4.5. Intensitas Pola Tanam
Intensitas tanaman usaha tani sesudah adanya proyek Irigasi Pongkelan dapat dilakukan 2 kali dalam setahun dimana sebelumnya hanya dapat dilakukan 1 kali
dalam setahun. Meningkatnya pola tanam usaha tani selain Padi juga untuk tanaman lainnya seperti Jagung, Ubi Kayu, Ubi Jalar dan Kacang Tanah. Hal ini terdapat pada
Tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5. Intensitas Pola Tanam dalam Setahun Jenis Tanaman
Petani Irigasi Petani Non Irigasi
Padi 2 x
1 x Jagung
2 x 2 x
Ubi Kayu 3 x
2 x Ubi Jalar
2 x 1 x
Kacang Tanah 1 x
1 x Sumber: Hasil Data Primer yang Diolah.
Tabel tersebut menunjukkan terdapat pola intensitas tanaman yang lebih baik oleh petani irigasi dibanding pola intensitas tanaman petani non irigasi. Hal tersebut
menunjukkan adanya dampak pada lokasi yang diairi oleh Proyek Irigasi Pongkolen.
4.6. Uji Asumsi Klasik
4.6.1. Pengujian Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk
menguji apakah data penelitian ini terdistribusi normal atau tidak dapat dideteksi
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
melalui analisis grafik. Dengan menggunakan grafik Scatterplot yang terdapat pada Gambar 4.1 maka dapat dilihat pola data dengan residualnya sebagai berikut:
Gambar 4.1. Normal PP-Plot
Gozali 2005 menyatakan jika distribusi data adalah normal, maka terdapat titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah
garis diagonalnya. Dari hasil output terlihat data berdistribusi normal.
4.6.2. Pengujian Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi multikolinearitas. Cara mendeteksinya adalah dengan melihat nilai Variance Inflation Factor VIF. Menurut Santoso 2004, pada umumnya jika
VIF lebih besar dari 10, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya. Pada output SPSS bagian
Coefficient, semua angka VIF jauh di bawah 5, hal ini menunjukkan tidak terjadi multikolinearitas. Sedangkan hasil perhitungan pada Tabel 4.6 tersebut menunjukkan
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
nilai tolerance juga menunjukkan tidak ada variabel independen yang nilainya kurang dari 0,1, yang berarti tidak ada korelasi antarvariabel independen yang nilainya lebih
dari 95. Hal ini berarti tidak terjadi multikolinearitas Ghozali, 2005.
Tabel 4.6. Pengujian Multikolinieritas Collinearity Statistics
Model Tolerance
VIF
Constant .189
5.292 Ln_Luas_Lahan_X1
.335 2.988
Ln_Bibit_X2 .203
4.934 Ln_Pupuk_X3
.309 3.234
Ln_Pestisida_X4 .426
2.347 Ln_Tenaga_Kerja_X5
.964 1.037
Jenis_Petani_X6 .189
5.292
Dependent Variabel:
Ln_Produksi_Q
. 4.6.3.
Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan cara grafik. Dari grafik Scatterplot yang disajikan pada Gambar 4.2, terlihat titik-titik menyebar secara acak
tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas
pada model regresi.
Gambar 4.2. Scatterplot
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
4.7. Pembahasan Perbedaan Tingkat Pendapatan Petani Padi Sawah Irigasi
dengan Petani Padi Sawah Non Irigasi 4.7.1.
Pengujian Goodness of Fit
Hipotesis pertama menyatakan bahwa apakah terdapat perbedaan tingkat pendapatan petani sawah irigasi dengan petani sawah non irigasi. Pengujian
dilakukan dengan melakukan uji Z. Pengujian dilakukan dengan pengujian sampel berpasangan paired sampel test. Berdasarkan hasil pengujian maka output yang
ditampilkan sebagai berikut:
Tabel 4.7. Uji Sampel Berpasangan Paired Sample Tes
Paired Differences 95 Confidence
Interval of the Difference
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean Lower
Upper t
df Sig. 2-
tailed
Pair 1
Petani_Irigasi_P1 -
Petani_Non_Iriga si_P2
1023282 4440511
502788 22101.
360 2024462.7
43 2.035
77 .045
Sumber: Lampiran 5. Hasil tersebut menunjukkan terdapat perbedaan pendapatan yang signifikan
antara petani irigasi p1 dengan petani non irigasi p2. Tingkat pendapatan rata-rata petani sebesar Rp. 1.023.282. Perolehan angka tersebut diperoleh dari konversi
dengan indeks inflasi yang terjadi di Kabupaten Pakpak Bharat pada tahun 2003 dengan indeks inflasi 1, tahun 2004 dengan indeks inflasi sebesar 1.0786, tahun 2005
sebesar 1.3203, tahun 2006 sebesar 1.4009, tahun 2007 sebesar 1.4615 dan tahun 2008 sebesar 1.5889.
pdf M a chine - is a pdf w r it e r t h a t pr odu ce s qu a lit y PD F file s w it h e a se
Ge t you r s n ow
“ Thank you very m uch I can use Acrobat Dist iller or t he Acrobat PDFWrit er bu t I consider your pr oduct a lot easier t o use and m uch pr efer able t o Adobes A.Sar r as - USA
Universitas Sumatera Utara
Selain itu dapat disimpulkan bahwa tingkat signifikansi sebesar alpha 5. Perhitungan z hitung menunjukkan bahwa z hitung t hitung sebesar 2.035 t tabel
sebesar 1.645. Hal tersebut mengindikasikan bahwa H
o
ditolak dan H
a
diterima.
4.8. Pembahasan Perbedaan Fungsi Faktor Produksi Petani Irigasi dan Non