Macam-Macam Prestasi Belajar Siswa

1 Faktor internal, yakni keadaankondisi jasmani dan rohani siswa; 2 Faktor eksternal, yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa; 3 Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. 24 Pembelajaran yang telah terlaksana dengan baik, maka selanjutnya dilakukan evaluasi. Evaluasi merupakan langkah akhir dalam memberi gambaran tentang ukuran pemahaman siswa setelah melalui proses pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Selain itu, pengaruh lingkungan pendidikan turut menentukan prestasi siswa di sekolah. Latar belakang sosial-ekonomi keluarga juga memberikan dampak besar terhadap perkembangan siswa. Selain itu, kemampuan dasar siswa membawa kemudahan dalam menjalankan misinya sesuai cita-cita yang diharapkan, seperti tingkat IQ, emosional anak, dan motivasi belajar.

5. Faktor–Faktor Penghambat Prestasi Belajar Siswa

Dalam rangka mengatasi penghambat prestasi siswa, perlu diketahui aspek dasar penyebabnya. Seperti yang dikutip dari Syaiful Bahri Djamarah, berikut ini beberapa faktor yang menghambat prestasi siswa, yakni: 1 Yang bersifat kognitif ranah cipta, antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektualinteligensi peserta didik; 2 Yang bersifat afektif ranah rasa, antara lain seperti labilnya emosi dan sikap; 3 Yang bersifat psikomotor ranah karsa, antara lain seperti terganggunya alat-alat indra penglihatan dan pendengaran mata dan telinga. 25 Berdasarkan informasi tersebut, tiga ranah di atas dapat memengaruhi prestasi siswa, baik akademik maupun non akademik. Sedangkan untuk mengatasinya, Syaiful Bahri Djamarah mengungkapkan enam tahapan yakni sebagai berikut. 1 Pengumpulan data, dengan melakukan pengumpulan informasi melalui teknik wawancara dan dokumentasi. 24 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Ed. Revisi, Jakarta: Rajawali Pers, 2009, h. 145- 146. 25 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, cet. 3, Jakarta: Rineka Cipta, 2011, h. 235. 2 Pengolahan data, yakni dengan melakukan penganalisisan dari data yang terkumpul. 3 Diagnosis, merupakan keputusan mengenai hasil dari pengolahan data. 4 Prognosis. Pada tahapan ini dilakukan kegiatan penyusunan program dan penetapan ramalan tentang tindakan yang akan dilakukan. 5 Treatment, yakni pemberian bantuan ke peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar. 6 Evaluasi yakni menilai dari treatment yang telah diberikan. 26 Sementara itu, Sudarwin Danim mengemukakan bahwa sulitnya siswa untuk berprestasi, antara lain: 1 Resistansi pengguna 2 Hambatan intuisi 3 Kendala untuk menentukan fokus dan mencapai prestasi belajar siswa 4 Keterbatasan kewenangan sekolah 5 Konsentrasi kepala sekolah 6 Keterbatasan sumber-sumber 27 Guru yang berperan langsung sebagai pendidik juga menentukan kualitas belajar. Siswa yang menerima pembelajaran merasa kurang nyaman dengan gaya mengajar guru akan kesulitan menyerap pelajaran. Hal ini dipertegas oleh Munif Chatib bahwa “Kegagalan siswa menyerap informasi dari gurunya disebabkan oleh ketidaksesuaian gaya mengajar guru dengan gaya belajar siswa.” 28 Hal ini menunjukkan bahwa gaya mengajar guru turut menentukan prestasi akademik siswa. Hambatan-hambatan belajar dan penyebab lulusan bermutu di atas sebaiknya menjadi bahan evaluasi bagi sekolah untuk diperhatikan agar 26 Ibid., h.250-254. 27 Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah: Dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik, cet. 3, Jakarta: Sinar Grafika Offset, h. 63. 28 Munif Chatib, Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di Indonesia, cet.4, Bandung: PT Mizan Pustaka, 2009, h. 100.