Gambaran Umum Tempat Penelitian
7. Gambaran upaya penanganan dismenore dengan non farmakologi
Tabel 5.7 Distribusi frekuensi upaya penanganan dismenore
dengan cara non farmakologi
Upaya penanganan dismenore Frekuensi
Persentase
Menarik nafas dalam 38
29,5 Teknik distraksi
65 50,4
Kompres hangat 41
31,8 Mandi dengan air hangat
20 15,5
Pengobatan herbal 51
39,5 Teknik guided imagery
34 26,4
Mengolesi balsem atau lotion hangat 34
26,4 Pemijatan
25 19,4
Melakukan posisi knee chest 40
31,0 Olah raga
30 23,3
Istirahat total atau tidur 60
46,5 Lain
– lain 2
1,6 Berdasarkan tabel 5.7 distribusi frekuensi upaya penanganan
dismenore dengan cara non farmakologi bahwa yang dilakukan oleh siswi SMK Arjuna Depok yaitu sebanyak 65 50,4 siswi melakukan teknik
distraksi, 60 46,5 siswi melakukan istirahat atau tidur, 51 39,5 siswi melakukan pengobatan herbal dengan cara minum jamu kunyit asem,
41 31,8 siswi menggunakan kompres hangat, 40 31 siswi melakukan posisi knee chest , 38 29,5 siswi melakukan teknik menarik
nafas dalam, 34 26,4 siswi melakukan teknik guided imagery, 34 26,4 siswi mengolesi balsem atau lotin penghangat, 30 23,3 siswi
melakukan olah raga, 25 19,4 siswi melakukan pemijatan, 20 15,5 siswi melakukan mandi dengan air hangat, dan 2 1,6 siswi melakukan
dengan cara lainnya yaitu minum air bersoda.
8. Gambaran upaya penanganan dismenore dengan farmakologi
Tabel 5. 8 Distribusi frekuensi upaya penanganan dismenore
dengan cara farmakologi Upaya penanganan dismenore
Frekuensi Persentase
Minum obat anti nyeri dari obat-obat warung Feminax
10 7,75
Panadol 4
3,1 Biogesic
2 1,55
Lain-lain Total
16 12,4
Minum obat anti nyeri dari resep dokter Asetaminofen
Asam mefenamat Aspirin
Lain-lain Total
Berdasarkan tabel 5.8 distribusi frekuensi upaya penanganan dismenore dengan cara farmakologi bahwa 16 12,4 siswi meminum obat
anti nyeri dari obat-obat warung yang meliputi 10 siswi meminum Feminax, 4 siswi meminum Panadol, 2 siswi meminum Biogesik dan tidak ada satu
pun siswi yang meminum obat anti nyeri dari resep dokter.