perseorangan maka segala kegiatan cenderung untuk dilakukan sendiri, jadi sentralisasi wewenang. Apabila pada saat perusahaan
berkembang, menurut pemilik perkembangan perusahaan ini disebabkan cara manajemen yang dilakukan pada waktu
perusahaan itu berbentuk perusahaan perseorangan maka dala hal ini akan diterapkan sentralisasi wewenang. Tetapi jika pada waktu
didirikan perusahaan berbentuk CV. atau PT. maka cenderung diterapkan desentralisasi wewenang.
e. Keinginan untuk bebas Desire for independence
Jika para manajer ingin memiliki kebebasan tidak tergantung pada orang lain, maka akan dilakukan desentralisasi wewenang.
f. Teknik pengendalian Control technique
Jika sistem pengendalian baik, alat pengendalian lengkap maka akan cenderung terjadi desentralisasi wewenang. Sebaliknya jika
sistem pengendalian kurang baik, alat pengendalian tidak lengkap maka cenderung terjadi sentralisasi wewenang.
g. Pengaruh lingkungan Environmental Influence
Jika pengaruh lingkungan banyakyang perlu ditafsirkan secara intensif maka tugas-tugas penafsiran itu akan dilakukan oleh
manajer puncak, jadi diterapkanlah sentralisasi wewenang.
5. Pendelegasian Wewenang yang Efektif
Pendelegasian wewenang merupakan penugasan wewenang dan tanggung jawab kepada bawahan. Dengan adanya pendelegasian wewenang berarti semua
Universitas Sumatera Utara
keputusan tidak tersentralisasi pada pimpinan puncak. Komponen yang mendasar dalam proses pendelegasian wewenang adalah penetapan hasil-hasil yang
diharapkan, penentuan tugas dan tanggung jawab secara jelas untuk mencapai hasil yang telah diharapkan dan pertanggungjawaban hasil-hasil yang telah
dicapai. Pendelegasian wewenang tidak dapat dengan pasti diukur keefektifannya,
tetapi ada beberapa prinsip yang dapat dikembangkan agar pelaksanaan pandelegasian wewenang itu efektif. Fungsi atasan dalam hal ini adalah
menyediakan bimbingan dan informasi sehingga loyalitas bawahan akan semakin besar dalam pencapaian tujuan.
Suatu pendelegasian wewenang tidak berarti lepas dari pengawasan, hasil- hasil yang telah dicapai dapat dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan
sebagai umpan balik dan penentuan prestasi kerja. Beberapa cara untuk membantu manajer melakukan delegasi yang efektif, yaitu :
1. Menerangkan dengan jelas rencan-rencana dan kebijakan- kebijakan artinya seorang bawahan akan menyusun rencana-
rencana petunjuk atasannya. Atasan memberikan penuntun ke arah pemikiran dan rencana-rencana yang tersedia yang dapat
mempengaruhi bidang pengambilan keputusan. 2. Rincian tugas-tugas pekerjaan dan wewenang secara jelas.
3. Memilih orang yang tepat untuk pekerjaa yang ditugaskan. 4. Peliharalah garis-garis komunikasi yang terbuka.
5. Tetapkanlah alat-alat pengendalian yang baik.
Universitas Sumatera Utara
6. Berikanlah insentif bagi delegate yang efekti dan sukses. 7. Adakanlah human relations yang baik, agar jurang sosial budaya
diperkecil.
C. KOMITMEN
Ada dua pendekatan dalam merumuskan definisi komitmen dalam berorganisasi. Yang pertama melibatkan usaha untuk mengilustrasikan bahwa
komitmen dapat muncul dalam berbagai bentuk, maksudnya arti dari komitmen menjelaskan perbedaan hubungan antara anggota organisasi dan entitas lainnya
salah satunya organisasi itu sendiri. Yang kedua melibatkan usaha untuk memisahkan diantara berbagai entitas di mana individu berkembang menjadi
memiliki komitmen. Kedua pendekatan ini tidak compatible namun dapat menjelaskan definisi dari komitmen, bagaimana proses perkembangannya dan
bagaimana implikasinya terhadap individu dan organisasi Meyer Allen, 1997. Meyer dan Allen 1997 merumuskan tiga dimensi komitmen dalam
berorganisasi, yaitu: a. Komitmen Afektif
Yaitu berkaitan dengan hubungan emosional anggota terhadap organisasinya, identifikasi dengan organisasi, dan keterlibatan
anggota dengan kegiatan di organisasi. Anggota organisasi dengan komitmen afektif yang tinggi akan terus menjadi anggota dalam
organisasi karena memang memiliki keinginan untuk itu.
Universitas Sumatera Utara