Kesimpulan Dilihat dari segi teks, pemberitaan tersebut dikonstruksi menjadi sebuah
yang notabene ketiga Negara tersebut Negara islam dan tidak lebih dahulu menjelaskan isu kontroversi ini yang ada di Indonesia. Dan juga, dalam
pemberitaan ini Republika Online tidak memberikan kesimpulan dalam akhir paragraf yang intinya memberikan ucapan selamat Natal itu haram atau tidak
hukumnya.
Dilihat dari segi produksi teks, menurut dari hasil wawancara dengan
salah satu redaktur pelaksana Republika Online, M. Irwan Ariefyanto. Proses lahirnya pemberitaan yang ada di Republika Online tentunya berawal dari fakta
fakta di lapangan yang dicari oleh reporter lalu berita tersebut dimasukkan kedalam newsroom. Dalam newsroom tersebut redaktur hanya mengambil dan
mengupload berita yang dicari oleh reporter tersebut lalu di editnya kembali serta mempublikasikan kepada khalayak pembaca melalui website Republika Online.
Pada proses pemilihan tema kontroversi ucapan selamat Natal ini, menurut M. Irwan Ariefyanto Republika Online sematamata hanya ingin mendukung
toleransi umat beragama dan ingin menghormati hari raya besar umat lainnya.
Dilihat dari segi konsumsi teks, dapat disimpulkan melalui wawancara
dengan Muhammad Jimi yaitu informan yang sudah lama menjadi pembaca aktif setia situs Republika Online. Menurut beliau, Republika Online mempunyai fitur
yang unik yang tidak dimliki oleh media online lainnya yaitu Khazanah, dimana isiisi berita dan artikelnya banyak mengandung ilmu dan pengetahuan sehingga
semua orang bisa lebih tahu akan dunia Islam. Dalam menyikapi isu pemberitaan kontroversi ucapan selamat Natal ini, beliau berpendapat yang intinya boleh
tidaknya memberikan ucapan selamat Natal berasal dari diri kita masingmasing
apakah mengharamkan atau membolehkan. Pada akhirnya beliau tetap memberikan pendapat bahwa memberikan ucapan selamat Natal hukumnya haram
karena sudah tertera di Al Qur’an dan Hadist.
Dilihat dari segi socialcultural practice, pemberitaan ini dibuat karena
dilatar belakangi oleh perbedaan paradigma yang terjadi antara MUI dengan Mentri Agama RI dan juga polemik yang ada di negara Mesir, Arab Saudi dan
Uni Emirat Arab terkaitnya isu kontroversi ucapan selamat Natal ini mengingat ketiga Negara tersebut adalah Negara Islam. Di sini Republika Online berusaha
menyeimbangkan kondisi dengan mengkonstruksi realita tersebut melalui wacana. Mengingat Republika Online merupakan salah satu media online nasional berbasis
Islam di Indonesia sehingga konstruksi wacana yang dihasilkan akan cenderung mengandung dukungan terhadap kerukunan umat beragama yang ada di
Indonesia.