BAB II URAIAN TEORITIS
A. PENELITIAN TERDAHULU
Sabrina Anggreini 1999, tentang analisis pendelegasian wewenang terhadap produktivitas karyawan pada PT. Pelabuhan Indonesia I Persero
Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendelegasian wewenang mempunyai pengaruh positif terhadap prestasi kerja karyawan pada PT.
Pelabuhan Indonesia I Persero Medan. Andri Arif 2006, melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
pendelegasian wewenang terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Satuan Harapan Samudera Indonesia Group Belawan”. Hasil penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa sistem pendelegasian wewenang berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja. Dengan demikian jika pendelegasian wewenang
dilaksanakan dengan benar maka prestasi kerja karyawan akan semakin meningkat.
B. PENDELEGASIAN WEWENANG 1. Pengertian Pendelegasian Wewenang
Organisasi dasar maupun kecil, swata maupun pemerintah, tidak mungkin dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan tanpa adanya sistem wewenang.
Mengenai pengertian wewenang itu sendiri banyak sekali pendapat para ahli
Universitas Sumatera Utara
manajemen yang saling berbeda namun pengertiannya secara garis besar tetap sama.
Menurut Hasibuan 2007:64 wewenang adalah kekuasaan yang sah dan legal yang dimiliki seseorang untuk memerintah orang lain, berbuat atau tidak
berbuat atau tidak berbuat sesuatu, kekuasaan merupakan dasar hukum yag sah dan legal untuk dapat mengerjakan sesuatu pekerjaan.
Sutarto 2001:141 berpendapat wewenang adalah hak seseorang untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas serta tanggung jawabnya dapat
dilaksanakan dengan baik. Berdasarkan defenisi di atas dapat dinyatakan bahwa wewenang merupakan kemampuan untuk mengambil tindakan yang diperlukan
agar tugas-tugas yang berhubungan dengan pencapaian tujuan dapat dilaksanakan dengan baik.
Wewenang Authority merupakan syaraf yang berfungsi sebagai penggerak dari pada kegiatan-kegiatan. Wewenang yang bersifat informal, untuk
mendapatkan kerjasama yang baik dengan bawahan. Disamping itu wewenang juga tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman dan
kepemimpinan. Wewenang berfungsi untuk menjalankan kegiatan yang ada dalam organisasi. Wewenang dapat diartikan sebagai hak untuk memerintah orang lain
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tujuan dapat tercapai. T. Hani Handoko 1999:20 membagi dua pandangan yang saling
berlawanan mengenai sumber wewenang, yaitu :
a.
Teori Formal Pandangan klasik
Menurut teori ini, wewenang ada karena seseorang diberikan atau di-
Universitas Sumatera Utara
limpahkan hal tersebut. Pandangan mengangap bahwa wewenang berasal dari tingkat masyarakat yang sangat tinggi dan kemudian secara hukum diturunkan
dari tingkat ketingkat.
b.
Teori Penerimaan acceptance theory of authority
Teori ini berpendapat bahwa wewenang seseorang timbul hanya bila hal itu diterima oleh kelompok atau individu kepada siapa wewenang tersebut
dijalankan dan ini tidak tergantung pada penerima reciver. Tanggung jawab responsibility akan menyertai wewenang authority.
Dengan kata lain, bila mana seseorang diberikan wewenang untuk melaksanakan pekerjaan tertentu maka orang tersebut mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan pekerjaannya. Penerimaan pekerjaan tersebut dikenal dengan tanggungjawab. Menurut Hasibuan 2007:70 tanggung jawab adalah keharusan
untuk melakukan semua tugas-tugas yang dibebankan kepadanya sebagai akibat dari wewenang yang diterima atau dimilikinya. Tanggung jawab ini timbul karena
adanya hubungan antara atasan delegator dan bawahan delegate, dimana atasan mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada bawahan untuk dikerjakan.
