Tanda-tanda Penuaan Konsep Menua Sehat 1 Pengertian

12 Tidak satu teori pun mampu menjelaskan penuaan secara universal. Meskipun penuaan merupakan proses yang universal, tidak seorang pun mengetahui penyebabnya atau mengapa manusia menjadi tua pada usia yang berbeda-beda. Nugroho , 2000. 2.2. Konsep Menua Sehat 2.2.1 Pengertian Menurut Darmojo. B 1994 tujuan hidup manusia ialah menjadi tua tetapi tetap sehat Healthy aging. Healthy Aging artinya menjadi tua dalam keadaan sehat. 1. Endogenic Aging faktor endogen. Proses seperti jam yang terus berputar. 2. Faktor Exogenik. Dimana seseorang hidup dan faktor sosial budaya merupakan faktor resiko. Jadi tugas dan tujuan gerontologigeriatri yaitu menuju menua sehat dengan jalan P4 bidang kesehatan yaitu: 1. Peningkatan mutu kesehatan promotion. 2. Pencegahan penyakit Prevention. 3. Pengobatan penyakit Curative. 4. Pemulihan kesehatan Rehalibitatition. Darmojo B, 2004.

2.2.2. Tanda-tanda Penuaan

Pada tahun 1977 Birren Clan Jenner mengusulkan untuk membedakan antara: Nurhayati : Pengaruh Karakteristik Individu Terhadap Pemanfaatan Posyandu Usila dan Hubungannya dengan Kemandirian Usia Lanjut di Puskesmas Helvetia Medan. USU e-Repository © 2008. 13 1. Usia biologis: yaitu jangka waktu seseorang sejak lahir sampai masa tua berada dalam keadaan hidup. 2. Usia psikologis: yaitu kemampuan seseorang untuk mengadakan penyesuaian- penyesuaian kepada situasi yang dihadapinya. 3. Usia sosial: yaitu peran yang diharapkan atau diberikan masyarakat kepada seseorang sehubungan dengan usianya. Ketiga hal tersebut saling mempengaruhi dan prosesnya saling berkaitan. Menjadi tua ditandai oleh kemunduran-kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik antara lain: 1. Rambut mulai beruban dan menjadi putih. Rambut berkembang dalam salah satu lapisan epidermal tetapi kadang-kadang dilekatkan dalam dermis. Setiap rambut terdiri dari akar, batang, tangkai dan folikel. Melanosit pada batang rambut memberikan warna. Kuantitas, kualitas dan distribusi rambut berubah sesuai usia. Terdapat suatu pengurangan rambut umum dari perifer sampai kepusat tubuh. Rambut pada kulit kepala, ekstremitas, aksila dan pubis berkurang dan menipis. Rambut pada lubang hidung, telinga dan alis mata menjadi kasar dan tebal. 2. Kulit mulai mengendur dan pada wajah timbul keriput serta garis-garis yang menetap. Sedikit kolagen dibentuk pada proses penuaan dan terdapat penurunan jaringan elastik, mengakibatkan penampilan yang lebih keriput. Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak. Tekstur kulit lebih kering karena kelenjar eksokrin lebih sedikit dan penurunan aktivitas kelenjar eksokrin Nurhayati : Pengaruh Karakteristik Individu Terhadap Pemanfaatan Posyandu Usila dan Hubungannya dengan Kemandirian Usia Lanjut di Puskesmas Helvetia Medan. USU e-Repository © 2008. 14 maupun kelenjar sebasea. Degenerasi menyeluruh jaringan penyambung, disertai dengan penurunan cairan tubuh total, menimbulkan penurunan turgor kulit. 3. Penglihatan dan pendengaran berkurang. Gangguan penglihatan pada usila biasanya disebabkan oleh degenerasi makularsenilis, katarak dan glaukoma. Gangguan pendengaran pada usia lanjut disebut dengan presbikusis. Gangguan pendengaran yang terjadi dapat dipantau dengan audio meter. Laki-laki umumnya lebih sering menderita presbikusis dari pada perempuan. Presbikusis merupakan hasil interaksi antara faktor genetik individu dengan faktor eksternal seperti pajanan suara berisik terus-menerus, obat ototoksik, penyakit sistemik serta arteriosklerosis vertebrobasiler. 4. Mudah lelah. Disebabkan oleh faktor psikologis perasaan bosan, keletihan atau perasaan depresi, gangguan organis anemia, kekurangan vitamin, perubahan pada tulang, gangguan pencernaan, kelainan metabolisme, gangguan ginjal dengan uremiagangguan faal hati dan gangguan sistem peredaran darah jantung dan pengaruh obat-obatan obat penenang, obat jantung yang melelahkan daya kerja otot. 5. Gigi tanggal. Gigi mengalami perubahan morfologik degeneratif antara lain perubahan atrofik pada rahang, sehingga gigi lebih mudah tanggal. Perubahan atrofik juga terjadi pada mukosa, kelenjar dan otot-otot pencernaan. Berbagai perubahan Nurhayati : Pengaruh Karakteristik Individu Terhadap Pemanfaatan Posyandu Usila dan Hubungannya dengan Kemandirian Usia Lanjut di Puskesmas Helvetia Medan. USU e-Repository © 2008. 15 morfologik akan menyebabkan perubahan fungsional sampai perubahan patologik, diantaranya ganguan mengunyah dan menelan, perubahan nafsu makan sampai pada penyakit. 6. Gerakan menjadi lamban dan kurang lincah. Keterbatasan gerak seringkali membuat usila kehilangan kemandirian baik secara fisik dan mental, sehingga mereka harus bergantung pada orang lain. 7. Kerampingan tubuh menghilang, disana-sini terjadi penimbunan lemak terutama dibagian perut dan pinggul. Proses metabolisme yang menurun pada usila, bila tidak diimbangi dengan peningkatan aktivitas fisik atau penurunan jumlah makanan, sehingga kalori yang berlebihan akan diubah menjadi lemak yang akan mengakibatkan kegemukan. Kebutuhan energi pada usila menurun sehubungan dengan penurunann metabolisme basal sel-sel banyak yang inaktif dan kegiatan fisik cenderung menurun. Kebutuhan kalori akan menurun sekitar 5 pada usia 40- 49 tahun dan 10 pada usia 50-59 tahun serta 60-69 tahun. Depkes RI, 2001.

