Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

pendidikan dasar dan menengah tergolong tinggi. Selain sekolah sebagai pencetak siswa bibit unggul, dukungan pemerintah daerah melalui dinas pendidikan DKI Jakarta melalui program-program peningkatan mutu di sekolah, seperti pengadaan dan perawatan laboratorium, media, perpustakaan, dan sarana serta prasarana lainnya, turut mendorong pendidikan ke arah lebih baik. Indikator kesiapan SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta untuk dikomparasi dapat dilihat dari dimensi input, proses, dan output. Dimensi input yakni input siswa, laboratorium IPA, IPS dan komputer, penggunaan kurikulum 2013, tenaga pendidik berijazah S1 dan S2, perpustakaan, dan sumber dana berasal dari BOS dan BOP. Kemudian dimensi proses untuk pengembangan prestasi siswa yakni pelatihan kepada guru, perencanaan Raker dan Rakor, peninjauan mutu RTM, ekskul akademik study clubscience club, kerjasama sister school, dan BK. Di samping itu, dimensi output yakni kinerja guru, kompetisi ilmiah siswa, hasil ujian nasional, dan sebaran lulusan di PTN, PTS, dan PTLN. Lebih jauh tentang indikator kesiapan sekolah dan madrasah dari prestasi dapat dilihat di Lampiran 26. Berdasarkan tabel dimensi kualitas menurut Owlia and Aspinwall dan Waugh dalam Khodayari, setidaknya kualitas pendidikan memenuhi enam aspek, yaitu: academic resources kelengkapan akademis, competence keahlian manajemen, guru dan staf, attitude pembimbingan, content isi pembelajaran, reability and responsivensess keandalan dan ketanggapan, dan assurance and empathy keyakinan dan empati 12 . Penelitian ini berusaha untuk menjelaskan sampai sejauh mana kualitas layanan pendidikan yang telah diberikan oleh sekolah dan madrasah sebagai penyedia layanan pendidikan kepada pengguna layanan peserta didik hingga berprestasi. Oleh karena itu, penulis perlu meneliti dan mengomparasikan tentang prestasi pendidikan di SMA Negeri 8 Jakarta dan MA Negeri 4 jakarta, dan mengidentifikasi atas keunggulan dan kelemahan antara dua sekolah tersebut agar mampu bersaing ke kancah global. 12 Faranak Khodayari and Behnaz Khodayari, Service Quality in Higher Education, Interdisciplinary Journal of Research in Business, Vol. 1, 2011, p. 39.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, dapat ditemukan beberapa poin permasalahan, diantaranya: 1. Pelaksanaan visi dan misi sekolahmadrasah belum optimal sehingga siswa kurang produktif dalam prestasi. 2. Koordinasi pimpinan dan personel sekolah belum berjalan baik membuat keterbatasan dalam efektifnya program sekolah. 3. Terbatasnya dana membuat pengadaan, perawatan sarana-prasarana, dan program sekolah belum terpenuhi dengan baik. 4. Lingkungan sekolah kurang kondusif membuat minat belajar siswa kurang optimal. 5. Program pengajaran belum optimal membuat pencapaian akademik siswa menjadi rendah. 6. Fungsi bimbingan dan konseling BK belum maksimal sehingga motivasi belajar siswa rendah. 7. Sistem evaluasi belum maksimal membuat tingkat kompetisi akademik antar siswa belum maksimal. 8. Belum optimalnya dukungan sekolahmadrasah dalam meningkatkan prestasi akademik siswa. 9. Rendahnya daya saing para lulusan sekolah dalam menghadapi era globalisasi sehingga kompetisi dengan para lulusan sekolah tingkat global terbilang minim.

C. Pembatasan Masalah

Untuk terarahnya penelitian ini, maka penelitian ini dibatasi pada: 1. Belum optimalnya dukungan sekolahmadrasah dalam meningkatkan prestasi akademik siswa. 2. Rendahnya daya saing para lulusan sekolah dalam menghadapi era globalisasi sehingga kompetisi dengan para lulusan sekolah tingkat global terbilang minim. Berdasarkan pembatasan tersebut, kita dapat mengidentifikasi prestasi akademik siswa dan menghasilkan para lulusan sekolahmadrasah yang berkualitas. Di samping itu, mereka mampu bersaing dengan para lulusan sekolah di negara lain guna menjadi mahasiswa di perguruan tinggi dalam dan luar negeri terbaik, dan kelak menjadi tenaga kerja terdidik yang unggul.