Bawahan harus benar-benar mempertanggungjawabkan wewenang yang diterimanya kepada atasan. Jika tidak sewaktu-waktu wewenang itu dapat ditarik
kembali oleh atasan dari bawahannya. Setelah adanya tugas, wewenang dan tanggung jawab pada tiap-tiap
individu maka selayaknya individu-individu tersebut setuju untuk memberikan pertanggungjawabannya atas tugas-tugas yang disreahkan kepadanya. Hal ini
berkenaan dengan kenyataan bahwa akan selalu diminta pertanggungjawabannya
Universitas Sumatera Utara
atas pemenuhan tugas dan tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya. Semua hal ini yaitu tugas, wewenang, tanggungjawab dan pertanggungjawaban
merupakan unsur-unsur dari pendelegasian wewenang. Menurut Stoner 2000:434 pendelegasian wewenang adalah pelimpahan
wewenang formal dan tanggung jawab kepada seorang bawahan untuk menyelesaikan aktivitas tertentu. Pendelegasian wewenang oleh atasan kepada
bawahan adalah perlu demi tercapainya efesiensi dari fungsi-fungsi dalam organisasi, karena tidak ada seorang atasan manapun yang dapat secara pribadi
merampungkan atau secara penuh melaksanakan dan mengawasi semua tugas organisasi.
2. Prinsip Pendelegasian Wewenang
Menurut Koontz et al. 1998:379 ada beberapa prinsip dalam pendelegasian wewenang, yaitu :
a. Prinsip pendelegasian berdasarkan hasil-hasil yang di harapkan
Wewenang dimaksudkan untuk memberikan kepada manajer sarana mengelola begitu rupa, sehingga mendekatkan kontribusi kepada tujuan-tujuan
perusahaan, maka wewenang yang didelegasiakn kepada seorang manajer harus sepadan untuk menjamin kemampuan mencapai hasil-hasil yang diharapkan.
b. Prinsip defenisi fungsional
Pengembangan departemen mengharuskan aktifitas dikelompokkan untuk memudahkan pencapaian tujuan dan manajer dari setiap sub divisi harus
mempunyai wewenang untuk mengkoordinasikan aktivitasnya dengan organisasi sebagai keseluruhan. Semakin jelas defenisihasil-hasil yang diharapkan suatu
Universitas Sumatera Utara
posisi atau departemen, aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan, wewenang organisasi yang didelegasikan dan hubungan-hubungan wewenang serta informasi
dengan posisi lain yang dipahami, maka semakin sepadanlah tanggung jawab individual dapat memberi sumbangannya kepada pencapaian tujuan organisasi.
c. Prinsip skalar
Prinsip skalar mengacu pada rantai hubungan wewenang langsung dari atasan kepada bawahan di seluruh organisasi. Wewenang organisasi yang pokok
harus terletak di suatu tempat. Semakin jelas garis wewenang dari manajer atas dalam sebuah perusahaan kepada setiap kedudukan bawahan, semakin efektiflah
tanggung jawab pembuat keputusan dan komunikasi dalam organisasi.
d. Prinsip tingkat wewenang
Defenisi fungsional ditambah dengan prinsip skalar akan menimbulkan prinsip tingkat wewenang. Prinsip tingkat wewenang akan menjadi pemeliharaan
terhadap pendelegasian yang disengaja menuntut bahwa keputusan-keputusan di dalam kompetensi wewenang perorangan harus mereka ambil dan tidak boleh
diteruskan ke atas dalam struktur organisasi. Dengan kata lain, para manajer pada setiap tingkatan harus mengambil keputusan manapun yang dapat mereka lakukan
dipandang dari sudut wewenang yang didelegasikan kepada mereka dan hanya masalah-masalah yang tidak mereka putuskan karena batas-batas wewenang yang
harus diteruskan kepada atasan.
e. Prinsip kesatuan komando
Prinsip ini menjelaskan bahwa semakin sempurna seseorang mempunyai hubungan laporan kepada atasan tunggal, semakin berkurang masalah konflik
Universitas Sumatera Utara
dalam instruksi-instruksi dan semakin besar rasa tanggung jawab pribadi terhadap hasil-hasil.
f. Prinsip kemutlakan tanggung jawab
Prinsip kemutlakan tanggung jawab menyatakan bahwa tanggung jawab atasan terhadap pelaksanaan aktivitas bawahannya dan tanggung jawab bawahan
kepada atasannya mengenai pelaksanaan tugas yang dilimpahkan kepadanya adalah mutlak. Hal ini dikarenakan tanggung jawab yang merupakan kewajiban
terhadap seseorang tidak dapat didelegasikan.
g. Prinsip keseimbangan wewenang dan tanggung jawab
Prinsip ini menyatakan bahwa karena wewenang adalah hak yang boleh dipergunakan menurut kebijakan sendiri untuk menjalankan tugas-tugas dan
karena tanggung jawab adalah kewajiban untuk menyelesaikan maka secara logis wewenang harus seimbang dengan tanggung jawab.
