ANALISIS DATA PENUTUP Analisis Wacana Pemberitaan Kontroversi Ucapan Selamat Natal Di Republika Online (Edisi 4 Januari 2013)

13

BAB II LANDASAN TEORI

A. Konsep Analisis Wacana

1. Pengertian Analisis Wacana Secara etimologi istilah wacana berasal dari bahasa Sansekerta wacwakuak yang memiliki arti berkata atau bercakap. Kemudian kata tersebut mengalami perubahan menjadi wacana. Kata „ana‟ yang berada di belakang adalah bentuk sufiks akhiran yang bermakna „membendakan’ nominalisasi. Dengan demikian, kata wacana dapat dikatakan sebagai perkataan atau tuturan. 1 Ismail Marahimin mengartikan wacana sebagai kemampuan untuk maju dalam pembahasan menurut urut­urutan yang teratur dan semestinya, dan komunikasi buah pikiran, baik lisan maupun tulisan, yang resmi dan teratur. 2 Jika definisi ini kita pakai sebagai penganan, maka dengan sendirinya semua tulisan yang teratur, yang menurut urut­urutan yang semestinya, atau logis , adalah wacana. Karena itu, sebuah wacana harus mempunyai dua unsur penting yaitu kesatuan dan kepaduan. Alex Sobur dalam bukunya Analisis Teks Media menggambarkan wacana dalam aspek makna kebahasan di antaranya, komunikasi pikiran dengan kata­kata, ekspresi ide­ide atau gagasan­gagasan konverasi atau percakapan, komunikasi 1 Dedy Mulyana, Kajian Wacana: Teori, Metode Aplikasi, dan Prinsip-Prinsip Analisis Wacana, Yogyakarta : Tiara Wacana, 2005, hal. 3 2 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, Analisis Framing, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001, Cet. Ke­1, hal. 10 secara umum terutama sebagai suatu subjek studi atau pokok telaah, dan yang terakhir risalat tulis, disertasi formal, kuliah, ceramah dan khotbah. 3 Dalam analisis wacana yang menjadi sorotan utama adalah representasi, bagaimana seseorang atau segala sesuatu itu tidak tampil sendiri, tetapi ditampilkan melalui mediasi bahasa. Baik tertulis, suara, maupun gambar. Bahasa disini tidak dimaknai sebagai sesuatu yang netral yang bias mentransmisikan dan mengahadirkan realitas seperti keadaan aslinya. Bahasa disini bukan dimaknai sebagai sesuatu yang netral, tetapi sudah tercelup oleh ideologi yang membawa muatan kekuasaan tertentu. Bahasa adalah suatu praktik sosial, melalui mana seseorang atau kelompok ditampilkan dan didefinisikan. Lewat bahasa, seseorang ditampilkan secara baik dan buruk untuk ditampilkan kepada masyarakat. 4 Analisis wacana berbeda apa yang dilakukan oleh analisis isi kuantitatif. 5 Dasar dari analisis wacana adalah interpretasi, karena analisis wacana merupakan bagian dari metode interpretatif yang mengandalkan interpretasi dan penafsiran peneliti. Oleh karena itu, dalam proses kerjanya, analisis wacana tidak memerlukan lembar koding yang mengambil beberapa item atau turunan dari konsep tertentu. Meskipun ada panduan apa yang biasa dilihat dan diamati dari suatu teks, pada prinsipnya semua tergantung pada interpretasi peneliti. Isi dipandang bukan sesuatu yang mempunyai arti yang tepat, dimana peneliti dan khalayak mempunyai penafsiran yang sama atas suatu teks. Justru yang terjadi sebaliknya, setiap teks pada dasarnya biasa dimaknai secara berbeda, dapat 3 Ibid, hal. 10 4 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta: Lkis Group, 2001, hal. 343 5 Ibid, h. 337