Pengujian Goodness of Fit

Hasil tersebut bermakna bahwa: 1. Jika b1+ b2+ b3+ b4+ b5 1 maka akan terjadi peningkatan nilai keluaran produksi dengan penambahan input berupa lahan, bibit, pupuk, pestisida dan tenaga kerja increasing return to scale. 2. Jika b1+ b2+ b3+ b4+ b5 1 maka akan terjadi penurunan nilai keluaran produksi dengan penambahan input berupa lahan, bibit, pupuk, pestisida dan tenaga kerja decreasing return to scale. 3. Kesimpulan: karena 0.920 - 0.079 - 0.006 + 0.200 + 0.179 = 1.287 1 maka bermakna setiap peningkatan input 1 unit pemakaian lahan, bibit, pupuk, pestisida dan tenaga kerja petani maka meningkatnya produksi sebesar 1.287 lipat.

4.11. Pembahasan Peranan Sektor Pertanian terhadap PDRB

4.11.1. Pengujian Goodness of Fit

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa sektor pertanian memberikan kontribusi yang signifikan terhadap PDRB Kabupaten Pakpak Bharat dapat diterima. Pengujian goodness of fit dilakukan untuk menentukan kelayakan suatu model regresi, karena variabel penelitian hanya satu variabel maka kelayakan tersebut dapat dilihat dari nilai R Square. Nilai R Square yang diperoleh dari hasil pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 4.17 di bawah ini. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara Tabel 4.17. Pengujian Goodness of Fit Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .830 a .800 . 791 58182.04649 a. Predictors: Constant, Ln_Tenaga_Kerja_X5, Ln_Pestisida_X4, Ln_Bibit_X2, Ln_Pupuk_X3, Ln_Luas_Lahan_X1 b. Dependent Variable: Ln_Produksi_Q Nilai R Square pada Tabel 4.17 sebesar 0,800. Hal ini menunjukkan bahwa 80 variabel sektor pertanian dapat terjelaskan sedangkan sisanya sebesar 20 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan model penelitian ini. Tabel 4.18. Uji t Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. Constant 22203.404 13282.981 1.672 .106 1 S_Pertanian_X 1.357 .037 .990 36.893 .000 a. Dependent Variable: PDRB_Y Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa t hitung Sektor Pertanian sebesar 36.893 dan t tabel pada tingkat keyakinan 95 adalah 1,630 36,893 1,630. Karena t hitung t tabel maka H ditolak. Dengan demikian daerah penerimaan hipotesis berada di luar daerah penerimaan H maka dapat disimpulkan bahwa Sektor pertanian memberikan kontribusi yang signifikan terhadap PDRB Kabupaten Pakpak Bharat. Hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian terdahulu yakni Nasution 2006 yang yang mengemukakan bahwa melalui penggunaan irigasi mengakibatkan perubahan lahan sawah dari lahan non irigasi teknis menjadi lahan irigasi teknis. Melalui analisis model Cobb Douglass, disimpulkan faktor-faktor produksi luas lahan, tenaga kerja, biaya yang dikeluarkan yang dikorbankan secara bersama-sama pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara dengan faktor irigasi, memberikan pengaruh yang nyata terhadap produksi. Artinya penggunaan irigasi berhasil meningkatkan hasil output hasil produksi padi dan penggunaan tenaga kerja di sektor pertanian. Sampai saat ini, sektor pertanian tetap dijadikan sebagai sektor andalan, karena sektor ini telah terbukti tetap bertahan dari badai krisis moneter, sementara itu sektor-sektor lainnya justru banyak yang mengalami kebangkrutan. Peran sektor pertanian dalam perekonomian nasional dapat ditinjau dari berbagai aspek, antara lain sebagai penyedia lapangan kerja sumber mata pencaharian penduduk, sumber devisa negara, sumber bahan baku industri, dan sumber pendapatan nasional. Selain itu, sektor pertanian juga merupakan sumber bahan pangan bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Bahan pangan pokok sebagian besar rakyat Indonesia adalah beras, sehingga beras bukan saja sebagai komoditi ekonomi melainkan juga sebagai komoditi politik. Oleh karena itu, peningkatan produksi beras harus terus diupayakan seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk Indonesia. Upaya peningkatan produksi beras dapat ditempuh melalui empat usaha pokok catur usaha, yaitu intensifikasi, ekstensifikasi, rehabilitasi dan diversifikasi. Salah satu pilihan strategis yang dapat ditempuh untuk peningkatan produksi beras adalah melalui penyediaan pengairan pembangunan jaringan irigasi yang cukup, terutama pada lahan-lahan yang mempunyai tingkat produktivitas rendah seperti sawah tadah hujan dan lahan kering. Pembangunan jaringan irigasi memerlukan dana yang tidak sedikit, sehingga akan membebani anggaranbudget pemerintah. Kegiatan investasi ini tidak akan sia-sia apabila mampu mendatangkan benefit bagi masyarakat pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara secara keseluruhan. Benefit tersebut antara lain berupa terjadinya peningkatan produksi beras, sehingga akan menjamin ketersediaan pangan bagi rakyat Indonesia. Selain itu, yang tidak kalah pentingnya adalah terjadinya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. Program peningkatan ketahanan pangan diarahkan untuk dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat di dalam negeri dari produksi pangan nasional. Berbagai upaya telah ditempuh pemerintah melalui kegiatan pengamanan