3. Peranan Pendelegasian Wewenang
Pendelegasian wewenang mempunyai pengaruh yang sangat besar di - dalam suatu organisasi. Tanpa adanya pendelegasian wewenang akan
mengakibatkan tersendatnya kegiatan dalam pencapaian tujuan organisasi. Menurut Stoner 2000:446 beberapa peranan pendelegasian wewenang
dalam organisasi adalah : a. Dengan adanya pendelegasian wewenang karyawan dapat
melakukan tugas-tugas yang pokok dan strategis bagi kelangsungan organisasi. Semakin banyak tugas karyawan yang
dapat didelegasikan maka semakin besar peluangnya untuk
Universitas Sumatera Utara
mencari dan menerima tanggung jawab dari manajer. Jadi manajer berusaha mendelegasikan wewenang bukan hanya pada hal-hal
yang rutin saja melainkan juga tugas-tugas yang membutuhkan pikiran dan prakarsa sehingga karyawan dapat berfungsi maksimal
bagi organisasi. b. Dengan adanya pendelegasian wewenang manajer akan mendapat
hasil keputusan yang lebih akurat dan lebih baik karena para karyawanlah yang paling dekat dengan pokok permasalahannya.
Meski cenderung memiliki suatu pandangan yang jelas tentang fakta-fakta yang diperlukan dalam mengambil keputusan.
c. Melalui pendelegasian wewenang keputusan dapat lebih cepat diambil karena tidak harus meminta persetujuan dari atasan.
Apabila para bawahan tidak memiliki wewenang yang cukup untuk mengambil keputusan dalam suatu persoalan maka ia akan selalu
bertanya kepada atasannya. Hal ini tentu saja akan memakan waktu yang tidak sedikit, oleh karena itu bawahan perlu diberi wewenang
untuk mengambil keputusan. d. Pendelegasian wewenang menyebabkan rasa tanggung jawab dan
inisiatif terhadap organisasi menjadi lebih besar. Pejabat yang memiliki wewenang, tanpa menunggu perintah apabila
menemukan masalah yang masih dalam batas wewenangnya akan berupaya menemukan jalan keluar terhadap penyelesaian masalah
tersebut.
Universitas Sumatera Utara
e. Adanya pendelegasian wewenang merupakan latihan bagi para anggota organisasi apabila kelak ia menduduki jabatan yang lebih
tinggi. Anggota organisasi yang tidak pernah diberi wewenang yang lebih besar maka apabila ia menduduki jabatan yang lebih
tinggi akan menjadi canggung dan perlu waktu lama untuk menyesuaikan diri.
f. Pendelegasian wewenang mengakibatkan komunitas pekerjaan akan dapat lebih terjamin. Hal ini dapat terlihat jika ada salah satu
anggota organisasi yang berhalangan untuk melaksanakan pekerjaannya, maka dengan adanya pendelegasian wewenang tugas
terrsebut dapat diambil alih sehingga kontinuitas organisasi tidak akan terganggu.
4. Sentralisasi dan Desentralisasi Wewenang dalam Perusahaan
Pemimpin mutlak harus melakukan pendelegasian wewenang kepada para bawahannya karena delegation of authority merupakan “kunci dan dinamika
perusahaan atau organisasi”. Proses manajemen baru berjalan setelah pendelegasian wewenang dilakukan oleh manajer.
