10 Memungkinkan terciptanya perencanaan yang lebih baik. Karena
memberikan kesempatan untuk mendapatkan masukan dari masyarakat, komunitas fungsional dan komunitas lokal.
10
5. Indikator Evaluasi Program
Dalam hubungan dengan kriteria keberhasilan yang digunakan untuk suatu proses evaluasi, Feurstein seperti yang dikutip oleh Isbandi Rukminto
Adi, mengajukan beberapa indikator yang perlu untuk dipertimbangkan. Indikator dibawah ini adalah sembilan indikator yang paling sering
digunakan untuk mengevaluasi suatu kegiatan :
11
1 Indikator Ketersediaan Indicators of Availability. Indikator ini
melihat apakah unsur yang seharusnya ada dalam suatu proses itu benar-benat ada. Misalnya, dalam suatu program pembangunan sosial
yang menyatakan bahwa diperlukan satu tenaga kader lokal yang terlatih untuk menangani sepuluh rumah tangga, maka perlu di cek
apakah tenaga kader yang terlatih tersebut benar-benar ada. 2
Indikator Relevansi Indicators of Relevance. Indikator ini menunjukkan seberapa relevan ataupun tepatnya sesuatu yang
teknologi atau layanan yang ditawarkan. Misalnya, pada suatu program pemberdayaan perempuan pedesaan di mana diperkenalkan
kompor teknologi terbaru, tetapi ternyata kompor tersebut
10
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2001 h. 127-128.
11
Ibid, h. 130-132.
menggunakan lebih
banyak minyak
tanah ataupun
kayu dibandingkan dengan kompor yang biasa mereka gunakan.
Berdasarkan keadaan tersebut maka teknologi yang lebih baru ini dapat dikatakan kurang relevan untuk diperkenalkan bila
dibandingkan dengan kompor yang biasa mereka gunakan. 3
Indikator Keterjangkuan Indicators of Accessibility. Indikator ini melihat apakah layanan yang ditawarkan masih berada dalam
„jangkuan’ pihak-pihak yang membutuhkan. Misalnya saja, apakah puskesmas pusat kesehatan masyarakat yang didirikan untuk
melayani suatu masyarakat desa berada pada posisi yang strategis, di mana sebagian besar warga desa dapat dengan mudah datang ke
Puskesmas. Atau, apakah suatu Posko Bencana Alam berada dalam jangkauan dari korban bencana tersebut.
4 Indikator Pemanfaatan Indicators of Utilisation. Indikator ini
melihat seberapa banyak suatu layanan yang sudah disediakan oleh pihak pemberi layanan, dipergunakan dimanfaatkan oleh kelompok
sasaran. Misalnya saja, seberapa banyak PUS pasangan usia subur yang memanfaatkan layanan jasa Puskesmas dalam upaya
meningkatkan KB mandiri. Atau, berapa banyak anak jalanan yang mengikuti kegiatan belajar baca tulis dari sekian banyak anak jalanan
yang belum bisa membaca dan menulis. 5
Indikator Cakupan Indicators of Coverage. Indikator ini menunjukkan proporsi orang-orang yang membutuhkan sesuatu dan
menerima layanan tersebut. Misalnya saja, proporsi orang yang menerima bantuan dana kemanusiaan untuk mengatasi masalah
kemiskinan dari sekian banyak orang-orang miskin di suatu desa. 6
Indikator Kualitas Indicators of Quality. Indikator ini menunjukkan standar kualitas dari layanan yang disampaikan ke kelompok sasaran.
Misalnya saja, apakah layanan yang diberikan oleh suatu Organisasi Pelayanan Masyarakat Human Service Organization sudah
memenuhhi syarat dalam hal keramahan, keresponsifan dan sikap empati terhadap klien ataupun kualitas dari tangibles yang ada dalam
proyek tersebut. 7
Indikator Upaya Indicators of Efforts. Indikator ini menggambarkan berapa banyak upaya yang sudah „ditanamkan’ dalam rangka
mencapai tujuan yang sudah diterapkan. Misalnya, berapa banyak sumber daya manusia dan sumber daya material yang dimanfaatkan
guna membangun sarana transportasi antar desa. 8
Indikator Efisiensi Indicators of Efficiency. Indikator ini menunjukkan apakah sumber daya dan aktivitas yang dilaksanakan
guna mencapai tujuan dimanfaatkan secara tepat guna mencapai tujuan di manfaatkan secara tepat guna efisien, atau tidak
memboroskan sumber daya yang ada dalam upaya mencapai tujuan. Misalnya saja, suatu layanan yang bisa dijalankan dengan baik
dengan hanya memanfaatkan 4 tenaga lapangan, tidak perlu dipaksakan untuk mempekerjakan 10 tenaga lapangan dengan alasan