D. Perumusan Masalah

Dari permasalahan tersebut dapat dirumuskan permasalahan penelitian yakni: “Bagaimana komparasi keunggulan prestasi akademik siswa di SMAN 8 Jakarta dan MAN 4 Jakarta dalam bersaing menghadapi tantangan global?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah: 1. Menjelaskan perolehan prestasi akademik siswa di SMA Negeri 8 Jakarta dan MA Negeri 4 Jakarta; 2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi prestasi akademik siswa di SMA Negeri 8 Jakarta dan MA Negeri 4 Jakarta; 3. Menjelaskan strategi SMA Negeri 8 Jakarta dan MA Negeri 4 Jakarta untuk menghadapi tantangan global; 4. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat prestasi akademik siswa di SMA Negeri 8 Jakarta dan MA Negeri 4 Jakarta.

F. Kegunaan Penelitian

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan terutama yang berkaitan dengan prestasi sekolahmadrasah di DKI Jakarta dan menjadi sumber informasi dan referensi bagi penyedia layanan pendidikan maupun pengguna layanan pendidikan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk pengembangan ilmu khususnya prestasi di sekolah menengah atas atau madrasah aliyah, juga sebagai studi komparasi antara teori dan praktik serta sebagai dasar lebih lanjut bagi penelitian selanjutnya. 2. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan saran kepada pihak sekolah atau madrasah. Dengan demikian dapat menjadi dasar pedoman untuk mengarahkan sekolah atau madrasah dan seluruh bagian yang ada didalamnya ke arah pemenuhan kebutuhan siswa sebagai pengguna layanan pendidikan. Sekolah atau madrasah sangat diharapkan dapat memberikan peningkatan kualitas layanan pendidikan dan perbaikan melalui evaluasi dan perencanaan, yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi kualitas pendidikan nasional. 10

BAB II KAJIAN TEORI

Persoalan prestasi akademik siswa menyita banyak perhatian dan dari berbagai latar belakang, mulai dari masyarakat, praktisi pendidikan, pemerintah bahkan negara lain. Semua melihat dari berbagai perspektif yang berbeda berdasarkan latar belakang dan tujuan masing-masing. Namun berbagai pandangan tersebut bertumpu pada satu pertanyaan, bagaimana cara sekolah untuk bermutu dan bersaing di kancah internasional? Bab ini akan membahas tentang keunggulan prestasi siswa di sekolah yang menegaskan untuk mewujudkan SDM Indonesia unggul dalam bersaing menghadapi tantangan global.

A. Prestasi Belajar Siswa

1. Pengertian Prestasi Belajar Siswa

Kata prestasi diidentikkan dengan jajaran trofi, piagam penghargaan, serta plakat-plakat. Prestasi yang membanggakan sering dipublikasikan oleh sekolah melalui etalase pameran, bahkan termuat dalam media cetak maupun elektronik. Menurut Kamur Besar Bahasa Indonesia, “prestasi adalah hasil yg telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb. .” 13 Berdasarkan pengertian tersebut, maka sifat prestasi berupa final, sebab segenap usaha telah dilakukan dan menghasilkan suatu bentuk penghargaan. Sedangkan menurut Muhibbin Syah, “prestasi adalah perubahan segenap ranah psikologis sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.” 14 Pernyataan ini bermakna bahwa penyebab terbesar prestasi adalah dengan berlangsungnya pembelajaran yang dilakukan baik di lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, maupun lingkungan sosial. 13 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet. 4, Jakarta: Balai Pustaka, 2007, h. 895. 14 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, cet. 3, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001, h. 192. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa prestasi adalah hasil dari kegiatan pembelajaran baik dari kegiatan pelatihan oleh sekolah, luar sekolah, maupun individu. Siswa yang mengalami pembelajaran berarti ia sedang berupaya melakukan perubahan-perubahan dalam kehidupannya. Pembelajaran oleh siswa dapat berasal dari lingkungan belajar di sekolah, lingkungan keluarga, maupun dari lingkungan teman sejawat. Belajar menurut Dimyati dan Mudjiono adalah “proses internal yang kompleks. Kompleksitas yang dimaksud adalah seluruh proses mental yang meliputi ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.” 15 Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, prestasi dengan belajar merupakan dua hal yang saling berhubungan. Maka prestasi diperoleh dari belajar yang dapat mengubah sikap secara kualitas lebih baik dari kemampuan yang dimiliki sebelumnya. Kemampuan baru ini diperoleh karena adanya pengalaman yang mengacu pada penguasaan ilmu, kecakapan, dan kebiasaan.

