Rumah Antara GAMBARAN UMUM LEMBAGA

perilaku ini snagat dipengaruhi oleh emosi penerima manfaat yang stabil d. Environmental change, berkaitan dengan lingkungan yang mendukung terjadinya masalah maupun yang mendukung terjadinya perubahan terhadap perilaku normatif ABH. e. Relief from suffering, berkaitan dengan pembebasan tekananpenderitaan pada diri ABH, karena biasanya penerima manfaat memiliki trauma pada proses penangkapan ataupun ketika penerima manfaat mendekam dibalik jeruji. Beberapa contoh terapi psikososial : a. Abreaction atau Chatarsis. yaitu terapi berupa lepasnya emosi yang intens yang diikuti dengan terungkapnya suatu emosi yang bersifat traumatic dengan tujuan tercapainya suatu resolusi. Pelaksanaan Terapi ini dengan cara meluapkan emosinya lewat menulis dalam bentuk naratif, dan bisa juga dengan cara face to face dengan memancing emosi negative agar keluar. b. Terapi Realitas. terapi ini bertujuan untuk membangkitkan komitmen akan realitas dirinya, dan meningkatkan tanggung jawab melalui kesadaran penerima manfaat akan realitas dirinya. Dalam pelaksanaannya sebagai berikuti : a Minta anak untuk mengungkapkan keinginan, harapan, atau cita-cita secara spesifik, bergantian dengan peksos. want b Minta anak untuk mengutarakan apa-apa yang telah mereka lakukan selama ini. doing c Minta anak untuk mengutarakan apa-apa yang telah mereka lakukan selama ini yang mendukung ataupun merugikan pencapaian keinginan secara spesifik. evaluation d Minta anak untuk mengutarakan apa yang mereka lakukan untuk mewujudkan keinginan, harapan atau cita-cita secara spesifik. planning e Minta anak untuk berjanji pada dirinya dan pada terapis secara spesifik untuk melakukan apa yang mendukung pencapaian keinginan. commitment c. Sharing Feeling, terapi ini bertujuan untuk mengetahui kondisi emosi penerima manfaat pada hari ini, dengan cara menceritakan kegiatan penerima manfaat hari ini dengan diiringi dengan perasaannya setelah melakukan kegiatan-kegiatan di Rumah Antara, selain itu juga penerima manfaat diminta untuk menceritakan tentang kelebihan dan kekurangan teman-teman di Rumah Antara. Diterapi ini Pekerja sosial juga memberikan bimbingan rohani seperti ceramah agar penerima manfaat lekas bertaubat, tidak merasa terpukul dengan kesalahan yang telah diperbuatnya, dan termotivasi untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik. d. Terapi Kognitif, terapi ini bertujuan agar terbentuknya pola pikir penerima manfaat menjadi matang atau lebih dewasa, dalam pelaksanaan terapi dengan cara menonton film-film inspirasi yang dapat memotivasi penerima manfaat untuk berubah menjadi lebih baik, selain menonton film dengan memberikan stimulus seperti memberikan cerita yang dapat memotivasi penerima manfaat. e. Terapi EFT Emotional Freedom Technique yaitu suatu teknik terapi untuk membersihkan emosi negatif melalui proses penyelarasan energi tubuh dengan penyadaran dan penerimaan emosi. Pelaksanaan dari terapi ini yaitu dengan cara melakukan taping atau ketukan pada bagian titik tubuh seperti di alis, samping mata, dan bagian atas dada dengan diiringi menentukksn masalah atau emosi negative yang dirasakan. Contohnya “saya sadar bahwa saya trauma dengan kekerasana yang dilakukan dipenjara, dan saya terima trauma saya ini”. Sambil mengucap, tangan menekan titik tubuh dengan mengetuk dua ujung jari kebagian titik tersebut. 2 Terapi Olahraga, terapi olahraga diarahkan pada kegiatan membangun kekuatan fisik ABH, pada terapi olahraga biasanya dilakukan in door maupun out door. In door bisa berupa tenis meja, karambol maupun catur, sedangkan out door jogging. 3 Terapi Mix Farming, terapi ini merupakan terapi yang sudah dilaksanakan di PSMP Handayani, biasanya digunakan untuk memberikan sanksi kepada penerima manfaat yang melanggar aturan yang berlaku. Terapi ini menggunakan mediasi menanam pohon, mulai dari menyiapkan lahan, menanam, merawat hingga tanaman tersebut berbuah. Dengan memberikan pendampingan untuk menjelaskan proses menanam dengan mengibaratkan dirinya manusia, manusia akan tumbuh dan berkembang dengan baik maka perlu perawatan dengan baik dan juga menanamkan rasa tanggung jawab pada ABH. Dalam pelaksanaan mix farming di Rumah Antara dilaksanakan dengan menggunakan lahan sempit pot atau pollybag yang berada di halaman Rumah Antara dengan tanaman hasil panen yang memerlukan waktu pendek seperti cabe, tomat, bunga atau yang dapat di tanam pada media yang mudah perawatannya. 4 Terapi Role Model, terapi ini akan menggunakan contoh dengan menggunakan penerima manfaat ABH yang telah berhasil karena mampu mengikuti proses rehabilitasi dengan baik. 5 Terapi Vokasional, terapi ini diarahkan pada keterampilan yang membutuhkan waktu yang singkat dan mudah untuk dilaksanakan oleh ABH. Selain untuk pengisian waktu luang bagi ABH juga dimaksudkan ABH memiliki keterampilan yang dapat membantu kemandirian ABH apabila kembali pada keluarga, seperti service HP, pembuatan gantungan baju dari sisa kabel listrik ataupun pemisahan karet dengan benangnya. Pada keterampilan vokasional ini selain memerlukan waktu yang singkat juga memiliki nilai ekonomis bila dipasarkan. Rumah Antara menjadi syarat proses penerimaan penerima manfaat klien, jadi penerima manfaat yang baru tidak langsung ditempatkan di asrama reguler dengan penerima manfaat yang sudah lebih dulu berada di panti, hal ini dikarenakan untuk mencegahnya penerima manfaat yang baru memberi pengaruh buruk yang kuat terhadap penerima manfaat yang lama seperti mentransformasikan perilaku buruk yang didapatkannya dari LAPAS, selain itu juga mencegah supaya tidak menularkan penyakit kulit.. Untuk jangka waktu penerima manfaat di Rumah Antara yaitu dari perilakunya, Pekerja Sosial akan memberikan waktu selama 2 minggu untuk berperilaku baik selama di Rumah Antara, jika penerima manfaat dapat berperilaku baik, Pekerja Sosial akan mencoba mengikutinya ke kelas bimbingan sosial, lalu jika dalam 1 minggu uji coba ke kelas bimbingan sosial menunjukkan sikap yang positif, Pekerja Sosial akan mengikutinya ke kelas salah satu keterampilan seperti las, mesin pendingin, dan otomotif. Jika penerima manfaat dapat menunjukkan sikap yang positif, penerima manfaat akan ditempatkan di asrama reguler dan melanjutkan rehabilitasi sosial yang diberikan PSMP Handayani. 2

