Perbedaan Media Cetak dengan Media Online

yakni media cetak berukuran surat kabar umum. Kedua, format tabloid, yakni media yang ukurannya setengah ukuran dari tabloid. Ketiga, format buku, yakni ukuran setengah halaman majalah. 32 Meskipun media­media cetak itu kini tumbuh dan berkembang pesat, tetapi memiliki kompetisi atau persaingan yang sangat ketat. Sementara itu, jumlah pembacanya tidak mengalami perkembangan yang signifikan. Pembaca tidak membeli atau membaca banyak media, tetapi cenderung hanya berpindah dari satu media ke media lainnya. 33 Sejak dunia internet berkembang dengan sangat pesat dan canggih, jurnalistik lewat media pun berkembang. Di Amerika dan Eropa, jurnalisme ini telah menjadi pesaing yang sangat ketat bagi jurnalistik media cetak, khususnya Koran dan majalah. Harus diakui, jurnalistik media online memiliki sejumlah keunggulan disbanding jurnalistik media cetak. Pertama, berita­berita yang disampaikan jauh lebih cepat, bahkan setiap beberapa menit dapat di update. Kedua, untuk mengakses berita­berita yang disajikan, tidak hanya dapat dilakukan lewat computer atau laptop yang dipasang di internet, tetapi lewat ponsel atau HP pun bisa sangat mudah dan praktis. Ketiga, pembaca media online dapat memberikan tanggapan atau komentar secara langsung terhadap berita­berita yang disukai atau yang tidak disukainya dengan mengetik pada kolom komentar yang telah disediakan. 34 32 Zaenuddin HM, The Journalist: Bacaan Wajib Wartawan, Redaktur, Editor dan Para Mahasiswa Jurnalistik, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011, hal. 3­4 33 Ibid. hal. 5 34 Ibid. hal. 7­8 Rafaeli dan Newhagen mengidentifikasi lima perbedaan utama yang diantaranya jurnalisme online dan media massa tradisional: 1 Kemampuan internet untuk mengkombinasikan sejumlah media, 2 Kurangnya tirani penulis atas pembaca, 3 Tidak seorang pun dapat mengendalikan perhatian khalayak, 4 Internet dapat membuat proses komunikasi berlangsung sinambung, dan 5 interaktifitas web. 35

C. Konsep Berita

1. Pengertian Berita Berita berasal dari bahasa Sansekerta, yakni Vrit yang dalam bahasa Inggris disebut Write, arti sebenarnya ialah ada atau terjadi. Sebagaimana ada yang menyebut dengan Vritta , artinya “kejadian” atau “yang telah terjadi”. Vritta dalam bahasa Indonesia kemudian menjadi Berita atau Warta. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwodarminta, “berita” berarti kabar atau warta, sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, arti berita diperjelas menjadi “laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang terjadi”. Jadi, berita dapat dikaitkan dengan kejadian atau peristiwa yang terjadi. 36 Berita merupakan hal atau peristiwa yang terjadi di dunia, oleh karena itu semua media baik cetak maupun elektronik selalu menyajikan berita informasi 35 Septian Santana K, Jurnalisme Kotemporer,Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005, hal. 137 36 Totok Djuroto, Manajemen Penerbitan Pers, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, hal. 46 yang dipublikasikan kepada khalayak. Tidak ada pengertian khusus mengenai berita, namun ada beberapa pendapat yang mendefinisikan tentang apa itu berita. Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat membagi definisi berita berdasarkan wilayah kekuatan dunia, yakni berdasarkan pers Timur dan pers Barat. Dalam pers Timur, berita adalah suatu “proses”, proses yang ditentukan arahnya. Tidak didasarkan pada maksud untuk memuaskan nafsu „churiosity’ se gala sesuatu yang “luar biasa” dan “amazing”, melainkan pada keharusan ikut berusaha mengorganisasikan pembangunan dan pemeliharaan Negara sosial. Bahkan Lenin memberikan definisi berita sebagai “a collective organizer, a collective agitator, a collective propagandist”. 37 Sedangkan pers barat memandang berita itu sebagai “komoditi”, sebagai “barang dagangan” yang dapat diperjualbelikan. Oleh karena itu, sebagai barang dagangan ia harus “menarik”, seperti yang dikemukakan oleh Lord Nortchliffe bahwa “News is anything out of ordinary” berita adalah segala sesuatu yang tidak biasa. 38 Selain itu, banyak yang mendefinisikan tentang berita. Asep Saeful Muhtadi mengutip Bruce D. Itule dalam News Writing and Reporting mendefinisikan berita dengan mengungkapkan berita merupakan sesuatu yang memang belum pernah terjadi, atau belum pernah didengar sebelumnya. 39 37 Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik; Teori dan Praktek, Bandung: Rosda, 2005, hal. 32 38 Ibid, hal. 33 39 Asep Saeful Muhtadi, Jurnalistik : Pendekatan Teori dan Praktek, Jakarta: Logos, 1999, hal. 108