Model Sekolah Unggul Komparasi Keunggulan Prestasi Akademik Siswa Antara Sekolah Unggulan dan Madrasah Unggulan (Studi pada SMA Negeri 8 Jakarta dan MA Negeri 4 Jakarta)

Kepala sekolah bersama-sama warga sekolah lainnya merumuskan kondisi riil sekolah, baik mengenai kelebihan dan kelemahan yang dimiliki sekolah, maupun peluang dan ancaman yang dihadapi oleh sekolah. Sedangkan menurut penulis, citra sekolahmadrasah dapat diketahui sebagai berikut: Pertama, pengakuan SMAMA unggulan atau biasa. Sekolah yang menunjukkan performa pendidikan terbaik akan memunculkan minat orang tua dalam list penilaian sekolah untuk studi anaknya. Kedua, kualitas guru dan siswa-siswanya. Pada pertimbangan ini, profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan dibutuhkan. Hal tersebut dapat ditunjukkan melalui penelaahan dari riwayat pendidikan, pengalaman pendidikan, seberapa banyak diklat yang diikuti dan prestasi selama menjadi tenaga pendidik. Ketiga, keamanan sekolah dalam menunjang stabilitas belajar- mengajar. Suasana kondusif dan aman serta iklim sekolah yang nyaman membuat siapapun merasa tenteram bila berada di dalamnya, begitu pun di sekolah. Keempat, fasilitas sekolah yang menunjang perkembangan kecerdasan dan prestasi anak. Kelengkapan sarana dan prasarana sekolah menjadi pertimbangan selanjutnya. Bila fasilitas sekolah memadai dan terawat sebagaimana mestinya, serta bukti nyata prestasi siswa, masyarakat tambah yakin bahwa sekolah tersebut dapat memanfaatkannya dengan optimal. Kelima, ragam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Ragam kegiatan ekstrakurikuler membutuhkan keterampilan, ketangkasan, dan kerja sama. Ekstrakurikuler yang selalu memenangi sejumlah perlombaan membawa nama baik sekolah dan menarik minat siswa. Selain lima hal tersebut, penilaian atas lokasi sekolah dan lingkungan, sarana fisik, visi dan misi sekolah, profil pendidik, kurikulum pembelajaran, ketertiban dan kebersihan sekolah, keterampilan skolastik, dan rekap prestasi serta keberhasilan alumninya.

D. Sekolah di Persaingan Global

Para lulusan yang menjadi calon tenaga kerja harus siap menghadapi persaingan global. Meskipun lulusan SMAMA tidak diwajibkan untuk menjadi pekerja wirausahawan, namun perlu ada langkah persiapan. Di akhir tahun 2015, masyarakat ekonomi ASEAN MEA akan berdampak besar terhadap dunia pendidikan serta ekonomi secara umum. Dhrikul Hakim telah merumuskan makna strategi pendidikan unggul dalam menyongsong pasar tunggal ASEAN 2015 yakni sebagai berikut. “Kebutuhan akan pendidikan dan sumberdaya manusia yang unggul- kompetitif bagi bangsa Indonesia adalah prasarat mutlak agar bisa menjadi the winner di era pasar tunggal Asean. Keunggulan sumber daya manusia ini pada gilirannya akan menjadi pilar utama atas keunggulan bangsa dalam hal kualitas dan kuantitas segala produk bangsa Indonesia baik ekonomi,budaya maupun iptek.” 57 Berdasarkan pendapat para ahli tentang sekolah bermutu dan persiapan menghadapi ekonomi bebas, maka sekolah harus dapat meningkatkan performanya dan menyiapkan para siswa untuk bersaing di era MEA yang dimulai di akhir tahun 2015. Berikut langkah-langkah strategis sekolah dalam bersaing: 1 Kondisikan dan pastikan bahwa lebih dari setengah komponen organisasi memiliki keunggulan bersaing; 2 Selalu memperbarui misi, program, dan strategi; 3 Kritis terhadap berbagai strategi yang diterapkan dan peka terhadap strategi baru yang diterapkan oleh para pesaing; 4 Berorientasi pada kepuasan pengguna layanan jasa pendidikan; 5 Belajar pada kegagalan dan berguru pada kesuksesan orang lain; 6 Tidak memberi bilai berlebih terhadap diri sendiri dan selalu menghargai setiap dukungan orang lain; 7 Selalu berada pada waktu yang tepat, bersama orang yang tepat dan di tempat yang tepat; 8 Cermat dalam memanfaatkan peluang dan dalam menguasai sumber-sumber informasi; 9 Selalu menciptakan suasana nyaman dan menyenangkan; 10 Efisien dalam menggunakan waktu, tenaga, pikiran dan dana. 58 57 Dhikr ul Hakim, “Makna Strategi Pendidikan Unggul Menyongsong Pasar Tunggal Asean 2015”, literature review, Jawa Timur, h. 5. 58 Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, Cet. 1, Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2011, h.224-225.

E. PENELITIAN TERDAHULU

Hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan judul penelitian yang penulis ajukan ternyata tidak ditemukan. Berbagai perpustakaan yang pernah penulis telusuri yakni: 1. Perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; 2. Perpustakaan pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; 3. Perpustakaan Universitas Terbuka Pondok Cabe; 4. Perpustakaan utama Universitas Negeri Jakarta; 5. Internet. Berbagai perpustakaan baik offline maupun online telah penulis telusuri, namun tidak ditemukan hasil yang similar dengan judul yang diajukan. Maka dari itu, penelitian ini mengawali komparasi prestasi antara sekolah menengah atas SMAN 8 Jakarta dan madrasah aliyah MAN 4 Jakarta di Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta.

F. KERANGKA BERPIKIR

INPUT PROSES OUTPUT Kondisi Nyata Prestasi Akademik Siswa Masalah Strategi Hasil 1. Belum optimalnya penerapan visi sekolah. 2. Koordinasi internal sekolah belum berjalan baik. 3. Terbatasnya dana. 4. Kurangnya minatmotivasi belajar siswa. 5. Program pengajaran belum optimal. 6. Belum optimalnya tugaspelayanan BK. 7. Sistem evaluasi belum maksimal. 8. Belum optimalnya dukungan sekolah. 9. Rendahnya daya saing siswa dan alumni. Rendahnya daya saing kompetisi akademik siswa dan alumni baik di sekolah maupun di madrasah. 1. Meningkatkan mutu KBM melalui berbagai inovasi dan kreativitas pembelajaran. 2. Memfasilitasi siswa dengan ekskul akademik study club. 3. Melakukan kerja sama. Seperti: Sister School dan pertukaran pelajar. 4. Mensosialisasikan nilai visi dan misi sekolah. 5. Mengadakan diklat secara berkala kepada tenaga pendidik dan kependidikan. 6. Manajemen sekolahmadrasah yang efektif. 7. Menjaga sinergi antar lini sekolah. 8. Membudayakan berbahasa Inggris di sekolah. 9. Memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi. Menghasilkan lulusanalumni yang memiliki daya saing tinggi. FEEDBACK