Sejarah Berdirinya Panti Sosial Marsudi Putra PSMP Handayani

Sejak berdiri tahun 1968 hingga tahun 2011, PSMP Handayani telah menangani lebih dari 4.000 anak yang mengalami penyimpangan perilaku, terutama penyimpangan terhadap nilai dan norma yang berlaku baik yang masuk ke dalam kategori anak nakal dan anak yang berhadapan dengan hukum AN dan ABH. 1

B. Rumah Antara

Pada awalnya PSMP Handayani dibentuk untuk menjawab permasalahan-permasalahan anak nakal yang belum berhadapan hukum dengan variasi masalah yang masih ringan, berkisar membolos, merokok ataupun mencuri di dalam keluarga. Namun dengan perkembangan zaman maka permasalahan anak semakin komplek. Melihat semakin banyak anak yang kenakalannya sampai pada proses hukum, dan penjara bukan merupakan tempat yang baik bagi anak, maka sasaran garapan tidak hanya pada anak dengan kenakalan rujukan orang tuamasyarakat namun rujukan putusan pengadilan maupun rujukan sementara menunggu proses hukum. Rumah Antara merupakan salah satu program yang penting dalam meningkatkan kualitas rehabilitasi sosial bagi penerima manfaat ABH, yang memiliki latar belakang yang sangat komplek permasalahannya. Rumah Antara adalah rumah pensterilan bagi anak yang didatangkan dari putusan pengadilan maupun rujukan. Rumah Antara dibentuk guna untuk melakukan penyembuhan fisik, observasi terhadap pola perilaku dan memberikan terapi sosial kepada penerima manfaat ABH baik yang 1 Data diambil dari File yang diberikan oleh Pihak Panti Sosial Marsudi Putra Handayani pada tanggal 12 Mei 2014 putusan pengadilan maupun rujukan sementara guna menunggu proses hukum berjalan. Dengan adanya Rumah Antara penerima manfaat dapat berkurang traumatisnya dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial sehingga siap mengikuti proses program rehabilitasi selanjutnya. Adapun jenis-jenis terapi yang akan digunakan namun disesuaikan dengan kondisi penerima manfaat antara lain : 1 Terapi Psikososial, dalam terapi psikososial bertujuan untuk mengenal diri, memahami, mengevaluasi dan mencari solusi. Ada 5 perubahan perilaku yang dapat dilakukan antara lain : a. Cognitive change, berkaitan dengan pola pikir, rencana hidup maupun kecerdasan ABH, karena biasanya pola pikir penerima manfaat masih belum matang, seperti tidak bisa membedakan mana yang baik dan buruk untuk dirinya. Selain itu juga tidak dapat memikirkan dampak selanjutnya setelah penerima manfaat sudah melakukan hal tersebut. b. Emotive change, berkaitan dengan emosional ABH, pada umumnya ABH memiliki kondisi emosional yang kurang stabil, seperti emosi penerima manfaat suka bergejolak dan terkadang cenderung memberontak, seperti tidak dapat mengontrol dirinya, sulit untuk bekerja sama, terjadi pemberontak jika dilarang. c. Behavior change, berkaitan dengan perubahan perilaku pada ABH, yang biasanya penerima manfaat melakukan penyimpangan tingkah laku, seperti merokok, menggunakan narkoba, melakukan hubungan suami isteri diluar nikah, dan sebagainya. Perubahan perilaku ini snagat dipengaruhi oleh emosi penerima manfaat yang stabil d. Environmental change, berkaitan dengan lingkungan yang mendukung terjadinya masalah maupun yang mendukung terjadinya perubahan terhadap perilaku normatif ABH. e. Relief from suffering, berkaitan dengan pembebasan tekananpenderitaan pada diri ABH, karena biasanya penerima manfaat memiliki trauma pada proses penangkapan ataupun ketika penerima manfaat mendekam dibalik jeruji. Beberapa contoh terapi psikososial : a. Abreaction atau Chatarsis. yaitu terapi berupa lepasnya emosi yang intens yang diikuti dengan terungkapnya suatu emosi yang bersifat traumatic dengan tujuan tercapainya suatu resolusi. Pelaksanaan Terapi ini dengan cara meluapkan emosinya lewat menulis dalam bentuk naratif, dan bisa juga dengan cara face to face dengan memancing emosi negative agar keluar. b. Terapi Realitas. terapi ini bertujuan untuk membangkitkan komitmen akan realitas dirinya, dan meningkatkan tanggung jawab melalui kesadaran penerima manfaat akan realitas dirinya. Dalam pelaksanaannya sebagai berikuti : a Minta anak untuk mengungkapkan keinginan, harapan, atau cita-cita secara spesifik, bergantian dengan peksos. want b Minta anak untuk mengutarakan apa-apa yang telah mereka lakukan selama ini. doing