Klasifikasi Dismenore Konsep Dismenore

menstimulasi perkembangan folikel de graaf ovarium dan produksi estrogennya. Kadar estrogen mulai menurun dan Gn-RH hipotalamus memicu hipofisis anterior untuk mengeluarkan lutenizing hormone LH. LH mencapai puncak pada sekitar hari ke-13 atau ke-14 dari siklus 28 hari. Apabila tidak terjadi fertilisasi dan implantasi ovum pada masa ini, korpus luteum menyusut, oleh karena itu kadar estrogen dan progesteron menurun, maka terjadi menstruasi Bobak, 2004. e. Faktor pengetahuan Dismenore yang timbul pada remaja putri merupakan dampak dari kurang pengetahuannya mereka tentang dismenore. Terlebih jika mereka tidak mendapatkan informasi tersebut sejak dini. Mereka yang memiliki informasi kurang menganggap bahwa keadaan itu sebagai permasalahan yang dapat menyulitkan mereka. Mereka tidak siap dalam menghadapi menstruasi dan segala hal yang akan dialami oleh remaja putri Wiknjosastro, 1999. Pengalaman tidak menyenangkan pada seorang perempuan terhadap peristiwa menstruasinya menimbulkan beberapa tingkah laku patologis. Pada umumnya mereka akan diliputi kecemasan sebagai bentuk penolakan pada fungsi fisik dan psikisnya. Apabila keadaan ini terus berlanjut, maka mengakibatkan gangguan menstruasi. Gangguan menstruasi yang banyak dialami adalah kesakitan pada saat menstruasi yaitu nyeri haid atau dismenore Kartono K, 2006.

5. Tanda dan Gejala Dismenore

Tanda dan gejala umum dismenore adalah nyeri yang timbul tidak lama sebelum atau bersama-sama dengan permulaan menstruasi. Biasanya nyeri pada perut bagian bawah yang bisa menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai, nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang-timbul atau sebagai nyeri yang terus-menerus, dapat berlangsung dalam beberapa jam sampai beberapa hari. Gejala-gejala yang menyertai berupa mual, muntah, sakit kepala, diare dan perubahan emosional Wiknjosastro, 1999. Dismenore tidak selalu berhubungan dengan terganggunya organ reproduksi, tetapi keadaan ini tetap membutuhkan perhatian melakukan pemeriksaan organ reproduksi Kasdu, 2004.

6. Upaya Penanganan Dismenore

Terdapat beberapa cara dalam menangani dismenore, untuk membantu mengurangi rasa nyeri menstruasidapat dilakukan dengan cara non farmakologi dan farmakologi, yaitu : a. Non farmakologi Pengompresan dengan air hangat, ketika nyeri menstruasi datang, lakukan pengompresan menggunakan air hangat di perut bagian bawah karena dapat membantu merilekskan otot-otot dan sistem saraf. Selain itu mandi air hangat dan mengolesi bagian yang nyeri dengan balsem atau lotion penghangat dapat juga dilakukan untuk menurunkan nyeri Taruna, 2003. Respon fisiologis yang ditimbulkan dari teknik ini adalah vasodilatasi atau pelebaran pembuluh darah, sehingga dapat meningkatkan aliran darah ke bagian tubuh yang sakit dan mampu menurunkan viskositas yang dapat mengurangi ketegangan otot,