Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Dalam perkembangannya, banyak lembaga pers di Indonesia yang cenderung netral atau jarang menerbitkan suatu berita tentang kontroversi ataupun isu­isu terhadap suatu agama Media Indonesia, Kompas, ini yang membuat lahirnya pers bersifat islami di Indonesia. Salah satu harian umum berbasis islami ialah Harian Umum Republika. “Harian Umum Republika mulai terbit perdana pada tanggal 4 Januari 1993”. Pada masa itu izin untuk menerbitkan harian umum atau koran terbilang sangat sulit, hasil dari ICMI se­Indonesia yang dapat menembus ketatnya pemerintahan untuk izin penerbitan. Harian Umum Republika menjadi suatu berkah dengan dapat terwakilkannya aspirasi umat Islam di dalam wacana nasional sehingga menumbuhkan pluralisme informasi kepada masyarakat dan merupakan perusahaan media pertama yang menjadi perusahaan publik. 3 Harian Umum Republika sebagai salah satu media massa di Indonesia yang berideologi Islami, tetapi dalam penerbitan beritanya tidak semua berita yang di terbitkan bersifat Islami, akan tetapi juga menerbitkan berita tentang hari raya agama lain seperti kontroversi ucapan Selamat Natal yang di posting oleh Republika Online media onlineinternet Harian Umum Repunlika pada edisi 4 Januari 2013. Tetapi, dalam pemberitaannya harus tetap terdapat unsur­unsur kaidah Islam yang tidak boleh dihilangkan. Banyaknya isu yang berkembang di masyarakat tentang boleh tidaknya umat muslim mengucapkan selamat hari raya Natal kepada umat yang merayakannya dan juga MUI melayangkan fatwa haram kepada umat muslim 3 Mengutip dari Skripsi Tahun 2011 Milik Fauziah Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. yang mengucapkan “Selamat Hari Raya Natal” tetapi sebaliknya mentri agama RI Suryadharma Ali membolehkan umat muslim mengucapkan selamat Natal dikarenakan bagian dari toleransi umat beragama karena di Indonesia adalah Negara yang pluralisme, membuat Republika Online mempublikasikan sebuah pemberitaan tentang ucapan Selamat Natal yang penuh dengan kontroversi di dalamnya, seperti : “MUI Tangerang Haramkan Ucapan Selamat Natal”, “Bolehkah Umat Islam Mengikuti Natal? Ini Dalil­dalilnya”, dan “Kontroversi Ucapan Natal”. Bagi umat muslim perayaan Natal atau mengucapkan “Selamat Natal” itu hukumnya haram. Kaum Muslim haram mengikuti Ahli Kitab Yahudi dan Nasrani merayakan Hari Natal atau hari raya mereka, serta mengucapkan ucapan Selamat Natal, karena ini merupakan bagian dari kegiatan khas keagamaan mereka, atau syiar agama mereka yang batil. Kita pun dilarang meniru mereka dalam hari raya mereka. 4 Keharaman itu dinyatakan dalam al­Kitab, as­Sunnah dan Ijma Sahabat. Pertama, dalam al­Quran, Allah SWT berfirman:           “Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan orang-orang yang mengerjakan perbuatan- perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui saja dengan menjaga kehormatan dirinya” Q.s. Al-Furqan [25]: 72 Mujahid, dalam menafsirkan ayat tersebut menyatakan, az-Zûr kemaksiatan itu adalah hari raya kaum Musyrik. Begitu juga pendapat yang sama dikemukakan oleh ar-Rabî bin Anas, al-Qâdhî Abû Yalâ dan ad-Dhahâk. Ibn Sirîn berkomentar, az-Zûr adalah Syaânain. Sedangkan 4 http:arrahmah.comread2012122625704­hukum­merayakan­natal­bagi­kaum­ muslim.html, Senin, 21 Januari 2013 Syaânain adalah hari raya kaum Kristen. Mereka menyelenggarakannya pada hari Ahad sebelumnya untuk Hari Paskah. Mereka merayakannya dengan membawa pelepah kurma. Mereka mengira itu mengenang masuknya Isa al-Masih ke Baitul Maqdis. 5 Wajh ad­dalâlah bentuk penunjukan dalil-nya adalah, jika Allah memuji orang-orang yang tidak menyaksikan az­Zur Hari Raya kaum Kafir, padahal hanya sekedar hadir dengan melihat atau mendengar, lalu bagaimana dengan tindakan lebih dari itu, yaitu merayakannya. Bukan sekedar menyaksikan. 6 Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka penulis memilih judul “Analisis Wacana Pemberitaan Kontroversi Ucapan Selamat Natal di Republika Online Edisi 4 Januari 2013 ”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Untuk lebih mempertajam dan mempermudah analisa kajian selanjutnya, penulis memberikan pembatasan masalah sehingga kajian skripsi ini berfokus pada pandangan Republika Online tentang Pemberitaan Kontroversi Ucapan Selamat Natal pada edisi 4 Januari 2013. Peneliti membatasi pemberitaan tentang Kontroversi Ucapan Selamat Natal pada edisi 4 Januari 2013. Pada edisi ini terdapat berita tentang Kontroversi Ucapan Selamat Natal. Tabel 1.1 Pemberitaan Edisi Judul 4 Januari 2013  Kontroversi Ucapan Natal 1  Kontroversi Ucapan Natal 2  Kontroversi Ucapan Natal 3­habis 5 http:www.voa­islam.comcounterliberalism2012122622523jawaban­tuntas­untuk­ qardhawi­quraisy­shihab­cs­yang­membolehkan­natal, 22 Juli 2013 6 Ibid. Dari pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut : 1 Bagaimana isi teks yang dikonstruksi oleh Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang pemberitaan Kontroversi Ucapan Selamat Natal ? 2 Bagaimana discourse practice yang dikosntruksi oleh Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang pemberitaan Kontroversi Ucapan Selamat Natal ? 3 Bagaimana sosiocultural practice yang dikonstruksi Republika Online edisi 4 Januari 2013 tentang pemberitaan Kontroversi Ucapan Selamat Natal ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian 1 Untuk mengetahui teks pemberitaan Kontroversi Ucapan Selamat Natal edisi 4 Januari 2013 di Republika Online 2 Untuk mengetahui bagaimana discourse practice pemberitaan Kontroversi Ucapan Selamat Natal edisi 4 Januari 2013 di Republika Online 3 Untuk mengetahui bagaimana sosioculural practice pemberitaan Kontroversi Ucapan Selamat Natal edisi 4 Januari 2013 di Republika Online 2. Manfaat Penelitian 1 Secara Akademis