Sentralisasi dan desentralisasi mutlak dalam manajemen tidak dapat dilakukan karena berarti manajemen tidak ada lagi. Sentralisasi mutlak, artinya
jika semua 100 wewenang itu masih tetap dikuasai sepenuhnya oleh manajer puncak. Tidak ada pendelegasian wewenang yang dilakukan. Desentralisasi
mutlak, diartikan jika semua 100 wewenang manajer puncak didelegasiakan kepada bawahan. Rahasia jabatan tidak ada lagi. Dengan demikian pengertian
Universitas Sumatera Utara
sentralisasi adalah jika sebagian besar wewenang masih tetap dipegang oleh manajer puncak atau hanya sebagian kecil wewenang yang didelegasikan seluruh
struktur organisasi. Sedangkan desentralisasi adalah jika sebagian kecil wewenang dipegang oleh manajer puncak, atau sebagian besar wewenang manajer puncak
didelegasikannya kepada seluruh struktur organisasi. Menurut Hasibuan 2007:81 ada beberapa faktor yang menentukan
tingkat delegasi wewenang, apakah termasuk sentralisasi ataukah desentralisasi, antara lain :
a. Mahalnya keputusan Costliness of decision
Jika keputusan-keputusan itu mahal, penting, dan resikonya besar, hanya bisa diputuskan oleh manajer puncak saja maka dalam hal
ini terjadi sentralisasi wewenang.
b. Keseragaman kebijaksanaan Uniformity of policies
Jika kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan hendak diseragamkan maka harus ditetapkan secara sentral, jadi
sentralisasi wewenang.
c. Kemajuan perusahaan Business dynamics
Jika menginginkan perusahaan maju dan berkembang maka harus disertai dengan kebebasan bawahan untuk mengembangkan diri,
jadi desentralisasi wewenang.
d. Kemajuan perusahaan History of business
Tergantung pada tumbuh dan berdirinya perusahaan. Jika perusahaan pada waktu didirikan berbentuk perusahaan
Universitas Sumatera Utara
perseorangan maka segala kegiatan cenderung untuk dilakukan sendiri, jadi sentralisasi wewenang. Apabila pada saat perusahaan
berkembang, menurut pemilik perkembangan perusahaan ini disebabkan cara manajemen yang dilakukan pada waktu
perusahaan itu berbentuk perusahaan perseorangan maka dala hal ini akan diterapkan sentralisasi wewenang. Tetapi jika pada waktu
didirikan perusahaan berbentuk CV. atau PT. maka cenderung diterapkan desentralisasi wewenang.
e. Keinginan untuk bebas Desire for independence
Jika para manajer ingin memiliki kebebasan tidak tergantung pada orang lain, maka akan dilakukan desentralisasi wewenang.
f. Teknik pengendalian Control technique
Jika sistem pengendalian baik, alat pengendalian lengkap maka akan cenderung terjadi desentralisasi wewenang. Sebaliknya jika
sistem pengendalian kurang baik, alat pengendalian tidak lengkap maka cenderung terjadi sentralisasi wewenang.
g. Pengaruh lingkungan Environmental Influence
Jika pengaruh lingkungan banyakyang perlu ditafsirkan secara intensif maka tugas-tugas penafsiran itu akan dilakukan oleh
manajer puncak, jadi diterapkanlah sentralisasi wewenang.
5. Pendelegasian Wewenang yang Efektif
Pendelegasian wewenang merupakan penugasan wewenang dan tanggung jawab kepada bawahan. Dengan adanya pendelegasian wewenang berarti semua
Universitas Sumatera Utara
keputusan tidak tersentralisasi pada pimpinan puncak. Komponen yang mendasar dalam proses pendelegasian wewenang adalah penetapan hasil-hasil yang
diharapkan, penentuan tugas dan tanggung jawab secara jelas untuk mencapai hasil yang telah diharapkan dan pertanggungjawaban hasil-hasil yang telah
dicapai. Pendelegasian wewenang tidak dapat dengan pasti diukur keefektifannya,
tetapi ada beberapa prinsip yang dapat dikembangkan agar pelaksanaan pandelegasian wewenang itu efektif. Fungsi atasan dalam hal ini adalah
menyediakan bimbingan dan informasi sehingga loyalitas bawahan akan semakin besar dalam pencapaian tujuan.
