Uji Normalitas Data Uji Heteroskedastisitas Uji Multikolinieritas

Sangat Setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju dan Tidak Setuju. e. Pada butir 5 volume pekerjaan sudah sesuai 10 menjawab Kurang Setuju, 50 menjawab Setuju, dan 40 menjawab Sangat Setuju. Pada butir ini tidak ada yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju dan Tidak Setuju. f. Pada butir 6 mampu menangani beban pekerjaan 12,5 menjawab Kurang Setuju, 65 menjawab Setuju, 22,5 menjawab Sangat Setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju dan Tidak Setuju.

D. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas data dilakukan agar terlihat sebaran data yang akan dianalisis berdistribusi normal atau tidak, karena model regresi yang baik adalah data berdistribusi normal atau mendekati normal, hasil pengujian normalitas data dapat dilihat pada Gambar 4.1 dibawah ini : Gambar 4.1 : Uji Normalitas Data Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2009 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dijelaskan bahwa titik-titik terlihat searah mengikuti garis diagonal, sehingga dapat dijelaskan bahwa sebaran data adalah berdistribusi normal. Penjelasan ini diperkuat dengan pendapat Nugroho 2005:24 yang menyatakan, “Suatu variabel dikatakan normal jika gambar berdistribusi dengan titik-titik data yang menyebar disekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal”.

2. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terjadi varians gangguan berbeda dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika terjadi maka terdapat heteroskedastisitas, model yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Deteksi dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot. Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut ini : Gambar 4.2 : Uji Heteroskedastisitas Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 2009 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan grafik scatter plot dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak di atas sumbu Y, sehingga dapat dinyatakan regresi tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas. Artinya model regresi layak untuk memprediksi Variabel Prestasi Kerja Y berdasarkan Pendelegasian Wewenang X 1 dan Komitmen X 2 pada bagian Sumber Daya Manusia SDM PT. Perkebunan nusantara IV Medan.

3. Uji Multikolinieritas

Pengujian multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas, jika terdapat korelasi maka telah terjadi problem multikolinieritas. Model regresi yang baik adalah tidak terdapat multikolinieritas. Untuk mengetahuinya dapat dilihat melalui nilai Variance Inflation Factor VIF. Menurut Uyanto 2006:58 “Jika nilai Variance Inflation Factor VIF tidak lebih dari 5, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas”. Hasil pengujian multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut ini: Tabel 4.13 Uji Multikolinieritas Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 2009 Berdasarkan Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa masing-masing variabel mempunyai angka VIF dibawah 5, hal ini menunjukkan tidak terjadi multikolinieritas. Collinearity Statistics Tolerance VIF .465 2.152 .465 2.152 Universitas Sumatera Utara Hasil pengujian statistik dengan model regresi linier berganda tidak terdapat pelanggaran asumsi klasik sehingga model regresi linier berganda dapat digunakan sebagai alat uji statistik dalam penelitian ini.

E. Metode Analisis Statistik