lahan sawah di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian. Salah satu bahan pangan nasional yang diupayakan ketersediaannya tercukupi sepanjang tahun adalah beras yang menjadi makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Perluasan lahan memerlukan biaya yang besar disamping merupakan faktor produksi yang sangat terbatas. Maka upaya untuk meningkatkan pendapatan petani dilakukan dengan cara penggabungan petak petak sawah yang berukuran kecil menjadi satu atau lebih petak-petak sawah yang lebih besar. Disamping itu, pembelian sarana produksi, alat-alat pertanian dan pemasaran dilakukan secara bersamaan, menggunakan pupuk yang berimbang, serta penggunaan pestisida yang efektif dan efisien. Dari segi ekonomi, air irigasi merupakan salah satu faktor produksi penting dalam usahatani padi sawah, di samping lahan, modal benih, pupuk, dan pestisida, tenaga kerja, dan manajemen. Secara agronomis, benih padi varietas unggul sangat responsif terhadap pemupukan, dengan syarat apabila tersedia air yang cukup. Hal ini pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara berarti, tersedianya air yang cukup akan mampu meningkatkan produktivitas padi sawah. Peningkatan produktivitas terjadi apabila setiap satu satuan input variabel akan menghasilkan output yang lebih tinggi. Secara teoritis, hal ini berarti akan terjadi pergeseran fungsi produksi ke atas. Peningkatan produktivitas diharapkan akan mampu meningkatkan pendapatan petani padi sawah, yang pada gilirannya akan mampu meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya, serta masyarakat desa pada umumnya. Kesejahteraan masyarakat desa tercermin dari semakin meningkatnya pendapatan mereka dan dengan distribusi pendapatan yang makin merata di antara mereka. Pembangunan jaringan irigasi mampu meningkatkan intensitas tanam pada lahan sawah. Hal ini bisa dilihat dari perubahan pola tanam yang dilakukan oleh petani. Sebelum dibangun jaringan irigasi, petani menanam padi hanya satu kali dalam setahun yaitu pada musim hujan, sedangkan pada musim gadu petani mengusahakan tanaman palawija. Setelah dibangun jaringan irigasi, petani mampu mengusahakan padi sawah dua kali dalam setahun, yaitu pada musim tanam pertama dan musim tanam kedua, sedangkan pada musim tanam ketiga mengusahakan tanaman palawija. Peningkatan intensitas tanam pada lahan sawah akan berimplikasi pada peningkatan ketersediaan bahan pangan khususnya beras di daerah yang bersangkutan. Ketersediaan air irigasi juga akan memacu peningkatan penggunaan input produksi yang lain seperti benih, pupuk dan pestisida. Dengan penggunaan input produksi yang lebih intensif, akan meningkatkan produksi per satuan luas lahan produktivitas. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara Untuk faktor produksi bibit dan tenaga kerja, mempunyai nilai efisiensi yang lebih kecil dari satu, artinya penggunaan faktor produksi bibit dan tenaga kerja telah melampaui titik efisiensi. Petani bisa memperoleh keuntungan maksimum jika faktor produksi bibit dikurangi sampai mencapai ratio sama dengan harga satu satuan bibit. Belum efisiennya penggunaan faktor produksi bibit disebabkan, petani masih menggunakan bibit yang kualitasnya masih rendah sehingga kebutuhan bibit lebih banyak. Tidak efisiennya penggunaan tenaga kerja akibat tingginya upah tenaga kerja serta sulitnya mencari tenaga kerja di bidang pertanian yang akhirnya petani sering menggunakan tenaga kerja yang tidak ahli di bidangnya, sehingga penggunaan tenaga kerja lebih banyak. Menurut Fadholi Hernanto 1989, bahwa tenaga kerja manusia dipengaruhi oleh umur, pendidikan, keterampilan, pengalaman, tingkat kecukupan, tingkat kesehatan, faktor alam dan kondisi lahan usaha tani. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan petani pola irigasi dengan pendapatan petani non irigasi. Pendapatan petani irigasi rata-rata pendapatan yang diperolehnya sebesar Rp. 8.232.230.77. Sedangkan pendapatan petani pola non irigasi pendapatan rata-rata yang diperoleh sebesar Rp. 7.208.948,72. 2. Faktor produksi berupa luas lahan, pemakaian pestisida, penggunaan tenaga kerja dan jenis petani memberikan kontribusi yang signifikan terhadap jumlah produksi petani irigasi dan petani non irigasi. 3. Faktor produksi berupa luas lahan dan tenaga kerja berpengaruh terhadap jumlah produksi petani irigasi. Variasi variabel hasil produksi petani irigasi dapat dijelaskan oleh faktor-faktor produksi lahan, bibit, pupuk, pestisida dan tenaga kerja sebesar 79,6 sedangkan sisanya sebesar 20,4 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini. 4. Faktor produksi berupa luas lahan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap jumlah produksi petani non irigasi. Variasi variabel hasil produksi petani irigasi dapat dijelaskan oleh faktor-faktor produksi lahan, bibit, pupuk, pestisida dan tenaga kerja sebesar 77,5 sedangkan sisanya sebesar 22,5 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini. pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se Ge t you r s n ow “ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA Universitas Sumatera Utara