Suatu pendelegasian wewenang tidak berarti lepas dari pengawasan, hasil- hasil yang telah dicapai dapat dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan
sebagai umpan balik dan penentuan prestasi kerja. Beberapa cara untuk membantu manajer melakukan delegasi yang efektif, yaitu :
1. Menerangkan dengan jelas rencan-rencana dan kebijakan- kebijakan artinya seorang bawahan akan menyusun rencana-
rencana petunjuk atasannya. Atasan memberikan penuntun ke arah pemikiran dan rencana-rencana yang tersedia yang dapat
mempengaruhi bidang pengambilan keputusan. 2. Rincian tugas-tugas pekerjaan dan wewenang secara jelas.
3. Memilih orang yang tepat untuk pekerjaa yang ditugaskan. 4. Peliharalah garis-garis komunikasi yang terbuka.
5. Tetapkanlah alat-alat pengendalian yang baik.
Universitas Sumatera Utara
6. Berikanlah insentif bagi delegate yang efekti dan sukses. 7. Adakanlah human relations yang baik, agar jurang sosial budaya
diperkecil.
C. KOMITMEN
Ada dua pendekatan dalam merumuskan definisi komitmen dalam berorganisasi. Yang pertama melibatkan usaha untuk mengilustrasikan bahwa
komitmen dapat muncul dalam berbagai bentuk, maksudnya arti dari komitmen menjelaskan perbedaan hubungan antara anggota organisasi dan entitas lainnya
salah satunya organisasi itu sendiri. Yang kedua melibatkan usaha untuk memisahkan diantara berbagai entitas di mana individu berkembang menjadi
memiliki komitmen. Kedua pendekatan ini tidak compatible namun dapat menjelaskan definisi dari komitmen, bagaimana proses perkembangannya dan
bagaimana implikasinya terhadap individu dan organisasi Meyer Allen, 1997. Meyer dan Allen 1997 merumuskan tiga dimensi komitmen dalam
berorganisasi, yaitu: a. Komitmen Afektif
Yaitu berkaitan dengan hubungan emosional anggota terhadap organisasinya, identifikasi dengan organisasi, dan keterlibatan
anggota dengan kegiatan di organisasi. Anggota organisasi dengan komitmen afektif yang tinggi akan terus menjadi anggota dalam
organisasi karena memang memiliki keinginan untuk itu.
Universitas Sumatera Utara
b. Komitmen Berkelanjutan Yaitu berkaitan dengan kesadaran anggota organisasi akan
mengalami kerugian jika meninggalkan organisasi. Anggota organisasi dengan komitmen berkelanjutan yang tinggi akan terus
menjadi anggota dalam organisasi karena mereka memiliki kebutuhan untuk menjadi anggota organisasi tersebut.
c. Komitmen Normatif
Yaitu menggambarkan perasaan keterikatan untuk terus berada dalam organisasi. Anggota organisasi dengan komitmen normatif
yang tinggi akan terus menjadi anggota dalam organisasi karena merasa dirinya harus berada dalam organisasi tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen dalam berorganisasi karakteristik pribadi individu, karakteristik organisasi, dan pengalaman selama
berorganisasi Allen Meyer, 1997, yaitu : 1. Yang termasuk ke dalam karakteristik organisasi adalah struktur
organisasi, desain kebijaksanaan dalam organisasi, dan bagaimana kebijaksanaan organisasi tersebut disosialisasikan.
2. Karakteristik pribadi terbagi ke dalam dua variabel, yaitu variabel demografis dan variabel disposisional. Variabel demografis
mencakup gender, usia, status pernikahan, tingkat pendidikan, dan lamanya seseorang bekerja pada suatu organisasi. Dalam beberapa
penelitian ditemukan adanya hubungan antara variabel demografis tersebut dan komitmen berorganisasi, namun ada pula beberapa
Universitas Sumatera Utara
penelitian yang menyatakan bahwa hubungan tersebut tidak terlalu kuat Aven Parker, McEvoy; Mathieu Zajac dalam Allen
Meyer, 1997. Variabel disposisional mencakup kepribadian dan nilai yang dimiliki anggota organisasi Allen Meyer, 1997.
3. Pengalaman berorganisasi tercakup ke dalam kepuasan dan motivasi anggota organisasi selama berada dalam organisasi,
perannya dalam organisasi tersebut, dan hubungan antara anggota organisasi dengan supervisor atau pemimpinnya Allen Meyer,
1997.
D. Prestasi Kerja