengenai bagaimana sebuah sekolah dapat dikelola secara efektif, efisien, dan berkeadilan untuk mewujudkan mutu pendidikan berdasar pada tujuan pendidikan nasional. Menurut Idris M. Noor, setelah proses pendidikan di sekolah unggul selesai, maka para lulusannya diharapkan agar: “a kompetensi sesuai dengan standar lulusan dan diperkaya dengan standar kompetensi, b daya saing komparatif tinggi yang dibuktikan dengan kemampuan menampilkan keunggulan lokal di tingkat daerah, wilayah, nasional bahkan internasional, c kemampuan bersaing dalam berbagai lomba tingkat daerah, wilayah, nasional bahkan internasional, d kemampuan melanjutkan studi bersaing ke luar negeri, e kemampuan berbahasa asing, f kemampuan berperan aktif dalam sosio-kultural di masyarakat, dan g kemampuan menggunakan dan mengembangkan teknologi komunikasi dan informasi secara global. ” 52

C. Pembentukan Citra SekolahMadrasah Unggul

Masyarakat saat ini sudah pandai mencari tahu informasi sekolah terbaik dari kemajuan teknologi informasi. Kemudahan akses yang ditawarkan memudahkan berbagai informasi tentang keberhasilan sekolah dengan berbagai prestasinya. Berikut ini beberapa pemikiran yang dapat sebagai pertimbangan bagi orang tua untuk menyekolahkan anaknya: a. Pengakuan SMAMA unggulan atau biasa; b. Kualitas guru dan siswa-siswanya; c. Kemanan sekolah dalam menunjang stabilitas belajar-mengajar; d. Fasilitas sekolah yang menunjang perkembangan kecerdasan dan prestasi anak; dan e. Ragam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. 53 Sekolah yang baik dan urung diinginkan siswa perlu menunjukkan kelebihankekuatannya, bukan kekurangannya. Dalam hal ini, Cyril Poster 51 Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010, h. 289. 52 I dris HM Noor, “Evaluasi Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional SBI di Sekolah Dasar SD, Sekolah Menengah Pertama SMP, Sekolah Menengah Atas SMA, dan Sekolah Menengah Kejuruan SMK ”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, 2011, h. 255- 256. 53 Aischa Revaldi, Memilih Sekolah untuk Anak, Cet. 1, Solo: Inti Medina, 2010, h. 169. mengungkapkan bahwa, “Citra sekolah adalah memanfaatkan sumber daya yang dimiliki, modal, dana, personal dengan cara yang akan memaksimalkan prioritasnya.” 54 Berdasarkan pernyataan tersebut, pelayanan pendidikan di sekolah membawa dampak baik dengan prestasi yang diraih melalui siswa dan dapat meningkatkan reputasi sekolah. Penjelasan lebih lanjut tentang pembentukan citra sekolahmadrasah unggul adalah sebagai berikut.

1. Sekolah dan Madrasah di Indonesia

Di Indonesia, terdapat dua jenis sekolah yang dikelola oleh dua kementerian, yakni sekolah umum oleh Kemendikbud dan madrasah oleh Kemenag. Sekolah umum mengadopsi seluruh peraturan pemerintah secara menyeluruh dari Kemendikbud, sedangkan Kemenag memiliki aturan tambahan untuk diadaptasi di madrasah yang asalnya dari Kemendibud. Madrasah telah menampilkan identitasnya sebagai lembaga pendidikan Islam sejak sekitar awal abad ke-20. 55 Sekolah berbasis agama cenderung mencerminkan visi dan misi kehidupan dari didikan orang tua kepada anak. Sebagaimana yang telah diketahui jika sekolah agama merupakan keterpaduan antara ilmu sains dan agama. Madrasah aliyah adalah contoh sekolah Islam yang murni basisnya agama. Kelebihannya pelajaran fasih membaca Al- Qur’an dan bahasa Arab lebih ditekankan. Dalam muatan kurikulum mata pelajarannya pun bermuatan spiritual. Peningkatan kualitas sekolah merupakan hal yang perlu difokuskan untuk direncanakan. Sekolah yang memiliki kualitas unggul tentu menjadi magnet perhatian orang tua dan para siswa. Banyak sekali faktor yang mampu mewujudkan sekolah berkualitas unggul, diantaranya adalah faktor input siswa, faktor profesionalitas tenaga pendidik dan kependidikan, serta manajemen efektif. Apabila faktor-faktor tersebut berjalan efektif, maka dapat dikroscek melalui sejumlah tes tertulis akademik maupun perlombaan non akademik akan maksimal. 54 Cyril Poster, Gerakan Menciptakan Sekolah Unggul, Jakarta: Lembaga Indonesia Adidaya, 2000, h. 243. 55 Azyumardi Azra, Sejarah Perkembangan Madrasah, cet. 2, Jakarta: Departemen Agama RI, 2000, h. 176. Sinergi sekolah dalam meningkatkan kualitas siswa dapat terletak baik dari segi pembangunan pengetahuan dan keterampilan siswa. Pembangunan pengetahuan dapat dilakukan dengan mewujudkan pembelajaran efektif dan menyenangkan. Sedangkan pembangunan keterampilan perlu didukung oleh sarana dan prasarana sekolah. Dukungan dari pihak yang berkepentingan stakeholder baik pemerintah, pengawas eksternal, orang tua, dan masyarakat juga dibutuhkan dalam mencapai kolaborasi pembelajaran bermutu.