2. Macam-Macam Prestasi Belajar Siswa

Pemahaman tentang prestasi belajar dibagi menjadi dua macam, yakni akademik dan non akademik. Prestasi akademik merupakan hasil pengukuran belajar berdasarkan nilai kognitif dan afektif. Penilaian pada ranah kognitif yakni berdasarkan penguasaan konsep, prinsip dan teori. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian UH, ulangan tengah semester UTS, ulangan akhir semester UAS, ujian sekolah US dan ujian nasional UN, ataupun dapat dilihat dari perlombaan akademik seperti kompetisi sains dan olimpiade. Berbeda dengan kognitifpengetahuan yang hasilnya dapat segera diketahui, penilaian sikap agak sulit dilakukan. Akan tetapi dapat diperoleh melalui instrumen berupa skala sikap, observasi, wawancara, dan lain sebagainya. Prestasi akademik 15 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, cet. 3, Jakarta: Asdi Mahasatya, 2006, h. 18. melibatkan banyak komponen seperti tenaga pendidik, ketersediaan bahan pustaka, dan pembentukan budaya sekolah. Sedangkan prestasi non akademik merupakan hasil belajar dari keterampilan. Penemuan prestasi ini diukur dari tingkat kualitas kerja keras dan ketekunan. Sekolah biasanya memiliki program organisasi intra sekolah OSIS dan ekstrakurikuler sebagai tempat penggalian bakat dan minat siswa dalam pengembangan prestasi non akademik. Baik prestasi akademik maupun non akademik, tingkat efektivitas pembelajaran dapat diketahui oleh para pendidik dengan menggunakan patokan atau ukuran tertentu untuk dicapai pada waktu tertentu. Pengukuran dapat melalui tes maupun nontes disesuaikan dengan bentuk apa yang diberikan ketika proses pembelajaran.

3. Karakteristik Siswa Berprestasi

Semenjak manusia baru dilahirkan ke dunia, Allah SWT telah menganugerahkan berbagai kelebihan kepada manusia. Seperti yang diungkapkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al- Qur’an bahwa, “manusia dianugerahi instink garizah, indera, akal kecerdasan, nurani kalbu, dan lain- lain.” 16 Siswa merupakan individu yang khas, yakni setiap siswa memiliki tingkat kecerdasan dan sikap yang berbeda-beda., Banyak hal yang memengaruhi tingkat IQ siswa seperti pekerjaan orang tua, lingkungan belajar, serta teman sepermainan. Dalam hal ini, Philip R.E Verson dalam buku Oemar Hamalik menyatakan bahwa “pada hakikatnya perbedaan- perbedaan individu adalah perbedaan- perbedaan dalam kesiapan belajar.” 17 Pernyataan ini mengartikan bahwa siswa membawa motivasi dirinya dengan motif tertentu dan kesiapan tertentu. Siswa yang berfokus pada nilai yang tinggi, maka ia akan rajin dalam belajar bahkan menambah waktu belajar di sekolah. Ia berkomitmen untuk meminimalisir ketidakhadirannya di sekolah dan menghindari pelanggaran tata tertib di sekolah. Di samping 16 Lajnah Pentashihan Mushaf Al- Qur’an, Tafsir Al-Qur’an Tematik, cet. 1, Jakarta: Kamil Pustaka, 2014, h. 203. 17 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Dan Mengajar, cet. 6, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009, h. 17.