2.2.3. Faktor yang mempengaruhi penuaan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Karakteristik Individu terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia di Puskesmas Tegal Sari Kota Medan Tahun 2005

0 34 84

Pengarah Karakteristik dan Persepsi Usila Tentang Posyandu Usia Lanjut Terhadap Pemanfaatannya di Kelurahan Sei Agul dan Karang Berombak Wilayah Kerja Puskesmas Sei Agul Kecamatan Medan Barat Tahun 2006

0 27 106

Pengaruh Persepsi tentang Posyandu Usila terhadap Tingkat Pemanfaatan Posyandu Usila di Puskesmas Martoba Kota Pematangsiantar Tahun 2010

1 44 94

Pengaruh Ketersediaan Sarana, Pengetahuan Dan Sikap Lanjut Usia (Lansia) Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan

0 0 18

Pengaruh Ketersediaan Sarana, Pengetahuan Dan Sikap Lanjut Usia (Lansia) Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan

0 0 2

Pengaruh Ketersediaan Sarana, Pengetahuan Dan Sikap Lanjut Usia (Lansia) Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan

0 0 8

Pengaruh Ketersediaan Sarana, Pengetahuan Dan Sikap Lanjut Usia (Lansia) Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan

0 0 26

Pengaruh Ketersediaan Sarana, Pengetahuan Dan Sikap Lanjut Usia (Lansia) Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan Chapter III VI

0 0 42

Pengaruh Ketersediaan Sarana, Pengetahuan Dan Sikap Lanjut Usia (Lansia) Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kota Medan

0 0 3

Persepsi Keluarga Lansia tentang Posyandu Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kecamatan Medan Helvetia

0 0 12