2. Membentuk Citra Sekolah

Sekolah dapat membuat sendiri peraturan untuk membawa sekolah menuju prestasi yang diinginkan. Dalam kaitannya dalam hal prestasi, manajemen berbasis sekolah memberi arti dalam hal support dan pendayagunaan seluruh komponen sekolah. Tenaga pendidik dan tenaga kependidikan secara profesional menyediakan bahan ajar yang menampilkan refleksi tujuan pembelajaran, sarana dan prasarana sekolah memadai dan terawat, serta masyarakat yang peduli akan pendidikan di sekolah. Pemerintah memiliki program akreditasi sekolah, yaitu dengan mengkategorikan sekolah pada sekolah standar nasional SSN, sekolah rintisan, dan sekolah potensial. 56 Sekolah standar nasional merupakan sekolah yang telah mencapai standar minimal dalam hal ketersediaan fasilitas dan kualifikasi akademik dan non akademik yang dimiliki oleh sekolah. Penyelenggaraan kegiatan yang melibatkan semua komponen ini harus sesuai dengan perundang-undangan pendidikan yang berlaku dalam mencapai prestasi sekolah setinggi-tingginya. Prestasi-prestasi yang dicapai oleh peserta didik, bukan menunggu tapi dikondisikan untuk muncul, yakni dengan cara penyusunan strategi MBS di sekolah dengan memanfaatkan berbagai kreativitas tenaga pendidik dan kependidikan serta peserta didik. 56 Ikbal Barlian, Manajemen Berbasis Sekolah; Menuju Sekolah Berprestasi, cet. 1, Jakarta: Erlangga, 2012, h.5. Kepala sekolah bersama-sama warga sekolah lainnya merumuskan kondisi riil sekolah, baik mengenai kelebihan dan kelemahan yang dimiliki sekolah, maupun peluang dan ancaman yang dihadapi oleh sekolah. Sedangkan menurut penulis, citra sekolahmadrasah dapat diketahui sebagai berikut: Pertama, pengakuan SMAMA unggulan atau biasa. Sekolah yang menunjukkan performa pendidikan terbaik akan memunculkan minat orang tua dalam list penilaian sekolah untuk studi anaknya. Kedua, kualitas guru dan siswa-siswanya. Pada pertimbangan ini, profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan dibutuhkan. Hal tersebut dapat ditunjukkan melalui penelaahan dari riwayat pendidikan, pengalaman pendidikan, seberapa banyak diklat yang diikuti dan prestasi selama menjadi tenaga pendidik. Ketiga, keamanan sekolah dalam menunjang stabilitas belajar- mengajar. Suasana kondusif dan aman serta iklim sekolah yang nyaman membuat siapapun merasa tenteram bila berada di dalamnya, begitu pun di sekolah. Keempat, fasilitas sekolah yang menunjang perkembangan kecerdasan dan prestasi anak. Kelengkapan sarana dan prasarana sekolah menjadi pertimbangan selanjutnya. Bila fasilitas sekolah memadai dan terawat sebagaimana mestinya, serta bukti nyata prestasi siswa, masyarakat tambah yakin bahwa sekolah tersebut dapat memanfaatkannya dengan optimal. Kelima, ragam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Ragam kegiatan ekstrakurikuler membutuhkan keterampilan, ketangkasan, dan kerja sama. Ekstrakurikuler yang selalu memenangi sejumlah perlombaan membawa nama baik sekolah dan menarik minat siswa. Selain lima hal tersebut, penilaian atas lokasi sekolah dan lingkungan, sarana fisik, visi dan misi sekolah, profil pendidik, kurikulum pembelajaran, ketertiban dan kebersihan sekolah, keterampilan skolastik, dan rekap prestasi serta keberhasilan alumninya.