Lingkungan Pendidikan Komparasi Keunggulan Prestasi Akademik Siswa Antara Sekolah Unggulan dan Madrasah Unggulan (Studi pada SMA Negeri 8 Jakarta dan MA Negeri 4 Jakarta)

Gambar 2. Karakteristik Sekolah Unggul 42 Menurut Suryadi, indikator sekolah unggulbermutu adalah sebagai berikut: 43 Sekolah Bermutu Sekolah Tidak Bermutu 1. Masukan yang tepat 2. Semangat kerja tinggi 3. Gairah motivasi belajar tinggi 4. Penggunaan biaya, waktu, fasilitas, tenaga yang proporsional 5. Kepercayaan berbagai pihak 6. Tamatan yang bermutu 7. Keluaran yang relevan dengan kebutuhan masyarakat 1. Masukan yang banyak 2. Pelaksanaan kerja santai 3. Aktivitas belajar santai 4. Boros memakai sumber- sumber 5. Kurang peduli terhadap lingkungan 6. Lulusan hasil katrol 7. Keluaran tidak produktif 42 Jerome S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-prinsip Perumusan danTata Langkah Penerapan, cet. 6, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, h. 39. 43 Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah, Sarana Panca Karya Nusa, 2009, h. 231. F okus pa da Kustom er Ke ter li ba tan T otal P engukur an Komit men P erba ikan Be rk elanjutan Sekolah Bermutu Total Sedangkan indikator mutu menurut Firdaus Basuni yakni “mutu pendidikan dapat diukur dari relevansinya dengan kebutuhan masyarakat, cepat tidaknya lulusan memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai serta kemampuan seseorang didalam mengatasi berbagai persoalan hidup.” 44 Di samping itu, Jaap Schrens mengemukakan beberapa faktor tentang sekolah bermutu yakni diantaranya: a. Kepemimpinan pendidikan yang kuat; b.Penekanan pada perolehan keterampilan dasar; c. Lingkungan yang rapi dan aman; d.Harapan pencapaian murid yang tinggi e. Penilaian tentang kemajuan murid. 45 Menurut Cut Zahri Harun, ada tiga hal yang menunjang SDM yang unggul melalui program pendidikan bermutu dengan daya pendukung PBM yakni: “1 man; 2 money; 3 materials;, dan terdapat 4 methods; 5 machines; and 6 markets sebagai sumber daya pendidikan lainnya.” 46

3. Model Sekolah Unggul

Transformasi pendidikan yang terjadi, mengubah metode pengajaran yang teacher centered menjadi student centered but teacher as facilitator and confirmer, dan sudah waktunya setiap lembaga pendidikan mempunyai sumber belajar yang memadai. Hal ini diperkuat oleh Suwendi yang dikutip oleh Jejen Musfah bahwa hanyalah informasi yang diolah dengan baik akan menghasilkan pengetahuan knowledge, dan hanyalah pengetahuan yang diolah dengan baik akan menghasilkan kearifan atau kebijaksanaan wisdom. 47 Sekolah unggul memiliki standar dan sistem 44 Firdaus Basuni, “Akreditasi terhadap Kinerja Pendidik dan Hasil Ujian Nasional Madrasah”, Jurnal Evaluasi, Vol.1, h. 4. 45 Abas Al-Jauhari, Buku Peningkatan Mutu Sekolah, Terj. dari Improving School Effectivenes oleh Jaap Schrens, United Nations, 2000, h.38-39. 46 Cut Zahri Harun, “Sumber Daya Pendidikan Merupakan Penunjang Utama dalam Menghasilkan Manusia Unggul melalui Program Sekolah Binaan, ” Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No.73, 2008, h. 621. 47 Jejen Musfah ed., Pendidikan Holistik; Pendekatan Lintas Perspektif, Tangerang: FITK Press, 2011, h. 334. tertentu seperti sumber-sumber belajar yang dapat menggali potensi siswa agar optimal. Beberapa indikator yang menunjukkan sekolah berpenampilan unggul yaitu sekolah memiliki visi dan misi untuk meraih prestasimutu yang tinggi, semua personel sekolah memiliki komitmen yang tinggi untuk berprestasi, adanya program pengadaan staf sesuai dengan perkembangan Iptek, adanya kendali mutu yang terus menerus quality control, adanya perbaikan mutu yang berkelanjutan continous quality improvement, serta adanya komunikasi dan dukungan intensif dari orang tua murid dan masyarakat. 48 Model sekolah yang baik menurut Hedley Beare, adalah sebagai berikut. “model should be consistent with what is known about understanding leadership, especially those aspects concerned with ensuring clarity, consensus and commitment to the purposes of the school, the unification of people around values, responsibility and authority at the school level, the sharing of leader ship roles, and implementing the vision for a school in policies, plans, budgets, and processes so that day to day activities ara shaped by the vision. ” 49 Dalam pengertian lain yakni model sekolah yang baik harus konsisten dengan apa yang diketahui tentang pemahaman kepemimpinan, terutama yang berkaitan dengan aspek kebutuhan dunia usaha, dunia kerja, dan pendidikan, konsensus dan komitmen terhadap tujuan sekolah, pengorganisasian orang-orang yang berkepentingan, tanggung jawab dan kewenangan di tingkat sekolah, berbagi peran pemimpin dalam unit, dan melaksanakan visi untuk sekolah dalam kebijakan, rencana, anggaran, dan proses sehingga suatu saat mencapai visi yang dirumuskan. Pengembangan sekolah di Indonesia mengacu pada tiga konsep yaitu pengembangan manajemen sekolah, pengembangan misi dan visi sekolah, serta pengembangan fasilitas. 50 Pemecahan masalah nasional melalui sekolah unggulan dan pemenangan persaingan, menuntut dimilikinya sumber daya manusia yang kompeten di bidangnya yang 48 Nanang Fattah, loc.cit. 49 Hedley Beare, et.al., Creating an Excellent School; Some New Management Techniques,London: Routledge, 1989, p. 149. 50 Iif Khairu dan Sofyan, Strategi Pembelajaran Sekolah Berstandar Internasional dan Nasional, Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2010, h. 109.