C. Tujuan, Visi dan Misi Panti

1. Tujuan Tujuan pelayanan dan Rehabilitasi Sosial ANABH di PSMP Handayani secara umum adalah pulihnya kepribadian, sikap mental, dan kemampuan ANABH sehingga mampu melaksanakan fungsi sosialnya dalam suasana tatanan dan penghidupan sosial keluarga dan lingkungan sosialnya. 2. Visi “Menjadi mitra terbaik masyarakat dalam perlindungan sosial bagi anak nakal dan an ak berhadapan dengan hukum di Indonesia” 2 Wawancara, Dra. Sri Musfiah Pada Tanggal 14 Mei 2014 3. Misi 1. Memberikan pelayanan secara profesional 2. Membangun sumber daya manusia pegawai profesional 3. Penguatan lembaga sebagai pusat kajian dan model penanganan langsung 4. Memperluas jaringan sosial dan mempertegas kemitraan strategis 5. Penguatan partisipasi keluarga, masyarakat, dan komunitasOrsosLSM 3

D. Falsafah Lembaga

Landasan hukum : 1 Undang-undang No. 6 Tahun 1974 Tentang Ketentuan –ketentuan pokok Kesejahteraan Sosial. 2 Undang-undang No. 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak. 3 Undang-undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan dan belum menikah. 4 Undang-undang No. 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak. 5 Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 1988 Tentang UKS bagi Anak yang bermasalah. 6 Kesepakatan bersama antara Direktur Jenderal Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Departemen Sosial RI dengan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI 3 Data diambil dari File yang diberikan oleh pihak Panti Sosial Marsudi Putra Handayani pada tanggal 12 Mei 2014 tentang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Anaka Didik Pemasyarakatan. 4 4 Data diambil dari File yang diberikan oleh pihak Panti Sosial Marsudi Putra Handayani pada tanggal 12 Mei 2014.